Ch.50 - Dilema

2.4K 140 6
                                    

Quimby dan Awa melewati ruang operasi, mereka melihat jenazah yang akan dibawa dengan ambulans ke rumah duka. Dikanan kirinya, ada dua orang perempuan yang meratapi kepergian keluarganya. Para dokter dan perawat berusaha menenangkan mereka. Sebenarnya tidak baik meratapi jenazah, akan lebih baik kita mendoakannya dan mengikhlaskan kepergiannya. Awa melihat terus sampai jenazah itu berlalu dari hadapannya.

"By, kalo gue nggak ada, Lo bakal nangis juga nggak?"

Quimby melotot, "ih, Awa apaan sih? Kok ngomong kayak gitu?" Dia marah dengan pertanyaan Awa barusan.

"Nggak, gue nanya aja"

Quimby menatap kesal Awa, "bukan nangis lagi, nangis darah mungkin!"

"Udah, Awa jangan bahas itu lagi" permohonan Quimby.

"Iya" jawab Awa.

Lalu Quimby sibuk dengan handphonenya.

"Lo ngapain?" tanya Awa.

"Ni, lagi upload poster di IG, bantu acara kampus, Wa."

"Bagus deh, followers Lo kan banyak". Tatap Awa.

Quimby menoleh ke Awa, "Nah itu Wa, gunanya followers banyak"

Awa mengangguk paham.

"Beres, udah diupload" sambil senyum.

"Mmm... Kok Fathan nggak ada ngelike dan liat insta story Quimby lagi ya?" Dia baru menyadari.

Awa berpikir bagaimana menjawab keluhan sahabatnya.

"Mungkin dia sibuk, By."

"Sibuk apaan" bibirnya manyun.

Awa tak mau Quimby tau, bahwa Fathan mencintai dirinya. Awa sudah tau dari lama, dari tatapan Fathan, dari tingkah Fathan yang berbeda padanya.

🔹🔹🔹

Siang itu pasien sepi, Mbak Tasya heran dengan sikap Awa yang biasanya bersemangat, sekarang seperti orang yang ngantuk dan tak bertenaga.

"Wa, kamu kok lesu gitu, kamu sakit?" perhatian Mbak Tasya.

"Nggak papa kok mbak" jawab Awa tak bersemangat.

"Kalo cewek bilang nggak papa, pasti ada apa-apa" Mbak Tasya duduk didepan Awa.

"Kamu kalo lagi ada masalah cerita aja, mana tau saya bisa bantu"

"Mbak tau cara lupain seseorang?" Tanya Awa kemudian.

"Oh masalah cowok ternyata, mmm... Dulu aku pernah menghadiri nikahan orang yang aku suka, dia nikah dengan temen deket aku." Sambil tersenyum dia bercerita.

Awa keheranan, bagaimana bisa ada cewek setegar itu ?

"Kamu pasti pingin tau kok bisa? Karena aku mencoba untuk merelakannya dan membuka hati untuk orang lain. Padahal di hari dia nikah, aku masih cinta sama dia."

Awa takjub dengan ketabahan dan usaha Mbak Tasya.

"Aku udah berusaha mbak, tapi tetep nggak bisa" keluhnya.

"Kamu perlu pengganti dia!"
Mbak Tasya menatap Awa dengan serius.

"Nggak harus dia Wa. Karena kita nggak tau siapa jodoh kita, kan?" berharap Awa menjawab iya.

"Trus apa yang harus aku lakuin, mbak?" Awa bertanya dengan polosnya.

"Beri kesempatan pada orang lain, jangan menutup hatimu. Cobalah untuk belajar mencintai orang lain, karena sejatinya pengganti cinta itu, ya cinta itu sendiri"

Aku Bukan Dokter [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang