November, 1860
Hutan merah, lima kilometer sebelah utara Konoha.Sebuah luka tebasan katana melintang panjang di punggung bertato Uzumaki Naruto. Sayatan pada haori hitamnya menampakkan kulitnya yang berdarah.
Tak mempedulikan rasa sakitnya, Samurai yang mengabdi pada Otsutsuki Toneri itu menangkis tebasan demi tebasan pedang yang mampu membuat tubuhnya terpotong seperti gelondongan kayu.
Tubuh-tubuh tak bernyawa bergelimpangan dibawah kakinya. Naruto menyibak tirai berwarna putih, tandu yang membawa sang putri telah kosong. Warna merah darah membaur dengan tumpukan daun maple yang melapisi jalan berbatu.
Walaupun hanya sekali melihat wajahnya, Naruto mencintai gadis itu. Namun, tugas seorang samurai adalah melayani tuannya. Perasaan itu dia bunuh sebelum mengacaukan akal sehatnya. Pengkhianatan tidak pernah ada dalam sejarah keluarganya.
"Dia pasti belum pergi jauh." Tugasnya membawa kembali sang putri tidak boleh gagal. Merupakan penghinaan besar terhadap klan Otsutsuki saat ayah sang putri membatalkan rencana pernikahannya dengan sang Daimyo.
Naruto meniupkan udara kedalam cangkang kerang untuk memanggil bala bantuan. Bunyi menggema di seantero hutan disusul bebunyian ranting patah yang terinjak.
Sang putri berlari menembus hutan tanpa menoleh ke belakang. Dia tau tidak lama lagi beberapa orang samurai akan menemukan tempat persembunyiannya.
"Kembalilah putri atau nyawa ayah dan seluruh klan anda sebagai taruhannya."
Iris amethystnya melebar. Pemandangan aneh dihadapannya seperti setting film kolosal. "Wow. Uzumaki-san? Anda persis seperti imajinasi saya."
Sang putri meletakkan jarinya ke mata pedang yang terhunus. "Apa pedang ini asli?"
Musim gugur, 2017
Cekatan jemarinya menekan huruf-huruf pada layar ponsel pintar. Jam istirahat sekolah tak mau disia-siakan Hyuga Hinata, janjinya untuk mempublish bagian terakhir cerita Akai no Hanabira harus ia tepati. Gadis itu punya tempat favorit untuk menyantap makan siangnya. Sebuah bangku tua tepat dibawah pohon maple di samping sekolah.
Lewat setengah jam seharusnya bel sekolah sudah berbunyi sekarang. Apa karena terlalu larut dalam cerita rekaannya hingga dia tidak mendengar. Hinata mengucak matanya, penglihatannya menjadi buram. Terlalu lama memandangi layar ponsel membuat matanya berair. Kepalanya pusing dan terasa berat.
Terdengar suara mirip terompet dari kejauhan. Suhu udara tiba-tiba menjadi lebih dingin. Gadis berponi itu menggosok matanya lagi lebih kuat.
Matanya berkali-kali mengerjap, gedung musik di seberangnya nampak ditumbuhi pohon dalam waktu singkat.
Deretan rapat pohon maple meranggas membuat warna hutan itu berwarna merah. Seorang lelaki berambut kuning, berhakama kelabu dengan haori hitam mengacungkan pedang ke wajahnya. "Kembalilah putri atau nyawa ayah dan seluruh klan anda sebagai taruhannya."
Desember, 2017
Sudah dua bulan Kepala keluarga Hyuga melaporkan kehilangan putri sulungnya. Sejak saat itu Hyuga Hinata tak terlihat lagi saat dia meninggalakan ruang kelasnya.
The End
AoiAysel-240817
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble NaruHina
FanfictionCerita pendek tentang mereka... Naruto disclimer Masashi Kishimoto Typo, kemungkinan ooc, dll Rate T+