Sialnya dia tidak membawa payung hari ini. Naruto mengutuk segmen ramalan cuaca yang ditayangkan setelah berita pagi di channel tv-nya. "Hah... lihat semua salju ini."
Konoha High kini terlihat menyeramkan meskipun hari masih sore. Hujan dan mendung membuatnya lebih mencekam. Angin yang sesekali berembus membawa hawa dingin bersamanya. Untung saja kegiatan klub dibatalkan.
Sekaleng kopi hangat akan sangat membantu mengusir dingin tetapi dia harus berbalik arah kembali ke dalam kafetaria untuk mendapatkannya dari mesin penjual otomatis. Naruto memilih mengigil dari pada berada di dalam bangunan sekolah yang temaram, dia tidak mau mengambil resiko bertemu hal yang menyeramkam. Dingin membeku lebih baik dibandingkan bertemu hantu.
Naruto mengembuskan napas, uap dari mulutnya membumbung. Sedari pagi entah sudah berapa banyak dia mendengus kesal. Pertengahan februari selalu membuatnya nelangsa. Teringat sahabatnya Uchiha Sasuke yang mendapatkan segunung cokelat membuat moodnya lebih buruk. "Bahkan Lee yang aneh pun menerima honmei choco." Naruto memandang sedih tasnya yang hanya berisi buku.
Ketika hujan salju mulai reda, Naruto memutuskan untuk berjalan pelan hingga ke stasiun.
"Hyuga-san?" Naruto bersegera menghampiri seorang gadis yang duduk di tepi jalan. "Kau baik-baik saja?"
Pemuda berambut kuning itu kaget. Gadis dihadapannya sedang menangis. Kedua telapak tangannya lecet dan berdarah. Di kepalanya terdapat tumpukan salju. "Sudah berapa lama kau di sini?"
Hyuga Hinata adalah salah satu gadis paling cantik di sekolahnya. Meskipun mereka berada di kelas yang sama selama hampir satu tahun. Mereka tidak pernah berbicara langsung satu sama lain.
Naruto membuka mantelnya untuk di pakaikan pada sang gadis. "Kau bisa terkena flu." Kemudian dia meraih lengan Hinata untuk membantunya berjalan. "Bertahanlah, stasiun sudah dekat."
Mereka duduk bersisian dalam perjalanan pulang. "Kau tidak bersama kekasihmu, Uzumaki-san."
"Tidak ada."
"Padahal kau begitu keren."
Naruto tertawa. "Hanya kau yang berpendapat seperti itu."
"Terimakasih sudah menolongku. Berbincang denganmu memberiku banyak keberanian. Menunggu seseorang yang kau sukai dalam hujan, terpeleset dan jatuh sepertinya sepadan."
Pemuda itu mengerutkan keningnya bingung. "Tadi kau sedang menanti seseorang?" Naruto merasa kecewa. Memangnya apa yang kuharapkan.
Kedua muda mudi itu berjalan ke arah yang sama. "Aku tidak tau ternyata kita bertetangga. Astaga, rumah kita hanya berjarak satu blok," kata Naruto takjub.
Hyuga Hinata hanya tersenyum. Mantel berwarna jingga gelap dia kembalikan kepada Naruto. "Sampai jumpa besok."
"Ah. Hyuga-san kau mau berangkat ke sekolah bersama."
"Tentu saja."
Naruto berjalan riang. Dirumah dia memeluk ibunya yang sedang memasak. Senyuman konyol tidak terlepas dari bibirnya hingga dia melemparkan dirinya ke atas tempat tidurnya yang berantakan.
Sesuatu terjatuh dari saku mantelnya. Benda kecil berbentuk persegi seukuran kotak cincin dengan pita ungu di atasnya. Juga selembar kartu beraroma lavender.
Uzumaki Naruto---kau mau pulang sekolah bersama?
The End
AoiAysel_160218
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble NaruHina
FanfictionCerita pendek tentang mereka... Naruto disclimer Masashi Kishimoto Typo, kemungkinan ooc, dll Rate T+