Ficlet untuk yang menantikan kelanjutan cerita Memories Maze. Gomen untuk yang tidak sempat saya balas komennya. Tadinya cerita ini sepanjang drablle tetapi malah memanjang 😄.
[Naruto disclimer Masashi Kishimoto]
[Ooc, au, typo, alur campuran, dll]
[Romance]Haruno Sakura, bagaimana dia bisa menyaingi kekasih Uzumaki Naruto itu. Gadis ceria dan pintar. Sangat bertolak belakang dengan kepribadiannya yang pemalu. Mengagumi Pemuda bermarga Uzumaki itu sudah menjadi bagian hari-harinya. Tawa, semangat dan keramahannya adalah udara yang melegakan napas sesak semua tuntutan dan beban di bundaknya.
Kesempatan datang ketika perjodohan politik antar klan diadakan. Hinata berdandan cantik malam itu. Memakai kimono terbaik warisan ibunya, tetapi kebahagiaan itu sirna seketika, calon mempelai wanita itu adalah adiknya, Hanabi. Dimalam yang sama dinobatkan sebagai calon ketua klan.
Kemudian tidak nampak lagi Naruto yang bersinar. Muram seakan mendung memayungi setiap langkahnya. "Tolong aku, kumohon." Suatu sore selepas aktivitas belajar di sekolah pemuda itu berlutut dihadapannya. "Sakura tidak bisa menerima kenyataan menyakitkan ini. Bantulah kami lepas dari belenggu pernikahan itu."
Sakit. Luka yang mengganda. Melihat pemuda itu memohon untuk kebahagiaan kekasihnya. Batinnya menjeritkan penolakan. "Berdirilah, tidak sepantasnya kau memohon seperti itu. Semuanya akan berakhir baik. Aku punya rencana." Apa yang terucap oleh bibirnya adalah kebalikan kata hatinya.
Ketika Hyuga Hinata bersimpuh dihadapan tetua. Telinganya kebal, otaknya berhenti bekerja, ribuan kali hatinya mengucap kata-kata penghiburan bagai mantra. Semua ini sepadan dengan kebahagian Naruto. Didera caci maki sebagai wanita murahan dan pencuri calon suami adiknya. Setelah berjam-jam, tetua memutuskan mereka akan menikah. Sandiwara mengandung bayi Naruto berakhir sukses.
"Terimakasih, Hinata," kata Uzumaki Naruto saat mereka dalam perjalanan menuju hotel, masih dengan mengenakan setelan lengkap setelah resepsi pernikahan sederhana.
Gadis itu sangat cantik dengan gaun putih selutut. Mereka saling tersenyum bagai sepasang pengantin yang bahagia. "Kau mungkin tidak menyadari, tapi hanya dengan keberadaanmu di dunia, tersenyum dan bahagia itu sudah cukup."
"Apa maksudmu---"
"Berbahagialah untukku." Hyuga Hinata tiba-tiba melepas sabuk pengaman yang dia kenakan. Kakinya sengaja menginjak pedal gas sedalam-dalamnya.
"KAU---"
Sebelum mobil mereka menabrak pembatas jalan, Naruto menyadari tindakan nekad Hinata, namun terlambat untuk menghentikannya. Naruto sudah terlanjur melepas sabuk pengaman dari tubuhnya.
Mobil beradu dengan tiang penyebrangan jalan. Tubuh Gadis itu terlempar keluar setelah kepalanya memecahkan kaca depan. Sedang Naruto menghantam kemudi dengan keras.
Pengantin wanita itu tidak pernah ditemukan. Dia dibawa kerumah sakit yang berbeda dengan Naruto. Gadis itu menghilang sesaat setelah tersadar. Rencana yang dia sepakati dengan Naruto adalah bercerai dalam waktu satu tahun. Tentu saja tanpa adanya keterlibatan kontak fisik antara keduanya selayaknya pasangan suami istri. Alasan sebenarnya dia menghilang adalah klan Hyuga tidak mentolerir perceraian. Perpisahan dianggap aib besar bagi keseluruhan anggota klan.
Sepuluh tahun kemudian, saat semua orang sudah melupakan tragedi yang menimpa dua klan bangsawan Konoha itu. Seorang gadis bernama Hinata Hyuga muncul di apartemen sederhana di pinggiran kota. Wajahnya tidak secantik gadis bangsawan Hyuga pada umumnya. Saat orang penasaran dengan nama Hyuga, gadis itu selalu berkata dia adalah kerabat jauh mereka yang berasal dari keturunan bunke.
Tidak ada yang lebih mengejutkan saat suatu pagi dia dan pemuda itu berpapasan di selasar yang sempit. "Uzumaki-san?"
"Umm...Apa aku mengenalmu?"
...
Air matanya berderai. Hyuga Hinata mengeraskan volume pada ponselnya. Kedua tangannya menekan headphone keras ke telinganya. Lengkingan nada tinggi dari vokalis band beraliran Nu Metal hampir memecah gendang telinganya. Tapi dia merasa lebih baik, berkali lipat lebih baik dari pada mendengarkan desahan yang menyelinap merambat lewat dinding kamarnya.
Sebuah undangan tergeletak di tempat sampah. Inilah akhirnya, untuk apa Kamisama menyelamatkan hidupnya dahulu padahal dia sudah berniat mati. Tidak ada gunanya bersedih saat Naruto sudah mendapatkan kebahagiaanya.
Setelah semua usahanya mencari tau apa yang terjadi pada pemuda itu selama bertahun-tahun seharusnya dia merasa lega. Keluarga Uzumaki menyembuyikan keberadaannya. Hinata memaklumi mengapa mereka melakukannya. Berbagai spekulasi publik diawal-awal terjadinya insiden menyudutkan keluarga Uzumaki.
Hinata mengemasi barang-barangnya. Kali ini dia akan pergi, benar-benar menghilang.
Kehidupan di desa tidaklah buruk, dia sudah terbiasa. Keluarga Inuzuka yang merawatnya juga sangat baik. Anak laki-laki mereka juga menyukainya. Hinata mempertimbangkan akan menerima lamaran Inuzuka Kiba.
...
Uzumaki Naruto berlari melangkahi beberapa anak tangga. Dia tidak tau mengapa tubuhnya refleks menuju kamar Hinata. Tidaklah kebetulan kalau dia tercatat sudah menikah dengan Hyuga Hinata kemudian ada Hyuga Hinata lain yang menjadi tetangganya.
Tangannya memutar gagang pintu yang tidak terkunci untuk menemukan ruangan kosong. Tidak ada apapun disana selain undangan yang dia berikan beberapa hari yang lalu tergeletak di lantai.
"Jadi itu benar kau, Hinata." Naruto berhasil keluar dari labirin yang mengurungnya pikirannya. Dia bisa membedakan ingatan-ingatan palsu yang sengaja ditanamkan untuk mengisi memori otaknya yang kosong. Semua orang disekitarnya berkata luka di kepalanya terjadi saat dia mengalami kecelakaan tunggal saat mengendarai motor. Diapun percaya karena punya ingatan seperti itu.
Haruno Sakura tiba beberapa menit kemudian dengan wajah penuh tanya.
"Sakura sudah berapa lama kita bersama?"
"Kira-kira tiga belas tahun."
"Bukankah itu waktu yang sangat lama. Aku bahagia, bagitu juga dirimu."
"Apa yang sedang kau bicarakan, Naruto?"
"Dia sudah memenuhi janjinya, sekarang giliranku." Naruto meremas undangan dalam genggaman tangannya.
...
Hinata menyeret kopornya tertatih-tatih. Bus yang membawanya kembali ke desa baru saja meninggalkan terminal. Pemuda dengan tato segi tiga dibawah mata melambai padanya.
Mereka berjalan pelan dengan obrolan ringan tentang cuaca saat seorang dari arah belakang berlari ngos-ngosan. "Hoi, Hinata kau melupakan sesuatu-ttebayo."
Hinata menoleh. Dia bukan Naruto si berandalan, melainkan Uzumaki Naruto pemuda yang dia cintai sejak sekolah menengah pertama. Senyum yang sama, keramahan yang sama.
"Kau teman Hinata?"
"Aku suaminya."
Hinata sama terkejutnya dengan Kiba. "Kau meninggalkan alamat desa ini pada undangan itu berharap aku menemukannya, kan?"
Pemuda berambut kuning itu tiba-tiba berlutut di jalanan beraspal. "Kumohon, kali ini lupakanlah kalau aku pernah meminta sesuatu yang bodoh padamu, Hinata."
"Jangan menangis lagi, berjanjilah air mata ini adalah yang terakhir." Naruto meraih Hinata ke dalam dekapannya.
"Apakah penghasilan suami yang bekerja sebagai petani cukup untukmu?" Naruto memandang hamparan perkebunan dibawah lereng perbukitan. "Desa yang sangat indah."
"Apa kau sedang melamar?"
The End
AoiAysel_050318
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble NaruHina
FanfictionCerita pendek tentang mereka... Naruto disclimer Masashi Kishimoto Typo, kemungkinan ooc, dll Rate T+