How to Save a Life part 6

388 12 0
                                    

~wounds. . from the past~

"tu.. tuan. . m. . maksudku, ray. . um. . aku sudah membersihkan peralatanmu. . um aku letakkan dimana?" kataku

"ah. . kamu bisa? hati - hati nanti jarimu bisa terluka seperti jariku dulu.." katanya sambil menunjukkan jarinya yang sudah mulai sembuh

". . baiklah. . sylvie akan lebih berhati - hati" kataku

"oh iya, tampaknya kita harus pergi keluar lagi. . kita mulai kehabisan stok makanan, habis semua dimakan olehmu saat kamu sakit kemarin" katanya dengan nada bercanda

"aku. . tidak serakus itu . ." balasku dengan ekspresi datar

"haha. . tidak apa - apa, kamu malah bagus kalau terlihat lebih berisi. . " katanya

seperti biasa, kami pun melakukan bersih - bersih rumah total di saat ray tidak bekerja.

"um . . r. . ray?" kataku perlahan sambil menata peralatan miliknya

"hm? iya?" balasnya

"apakah bekerja sepertimu itu melelahkan?" tanyaku

"huft. . bagaimana ya? kamu tau sendiri aku dojter satu - satunya. . kalau aku tidak kuat dan menyerah, siapa yang akan mengobati mereka? siapa yang akan membiayai makan kita? siapa yang akan merawat sylvie kalau sakit? nanti aku tidak bisa melihat sylvie tersenyum lagi. ." balas ray sambil tertawa kecil

"berisik. . ." kataku

"haha. . a. . aku kan hanya menjawab pertanyaanmu" katanya sambil tertawa

"uhh . ."

kami pun menyelesaikan semua pekerjaan rumah kami dengan cepat dan memutuskan untuk beristirahat sejenak. waktu saat itu menunjukkan pukul 12 siang. .seperti biasa aku mengambilkan segelas air untuk ray

"terima kasih sylvie. . haah. .umurku sudah mulai menggerogoti tubuhku haha" katanya

". . . . tuan belum terlihat tua. ." kataku

"Ray. . bukan tuan. . dan terima kasih sylvie. ." balasnya sambil tersenyum kepadaku

" oh. . iya.  maafkan aku ray . ." kataku

aku pun duduk di sebelah ray sambil mengipasinya menggunakan beberapa lembar kertas yang terletak di meja tak jauh dari sofa itu.

"sylvie . . bagaimana dengan mimpi - mimpi itu? apa masih sering menghantuimu?" katanya

"uh . . ma . . masih" kataku perlahan

"hmm . . kamu bisa menceritakannya kepadaku vie . . aku pernah mendengar apabila seseorang memiliki suatu masalah . . beban yang dirasakan oleh orang itu akan berkurang kalau dia berbagi bersama orang terdekatnya melalui cerita atau sekedar curahan hati. . " kata ray sambil menatap langit - langit ruangan itu

"sylvie. .  bukan vie. . ." kataku dengan wajah datar

"iya . . iya sylvie . . duh kamu ini, haha. . jadi bagaimana? kamu mau menceritakannya? siapa tau aku bisa meringankan beban yang kamu bawa. ." katanya

aku menghela nafas panjang kemudian menatap ray. ray pun membalas tatapan mataku sambil menungguku untuk bercerita.

"huft. . ceritaku bukanlah cerita yang enak untuk didengar. . a. . aku mohon jangan sampai tuan.. uh maksudku kmu nti berpikir yang buruk . . tentang sylvie setelah mendegarnya . ." kataku

"iya aku janji sylvie. . aku tidak akan berpikir buruk tentangmu" katanya sambil mengangkat telapak tangannya

"kisahku sebenarnya berawal di saat aku berumur 10 tahun. . pada saat itu. . . ."

How To Save A Life (Teaching Feeling)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang