How to Save a Life part 19

178 7 1
                                    

~there's must be a way~

"uhh. . sylvie? ka. . kamu dimana?" tanyaku perlahan

"ray. . bangun . . sayang. . aku disini" balasnya perlahan sambil meraba pipiku

aku pun membuka mataku perlahan. . tubuhku yang mulai terbangun dari tidurku mulai merasakan kehangatan dan terangnya sinar matahari yang masuk melalui jendelaku. sylvie tampak masih terbaring di sebelahku sambil tersenyum manis ke arahku.

"uuh. . sayangku bangunnya siang deh" katanya sambil tersenyum

"uh. . ki. . kita tidak benar - benar berhubungan badan kan?" tanyaku polos

"eh? ka. .kamu kok tiba - tiba tanya begitu? ti. . tidak aku rasa. ." katanya dengan wajah yang memerah

"lu. .lupakan saja. . uuh selamat pagi sayangku" kataku sambil mencubit pipinya

hihi. . mau aku buatkan sarapan ray?" tanya sylvie

"aw. . kamu perhatian sekali sih. . haha. . tidak, ayo kita buat sarapan sama - sama" kataku

ia pun hanya dapat tersenyum sambil beranjak dari kasur. sylvie tampak jauh lebih dewasa ketika ia membiarkan rambut panjangnya terurai serta dengan dress transparan yang ia kenakan.

"uuu sylvieku. ." bisikku perlahan sambil memeluk tubuh mungilnya dari belakang

"ee. . eh? r. . ray . ." katanya

"kamu kok bisa memikirkan untuk membeli baju seperti ini sih?" kataku penasaran

"eeeeh. . . w. . waktu itu. . kamu jangan berpikiran mesum dulu. . i. . ini ditawarkan oleh tante aurel. . a.  aku hanya meminta baju yang nyaman untuk tidur. . i. .itu saja. ." katanya

"ah masa?? padahal kan banyak baju dress yang diberikan ibu itu juga nyaman kalau dipake tidur. ." kataku menggodanya

"ehh. . itu. . ray. . um . . tidur. ." katanya sambil memalingkan mukanya

"hihi uhh. . gemes deh" kataku sambil mencium pipinya

"kamu tidak pernah bosan ya menggodaku. ." katanya dengan wajah kesal

"haha sudah. . hari ini kita mau kemana sayang?" kataku

"hmm. . salju sudah tidak turun dan cuacanya juga sudah menjadi hangat. . bagaimana kalau kita keluar rumah. . ray?" katanya

setelah sylvie berkata begitu, aku pun memandang keluar jendelaku kembali. seluruh warna putih yang kita lihat beberapa waktu terakhir kini sudah berubah menjadi warna kehijauan dan banyak dilengkapi kicauan burung dan suara anak - anak yang berlarian di sekitaran rumah kami.

"hmm. . tampaknya ide yang bagus. . klinik juga tidak buka hari ini. . hmm dan. . untuk membicarakan apa yang bisa. . uh kita lakukan. ." kataku perlahan

". . . .iya. ." jawabnya sambil menundukkan wajahnya

aku mengangkat wajah sylvie sambil tersenyum padanya. sylvie pun tampak sedikit tersenyum sambil ia memegangi tanganku di pipinya. 

"mung. .kin kita bisa minta pertolongan kak Nephy? atau paman Ferrum?" katanya

"huft. .a. .aku merasa tidak ingin. . melibatkan orang lain. ." kataku

"melibatkanku dalam hal apa?" 

kami berdua pun tersentak seketika, sylvie segera berlari dan mengambil selimut kami dan menutupi tubuhnya dengan selimut itu.

*klek*

tiba - tiba Nephy sudah muncul dari balik pintu kamar itu dengan nada bicaranya yang sangat bersemangat seperti biasanya.

How To Save A Life (Teaching Feeling)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang