~ Let me Go~
"s. . sylvie hanya ingin mencari udara segar . . papa. . s. . sylvie tidak bisa tidur" kataku
"oh. . yasudah silahkan berjalan - jalan nak. . jangan berpikir untuk melarikan diri lagi ya. . aku sudah mengunci semua pintu keluar di rumah ini. ." kata dengan tenang
robert pun kembali memejamkan matanya dan mulai mendengkur lagi.
"ugh. . a. . aku sangat ingin sekali memukul wajahnya yang mengesalkan itu" pikirku
rumah robert terlihat sangatlah sunyi setelah semua pembantu yang ia pekerjakan pulang ke rumahnya masing - masing. aku pun terus berjalan, mencoba menemukan kamar dari tuan rumah itu. rumah itu banyak dipenuhi lukisan - lukisan yang bermacam - macam.
"kenapa ia mau tinggal di rumah sebesar ini sendirian. . ya?" pikirku
hingga akhirnya aku terdiam ketika aku sampai di sebuah ruangan besar dengan banyak buku dan perapian yang menyala. mataku tak bisa kualihkan dari sebuah lukisan besar yang terdapat di atas perapian tersebut.
"i. .ini?" kataku perlahan
aku melihat sebuah lukisan yang menggambarkan seorang pria yang terlihat mirp denga robert, yang sedang duduk di atas kursi yang besar didampingi seorang wanita yang terlihat sangat cantik dan elegant dengan rambut abu kehitaman dan mata berwarna gelap. . mirip seperti wajahku.
"a. . apa ini?" pikirku
*klek*
"sylvie. . dimana kamu?" kata robert sambil berjalan keluar dari kamarku yang terletak di ujung lorong itu.
aku sedikit terkejut dan dengan cepat berlari menuju sebuah pintu di dekat lukisan besar itu. langkah kaki robert terdengar semakin lama semakin mendekat dan cepat.
"sylvie. . kamu dimana? ayo kita tidur lagi. .papa sudah mengantuk. ." katanya
aku pun tidak menghiraukan ucapannya sambil kembali melihat ruangan di sekelilingku itu. ruangan itu tampak seperti ruang kantor dengan sebuah meja besar di tengah lengkap dengan berbagai patung hiasan di atasnya.
"a. .apa mungkin robert menyimpan surat itu disini? pikirku
namun sebelum aku memikirkan untuk bertindak dan mencari surat itu, aku memutuskan untuk mencari tempat bersembunyi terlebih dahulu. suara langkah kaki robert terus terdengar dari luar ruangan itu. aku pun secara refleks berlari dan bersembunyi di balik meja kerja besar di tengah ruangan itu.
"aduh. . pintar sekali sylvie. . bersembunyi disini. . sudah jelas ia akan mengecek di bawah sini" pikirku
jantungku berdetak kencang ketika aku mendengan suara langkah kaki robert sudah berada di depan pintu itu.
*klek*
pintu itu pun terbuka perlahan diiringi dengan suara langkah kaki robert yang perlahan terdengar semakin mendekat.
"sylvie?? kamu ada disini? jangan buat papa marah lho sama kamu. . kamu tidak akan suka papa kalau marah kan?" katanya
aku menutup mulutku untuk mencegah robert mendengar suara nafasku yang mulai tidak beraturan. beberapa saat kemudian suara langkah kaki robert pun kembali terdengar. . menjauh dari tempatku berada hingga keluar dari ruangan itu.
"haah. . haah. . t. . tenang sylvie. . tenang" kataku perlahan
aku pun perlahan merangkak keluar dari meja itu sambil terus memegangi dadaku yang sedikit sesak. sesaat setelah aku berdiri, aku merasakan perasaan panas dan perih pada vaginaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Save A Life (Teaching Feeling)
Fanficcerita ini berkisah tentang seorang dokter yang mengadopsi seorang gadis "bekas" budak dimana kehidupan lamanya sungguh tersiksa dan penuh dengan kepedihan. namun setelah bertemu dan diadopsi, gadis ini mulai mempelajari tentang "perasaan" serta ber...