Ch.21 - Playboy

3.3K 157 6
                                    

"Hoaaam"

"Ngantuk gue, bosen ngerjain ni tugas, siapa juga yang mau jadi dokter?" Awa ngomong sendirian didepan laptopnya.

Lalu dia tatap layar iPhone pemberian Ello, belum ada balasan satupun dari Quimby yang absen kuliah tadi. Awa tidak percaya dengan berita pemeriksaan Mentri Lingkungan di TV maupun dari Mbah Google, mendingan dia tanya langsung ke anaknya.

"Gimana bokap Lo?"

"Alhamdulillah wa lancar, tadi dady 6 jam diwawancara"

"Syukurlah"

"Tadi cuma diminta kesaksian aja sih"

"Tuh kan apa gue bilang, Lo nggak perlu cemas, Lo hanya perlu percaya ama bokap Lo!"

"Iya dr.Rajwa"

"Eits ... gue nggak suka dipanggil dokter, tolong digaris bawahi"

"Arasso ... arasso"

"Bahasa apaan tuh, gue nggak tau"

"Bahasa korea. Awa maennya kurang jauh sih!!!"

Melintas seorang cowok didepan kamar Quimby.

"Bang Raka (sepupu Quimby) kirim salam Wa".

"Emangnya dia kenal gue?"

"Foto Awa kan ada di IG Quimby".

Lalu muncullah cowok berambut pendek dengan poni naik didepan Quimby.

"Lo barusan manggil gue?"

"Enggak"

"Wa ... Ini ada bang Rakanya"

"Ih Lo ngapain sih?"

"Lho tadi nanya sosmednya Awa, sekarang pura-pura nggak tau, HEBAT!"

"Nggak ada Rajwa, dia boong"

"Dasar playboy cap Kaki Lima!
Awas aja minta nomer Awa, Quimby nggak mau ngasih, Week".

"Lo jangan salah paham Wa, dia lagi stress!"

"Kalian ngapain sih?" Awa memberhentikan cekcok cowok playboy VS cewek manja.

"Udah sana pergiiiii ... Males ah ama bang Raka, kita mau ngobrol, ntar kepo lagi".

Quimby mendorong punggung cowok yang tua satu tahun darinya sampe kepintu dan langsung mengunci kamarnya.

"Dia udah Quimby usir Wa!"

"Bukannya lo bilang dia kuliah di Kanada?"

"Dia tuh lagi penelitian di Indo, Wa. Pusing Quimby ama dia, lifestylenya itu loh, makan milih-milih, maunya pake mobil ini, minta diajak kesini lah, kesana lah. Tapi Quimby maklum, secara dia anak dubes dan udah lama nggak ke Indo".

"Btw kuliah tadi gimana?"

"Biasa, dr.Minah ngasih tugas lagi. Capek deh gue!"

"Ya Allah, cobaan apa lagi ini? Tugas kelompok dan laporan praktikum aja belum kelar".

"Kan lo sekelompok ama Ranti, udah ntar minta aja Ranti yang lengkapin, dia kan jago tu ama SKS (Sistem Kebut Semalam)".

"Bener Wa!"

"Wa tau nggak kalo Quimby udah di kick dari squad."

"Bagus, ngapain lo squad-squad an?"

"Mereka nggak mau nama squad jadi tercoreng gara-gara Quimby".

"Dasar tu cewek sombong tukang pamer, makan tu reputasi!"

"Iya, Quimby nggak peduli ama  mereka, tapi jadi nggak bisa ketemu Fathan".

"Ya elah, dia lagi dia lagi, bosen dengernya"

"Wa ... Quimby kangen ama Awa!"

"Sehari aja nggak ketemu udah kangen, gimana kalo nggak bisa liat gue lagi, coba?"

"Awa ih ... beneran tau!"

Awa pun tertawa.

🔹🔹🔹

Dua orang cowok berdiri diparkiran yang penuh.

"Yah mobil gue nggak bisa keluar".

"Kita naik bus aja, Than".

Fathan pun menyetujuinya dia memang sudah lama kepingin naik bus, mereka menunggu bus kampus di depan halte FK.

"Yes, busnya datang" Kiki menunjuk bus yang melaju menuju mereka.

Kiki mendahulukan seorang ibu naik. Karena terburu-buru, sebelah sepatu si ibu copot dan Fathan langsung menangkapnya.

"Aduh sepatu! Makasih ya" si Ibu meraih sepatunya dari tangan Fathan.

Mereka duduk berhadapan, si ibu memperhatikan mereka berdua dari ujung rambut sampai ujung sepatu.

"Enggak salah lagi, anak ini pasti mahasiswa kedokteran. Liat pakaiannya yang rapi, sopan, kelihatan cerdas, ganteng lagi. Wah mantu idaman banget." bisikan hati sang Ibu.

Lalu dia menengok kesebelah Fathan, dia menggeleng.

"Kalo temennya, mungkin anak Sastra atau FISIP. Rambut semerawut, jeket lusuh, sepatunya aduh ... kotor. Kurus juga, kayak anak nggak keurus. Ini nggak bisa masuk list calon mantu". Gumam sang Ibu. Seketika Kiki nyengir, dia tau sejak tadi Ibu itu menatap mereka berdua.

"Kalian mau berhenti dimana?"

"Di perternakan, Bu" jawab Fathan sambil tersenyum.

"Oh kalian mahasiswa perternakan toh?"

"Nggak Bu, kita kedokteran" kali ini Kiki yang menjawab.

"Kamu, anak kedokteran?" Si Ibu malah curiga kalo Kiki berbohong.

"Iya, Ibu mau liat KTM saya?" Kiki hampir saja mau mengeluarkan dompetnya. Fathan yang mendengar hal itu langsung tertawa dengan menutup mulutnya.

Ini akibat si Kiki terlalu sering menemukan orang yang baru dikenal, yang tidak percaya kalo dia mahasiswa kedokteran.

"Nggak usah, nggak usah" si ibu hanya bisa tersenyum tipis, dia nggak menyangka kalo anak kurus itu juga calon dokter. Calon dokter hebat malah dimasa depan!

Semenit kemudian, handphone Kiki berbunyi, ada pesan:

dari: +62856693799xx

Ki, beasiswa lo dicabut Universitas. Buruan ke sekre!

🔸🔸🔸

Bersambung ...

Kiki semangat !!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiki semangat !!!!

Aku Bukan Dokter [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang