The Falling Petals

1K 141 7
                                    

Kelopak yang terpisah dari tangkai akan berakhir di suatu tempat. Akankah ia terlupakan dan terinjak atau akan merekat pada tangkai baru yang diawetkan...

Disclimer Masashi Kishimoto
Warning_ooc, typo, au, dll
Mainstream romance, hurt/comfort
Mature

Naruto berlari menyusuri jalan-jalan desa. Dia ketinggalan bus pagi yang biasanya penuh oleh pelancong. Itu sepuluh menit yang lalu. Buket bunga dalam genggamannya penyok. Angin merontokkan kelopak-kelopak tulip putih.

Malam sebelumnya ketika dia belum menghabiskan separuh ramen instan rasa sup miso favoritnya, berita itu datang. Dia berteriak karena rasa gembira yang tidak bisa bibendung oleh pita suaranya. Dia tidak peduli walau akhirnya Umino-san tetangga apartemennya, seorang bujang lapuk menghantam bel pintunya dengan kekuatan seorang petinju.

"Aku menemukan Hinata," lapor Shikamaru, detektif amatiran yang dia sewa dengan menguras seluruh tabungannya. "Sebaiknya kau bergegas," katanya sebelum menutup sambungan telepon, tidak lama kemudian alamat sebuah mansion masuk kedalam inboxnya.

Malam itu juga dia mengepak beberapa pakaian musim semi dan mengejar kereta terakhir menuju Konoha.

...

Uzumaki Naruto tidak memperdulikan betisnya yang menjerit kesakitan. Impian bertemu Hinata menjadi penyemangat setelah perpisahan enam bulan yang lalu.

Salahnya sudah tentu. Dia bosan dengan dengan keseharian mereka yang monoton. Hinata yang pendiam dan baik hati, sederhana dan selalu tersenyum manis. Dia mulai jenuh setelah satu tahun dia dan gadis berponi itu hidup bersama di apartemennya yang kecil. Hanya terdiri dari sebuah kamar tidur dan sebuah ruang tamu dan dapur.

Dipagi hari dia selalu terbangun oleh aroma masakan. Semangkuk nasi, sup miso dan sepiring tamagoyaki selalu terhidang meskipun malamnya mereka menghabiskan malam panas hingga menjelang subuh.

Dia bosan dengan aktivitas yang itu-itu saja. Tidur, makan, bekerja di pabrik, pulang, memaksa bercinta meskipun sebenarnya dia enggan menyentuh Hinata lagi. Sampai akhirnya dia bertemu Shion. Hari-hari yang kelabu berubah seperti pelangi. Penuh warna dan indah. Naruto mulai jarang pulang dan pandai berbohong.

Meskipun Hinata memergokinya dan Shion diatas ranjang mereka, gadis itu hanya sedikit terkejut. Dalam diam dia mengumpulkan semua pakaiannya ke dalam tas jinjing. Tidak ada air mata, tangisan, ataupun amarah. Dia meninggalkan mereka dibalik selimut tanpa menoleh lagi. "Sayonara, Naruto-kun."

Semula dia merasa bebas. Seluruh jengkal apartemen berubah layaknya kamar sebuah motel murahan. Di depan pintu, di dapur, di kamar mandi mereka melakukannya tanpa lelah. Dia tidak menyadari entah kapan semua kembali pada awalnya, tidak lagi menggairahkan.

Dia mulai merindukan suara-suara kecil seperti kran air yang terbuka, dentingan piring, aroma masakan. Naruto mulai berhalusinasi mendengar semua itu.

...

Uzumaki Naruto menekan layar ponsel pintarnya dengan kekuatan yang sebenarnya tidak perlu. Dia memastikan deretan angka-angka itu tertulis dengan benar pada gawainya. Dadanya hampir meledak oleh rasa gugup.

"Halo," sebuah suara lembut menjawab dari ujung sambungan telepon.

"Ini aku. Bisa kita bertemu."

"Ok." Hanya itu kata yang dia ucapkan, Hinata memang tidak banyak bicara.

Naruto penuh harap, dia melanjutkan larinya ke mansion besar di pusat desa. Gadis itu sudah menunggunya di depan gerbang besar. Ingin sekali Naruto melompat, mendekapnya erat.

Hinata terlihat bagai sebuah porselen antik. Indah, gadis itu berdiri anggun, rambutnya bersanggul ketat dengan kimono mewah bermotif pegunungan dan bunga. Naruto baru benar-benar menyadari betapa gadis itu sangat cantik. Tersenyum dia menyambutnya.

"Maafkan aku, mungkinkah kita bisa kembali---"

Seorang lelaki yang mirip dengan Hinata datang menghampiri mereka. "Tamu anda?"

"Dia akan segera pergi." Naruto bagai tersiram air dingin. "Ada apa, Kou?"

"Sudah waktunya untuk resepsi, Uchiha-sama."

Apakah benar-benar sudah terlambat?

The End
AoiAysel_050118

Drabble NaruHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang