[Naruto disclimer Masashi Kishimoto]
[Alternate story, alternate timeline, canon universe, typo, dll]
[Family, supranatural]
[Teen]Kekesalan yang sudah menumpuk akhirnya meledak saat dia menemukan ibunya hampir mati dalam genangan darahnya sendiri.
Boruto menepis kasar tangan ayahnya. Rumah sakit Konoha hening setelah amukan putra Hokage ketujuh. Bangku ruang tunggu dan beberapa perabotan berceceran di lantai putih.
"Mengapa harus kau yang menjadi ayahku."
Pemuda tanggung itu melemparkan sesuatu pada Ayahnya. Naruto terkejut oleh puluhan catatan panggilan keluar dari ponsel isterinya.
"Kau bahkan tidak menyadarinya, kan? Dimana kau saat ibu dan adikku hampir kehilangan nyawanya. Tidak. Tidak. Adikku yang malang sudah mati. Aku bahkan belum sempat melihatnya."
Boruto jatuh berlutut. "Mengapa bukan kau saja yang pergi untuk selamanya."
Uzumaki Naruto tercengang dengan sorot mata terluka yang tidak bisa disembunyikan. Nanadaime meninggalkan ruang dimana istrinya terbaring lemah. Hiraishin no jutsu dalam sekejab membawanya kembali ke rumah, tempat penuh cahaya yang baru saya dia tinggalkan tadi pagi berubah kini berubah menjadi tempat yang menyeramkan.
Naruto berlulut menyentuh darah Hinata yang belum mengering. Bukankan dia sudah berjanji untuk untuk melindungi keluarganya. Hinata-nya yang sudah menyelamatkannya dari rasa kesepian.
Naruto mengeram terluka. Rasa sakit meremas jantungnya. Pancaran emosi yang kuat dari tubuhnya bahkan mempengaruhi Kyubi si rubah ekor sembilan. Naruto kendalikan dirimu. Suara Kurama tidak mempengaruhi apapun. Takut, marah, tidak berdaya memicu chakra Kurama ditarik keluar dengan sendirinya. Naruto terselubung cahaya merah pekat seperti sebuah bijuu dama.
Seketika desa lindungan daun itu bermandi cahaya menyikaukan mata. Konoha hanya tinggal nama jika saja Sasuke tidak menggunakan rinnegannya untuk memindahkan kekuatan dahsyat itu ke dimensi lain.
Namun, sesuatu berubah.
...
Boruto menangkup kedua tangan ibunya yang dingin. Matanya merah menangisi Hinata yang tidak sadarkan diri. Kelelahan pemuda itu tertidur di samping ranjang rumah sakit. Saat terbangun dia melihat ibunya tersenyum dengan seorang bayi tertidur dalam dekapannya. "Kaa-chan sudah sadar?"
Seseorang berjalan menembus tubuhnya. "Toneri Ji-san?" Boruto terkejut, tangannya berubah transparan disusul seluruh anggota tubuhnya.
"Hime bagaimana keadaan anak kita?"
"Boruto-kun." Tubuhnya berguncang lembut. "Kau sudah terlambat untuk misimu."
"Baa-chan lima menit lagi." Boruto menutup kepalanya dengan bantal. Setelah bermimpi aneh, kini dia mendengar suara neneknya yang belum pernah dia temui.
"APA? Kau mengangap ibumu nenek-nenek."
Eh? Boruto mengerjab-ngerjabkan matanya, tentu dia tidak salah mengenali wanita dihadapanya. Perempuan berambut merah panjang dengan aura hitam seperti monster itu adalah Uzumaki Kushina.
"Cepatlah bersiap-siap, kakakmu sudah akan berangkat."
"Kakakku siapa?"
"Anak nakal, sekarang kau tidak mengakui saudara sendiri?"
Boruto memohon ampun untuk kedua telinganya yang nyaris putus.
"Ohayo." Seorang lelaki tampan tersenyum lebar dengan wajan penggorengan di tanggannya. Kilat kuning konoha sedang membuat tamagoyaki.
"Yondaime Hokage? Kakek?" Boruto tercengang.
Minato berubah sedih. Dia meletakan alat masaknya kemudian memeluk istrinya."Tsuma, apa aku terlihat tua?"
Kushina tidak mengubris suaminya. "Naruto, Boruto bergegaslah. Misi kali ini pasti sangat sulit."
"Naruto? Baka oyaji?" Pemuda berambut ahoge itu menuding tepat pada hidung Naruto.
"Apa maksudmu-ttebayo. Ayo, kita harus menyelamatkan Hyuga Hanabi. Atau bulan akan jatuh tepat di atas kepala kita."
The End
AoiAysel_200218
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble NaruHina
FanfictionCerita pendek tentang mereka... Naruto disclimer Masashi Kishimoto Typo, kemungkinan ooc, dll Rate T+