Ch.6 - Aku kan Menjagamu

4.9K 232 5
                                    

"By, kok Awa bisa pingsan? Apa dia liat darah lagi?" Tanya Ello cemas.

"Iya, tadi ada kecelakaan, trus Awa ngeliat". Jawab Quimby yang tertunduk lesu di bangku rumah sakit

"Cis ..." Ello kesal dan meninju dinding.

PAAK!

"Gue udah bilang ke dia, tinggal di apartemen aja, biar ada yang jagain dia. Tapi dia masih aja ngekos. Gue nggak ngerti lagi". Keluhan Ello yang berharap Awa bisa tinggal di apartemen, seperti permintaan papanya.

"Udah Lo, ini lagi di rumah sakit, jangan berisik!" Quimby melekatkan telunjuknya ke bibir.

Ello akhirnya duduk.

"By, Lo udah hubungin tantenya Awa?" Ello baru teringat Tante Awa satu-satunya yang menetap di desa.

Quimby menggeleng, handphone Awa nggak ketemu dan dia nggak nyimpan no handphone Tante Awa.

Ello melihat Quimby yang sudah lelah, dari sore hingga berganti malam dia masih berada di rumah sakit.

"Kalo Lo capek, pulang aja! Biar gue yang jagain Awa"

"Titip Awa ya Lo, ntar kalo Awa udah siuman langsung hubungin Quimby", ucapnya penuh harap.

Dengan langkah pelan, Quimby meninggalkan Ello. Sebenarnya dia masih ingin menjaga Awa, tapi badannya tak mau kompromi. Lalu dia menoleh kebelakang melihat Ello yang terpaku sendiri.

Kemudian Ello beranjak pergi, kini dia duduk disamping Awa, diraihnya  tangan Awa yang dingin, lalu mendekapnya kedada.

Biasanya Ello menyaksikan wajah Awa yang selalu jutek, sedangkan sekarang dia memandangi wajah saudaranya yang pucat dan lemah. "Meskipun gue nggak pernah lo anggep sebagai sodara lo, gue akan slalu jagain lo, Wa" ucapnya pelan.

Ello melihat jam didinding, sudah menunjukkan pukul 22.05 WIB dan Awa masih belum sadarkan diri. Dulu saat di kampus, Awa juga pernah pingsan gara-gara melihat kaki Icha yang sobek dengan luka yang menganga, tapi tiga jam kemudian Awa terbangun.

Cowok bertangan kecil itu pun terlelap, dia menempelkan wajahnya ke tepi kasur tempat Awa terbaring. Terlihat kelelahan diraut wajahnya kini.

Tepat tengah malam, Awa terjaga. Dia memegang kepalanya yang masih pusing, lalu dia melihat kesekitarnya dan mendapati dirinya berada di kamar rumah sakit. Awa kaget saat melihat ada seseorang tertidur didekatnya. Tapi dia tak tega membangunkan Ello.

***

Saat azan subuh berkumandang, Ello terbangun. Dia melihat Awa yang masih terlelap. Segera dia berdiri dan menuju mesjid rumah sakit untuk shalat. Usai menjalankan perintahNya, Ello memohon kepada Allah agar memberikan kesembuhan pada Awa, traumatiknya dapat hilang.

Ello kembali, kini dia melihat Awa telah duduk.

"Alhamdulillah, Lo udah sadar". Dengan wajah bahagia.

"Hmm ... Gue nggak papa kok!", Awa tidak ingin membuat Ello khawatir.

"Eeeh ... Lo emang cuma pingsan, tapi sampe semalaman". Ello menunjuk jam dinding.

"Gue udah sadar dari tengah malem". Awa tak mau dianggap lemah.

"Lo masih pusing nggak? Lo udah shalat?" Perhatian Ello.

"Gue nggak pusing dan gue lagi nggak shalat, gue mau pulang!" Sambil mencari-cari telepon genggamnya.

"Lo cari apa? Handphone? Udah raib" Ello tengah chat dengan Quimby, untuk menginformasikan kalo Awa sudah sadar.

Kemudian Awa teringat, sebelum dia pingsan, dia memegang handphone. Saat dia pingsan mungkin handphonenya terjatuh.

"Udah ... ntar beli handphone baru, apa susahnya sih?". Ujar Ello lagi.

Awa tak menghiraukan perkataan Ello, dia berjalan keluar. Ello mengikuti langkah Awa.

◾◾◾

Mungkin masih kerasan Awa daripada batu tanah liat 😂

Awa becanda kok 😅 ✌

IG: @pahilafiravaka
email: Pahilafiravaka@gmail.com

Aku Bukan Dokter [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang