Ch.48 - Teman Dari Kampung II

2.4K 170 14
                                    


Awa menghubungi Marni, sahabat SMAnya.

"Assalamualaikum Marni"

"Waa'laikumsalam Awa" jawab dari seberang.

"Kamu lagi sibuk nggak? Aku mau cerita" tanya Awa.

"Ndak Wa, toko lagi sepi. Ayo cerita saja?" balasnya dengan mendok.

"Mmm... Kamu masih inget nggak temen TK yang pernah aku ceritain dulu?"

Marni berpikir sebentar.

"Yang bibirnya itu ya?"

"Iya Marni, dia juga kuliah di FK" tegas Awa.

"Oalah... Anak FK juga toh, udah suratan takdir, Awa berjodoh sama dia" Marni tertawa.

"Nggak sama kampus aja, dia juga koas ditempat yang sama dengan aku, di IMC" penjelasan Awa dengan penuh semangat.

"Awa taunya darimana?" Marni penasaran.

"Dia duluan yang tau aku, soalnya dia udah operasi jadi aku nggak kenal sama dia, dia berubah banget, jadi...." Awa berhenti bicara.

"Hmmm... Jadi apa?" Goda Marni.

"Ya beda" Awa ngeles.

"Awa juga sama koas dengan Ello?" Tanya Marni.

"Nggak" jawab Awa singkat.

"Hi...hi...hi..." Marni tertawa geli.

"Dulu Marni masih ingat, Awa selalu cerita tentang Ello. Tapi Marni baru sadar sekarang, kata Pa'de kalo kita sering nyebut nama orang, sekalipun orang itu jauh dari kita, berarti kita cinta sama orang itu Wa"

Awa terdiam, pikirannya melayang saat-saat di SMA, bahwa Marni lah teman setianya curhat semua tentang Ello. Padahal Marni tidak tau Ello yang mana.

"Mmm... Ello saudara Awa, pasti Awa sayang sama Ello kan?"

Awa kembali terdiam.

"Rajwa cantik" goda Marni.

"Eh iya Marni" Awa tersadar.

"Sebenarnya Ello tanding pagi ini"

"Pagi ini? Awa udah disana?" Tanya Marni mendok.

Awa menggeleng, "Aku nggak Dateng".

"Sekarang kan hari Minggu, Awa ndak koas toh? kok Awa malah ndak pergi?" Heran Marni.

"Karena...karena... Ello jahat!" Awa berhasil mengungkap isi hatinya.

"Ello jahat? Loh Kenapa?" Marni gagal paham, karena setaunya Awa cerita kalo Ello slalu ada untuk menolongnya.

"Iya dia jahat!" Tanpa sadar air mata Awa jatuh, dia terisak.

"Awa nangis ya? Jangan nangis Wa" bujuk Marni.

"Kenapa berat untuk melepaskannya?Kenapa susah untuk buang jauh hati ini? kenapa berat untuk pergi dari dia, marniiii?"
air mata menganak dipeluk mata bellonya.

"Awa masih bisa sayang sama Ello, kan dia saudara Awa" Marni mencoba menghibur sahabatnya.

"Sakit banget, marniiii...." Keluh Awa.

"Seberapa pun usaha untuk menepisnya, banyangan dia slalu ada, gue benci dengan diri gue sendiri!" Awa merebahkan badannya ke kursi belajar.

Marni membujuk Awa agar bersabar dan tetap bersikap baik pada Ello, saudaranya. Akhirnya tangisnya pun mereda.

🔹🔹🔹

Kiki melihat nama Madeline Cantik dilayar handphonenya. Dia males untuk bicara dengan anak sang diva.

"Lo angkat tu!" Senggol Fathan.

Kiki masih mengacuhkan panggilan Madeline.

"Dari siapa bro?" Tanya Fathan sambil mengambil handphone sahabatnya, Kiki.

"Siapa ni cewek? Lo bikin kontaknya ada embel-embel 'cantik' ?" Goda Fathan.

Kiki cepat merebut handphonenya dari tangan Fathan.

"Hmm... Siapa tu bro? Kok nggak pernah cerita ke gue?"

"Lo pasti tau dia, anak diva yang terkenal itu" Jelas Kiki.

"Oh... Diva yang udah nikah 2 kali, bro ?" Tanya Fathan lagi.

"Udah mau ketiga kali, malah"

"Ha...ha...ha... Gue nggak tau kalo Lo deket ama anaknya. Apa mata tu cewek buta ya?" Ledek Fathan.

"Deket gimana ? Orang baru kemaren ketemunya" ocehan Kiki.

"Sadap, ngeri bro, cepet banget aksi lo" mendorong bahu Kiki.

"Dia yang save nomernya di handphone gue!" Kesal Kiki.

"Wah...wah... Nggak pernah ada kejadian kayak gini nih... Gue ragu sama kesehatan psikologis tu cewek" geleng-geleng kepala.

"Apaan maksud lo??? Sini Lo AHMAD FATHAN!!!" mengejar Fathan di lorong rumah sakit.

⏺⏺⏺

Para Pembaca Setia, sisihkan

sedikit waktumu untuk "ngelike" &

"ngomen". Itu aja udah cukup,

beneran deh 😣

beneran deh 😣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Bukan Dokter [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang