Haruno Sakura terlihat menyedihkan dengan semua ingus dan air mata di wajahnya. Pacarnya, ah mantan pacarnya, Uchiha Sasuke benar-benar tidak punya hati. Lelaki tampan itu (menurut sebagian besar gadis di Konoha Gakuen), akan tetapi, Hyuga Neji---kakakku masih jauh lebih rupawan darinya---siapa yang bisa menyangkal fakta itu, Sasuke mencampakkan Sakura di kafetaria saat ramai pengunjung. Dia juga mendorongnya ke lantai dengan keras.
Aku memahami kesedihannya, kami berempat adalah teman masa kecil yang sudah bersama sejak lama. Jadi, aku mengenal mereka, Sakura sudah menyukai Sasuke sejak taman kanak-kanak. Uchiha Sasuke adalah pribadi kaku dan dingin. Namun, Sasuke menyukaiku. Aku tidak bisa mengatakan itu pada Sakura.
Aku beruntung memiliki Naruto, perasaan kami berbalas satu sama lain. Kami menjadi pasangan sesaat setelah upacara kelulusan kami di sekolah menengah pertama. Naruto adalah seluruh duniaku. Dia adalah teman, kekasih, keluarga, aku menemukan perasaan nyaman dan perlindungan saat bersamanya.
Aku berlari-lari kecil mengikuti Sakura yang berlari menabrak siapapun di hadapannya. "Maafkan dia," ucapku pada Ohnoki-sensei yang terpental.
"Sakura-chan!" Berulang kali aku mencoba untuk memanggil namanya, namun, nampaknya suaraku tidak sampai padanya. Dia berlari dengan kalap ke atap sekolah.
Aku mencoba mengontak Naruto lewat ponsel untuk meminta bantuannya. Pada deringan pertama, telepon itu langsung terputus. Mengapa?
Aku khawatir pada Sakura ....
Di tepi atap, Sakura memeluk erat Uzumaki Naruto. "Mengapa hal ini terjadi padaku, Naruto?! Hinata sudah punya segalanya," kata Sakura disela-sela isakannya. "Dia cantik, ah tidak tidak, dia sangat cantik seperti peri. Keluarganya bangsawan yang kaya raya, dia punya dua orang saudara yang sangat menyayanginya. Hampir semua siswa laki-laki menyukainya. Tidak terkecuali Sasuke."
Aku melihat Naruto terdiam. Kekasihku yang kikuk dan tidak pandai berbohong, terlihat bingung.
"Kau tahu semua ini dan tidak memberitahuku?" sekarang Sakura menjerit dan memukuli dada Naruto.
"Maafkan aku," kata Naruto nampak sangat menyesal. "Kurasa sekarang aku tidak bisa berkata apa-apa untuk menghiburmu." Naruto berlalu pergi.
Aku membiarkan Sakura menenangkan diri. Napasnya tidak lagi memburu, wajahnya sudah mengering. "Sakura-chan, kau di sini?"
"Jangan melihatku, Hinata. Riasanku luntur. Aku terlihat jelek."
"Memang," jawabku ringkas.
Sakura tertawa, tetapi aku tidak. Aku sangat serius dengan perkataanku.
"Kau sangat beruntung memiliki Naruto. Dia sangat mencintaimu," lanjutnya.
"Kau tahu, aku memohon pada Sasuke, agar dia mengasihanimu." Aku yakin, aku sedang tersenyum. Aku tidak bisa menahannya. Kulihat raut terkejut di wajah Sakura.
"Naruto adalah milikku. Jadi, aku tidak bisa menerima, kau menyentuh tubuhnya dengan tanganmu."
Aku tidak bisa lagi melihat wajah syoknya, karena tubuhnya sudah melayang jatuh ke halaman sekolah. Seekor lalat tergelincir.
Hah .... aku mengembuskan napas lega. Aku khawatir pada Sakura ... dia akan merebut Naruto dariku.
The End
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble NaruHina
FanfictionCerita pendek tentang mereka... Naruto disclimer Masashi Kishimoto Typo, kemungkinan ooc, dll Rate T+