My dear Hyuuga

1.4K 174 14
                                    

"Kau mau kemana, Adik kecil?"

"Aku bukan adik kecil. Namaku Uzumaki Boruto. Dan berhentilah menguntitku."

Bocah berambut kuning itu mengibaskan tangannya mengusir pemuda yang mengikutinya sejak dia dan Shikadai berpisah di depan monumen pahlawan konoha.

"Apa kakek menyuruhmu untuk mengawasiku?" Boruto mendecih tidak senang. Jengah. Lagi, seorang Hyuga silih berganti mengawasinya. Meskipun biasanya mereka mengintainya dari jauh. Tapi pemuda yang ini berbeda, dia terang-terangan membuntutinya.

"Ayah dan ibumu juga memintaku untuk menjagamu."

Bocah hiperaktif itu berhenti mendadak kemudian berteriak kearah stalkernya. "AKU INI SUDAH BESAR, TIDAK PERLU DIJAGA. Kakak tidak usah repot-repot."

Didalam kepalanya, Boruto sudah merangkai protes yang akan dia tujukan pada ayahnya. Memang dia putra Hokage, tapi siapa yang butuh bodyguard saat dia berada didalam desa. Inojin pasti akan menertawakannya.

Pemuda itu malah tersenyum lebar, "Kau adalah cermin ayahmu."

"Jangan samakan aku dengan Hokage tidak berguna itu."

Boruto mempercepat langkah. Dengan lincah kemudian dia melompat dari atap ke atap bangunan yang lain. Sejauh dan secepat apapun dia berlari, pemuda berambut panjang itu selalu muncul disampingnya.

"Orang yang sangat hebat ya--Naruto itu. Aku sangat mengaguminya."

Pipi Boruto bersemu merah, dia memalingkan wajah, cemberut. "Kau yang bodoh, Kak. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari ayah yang tidak pernah ada untuk keluarganya."

Kakak Himawari itu sebenarnya enggan untuk meladeni lawan bicaranya, namun dia terpancing karena dia bosan mendengar semua orang berbicara tentang kehebatan Uzumaki Naruto.

"Aku tau, kalian adalah hartanya yang sangat berharga. Keluarga yang tidak pernah dia miliki."

"Dia membuat ibuku terus menunggunya setiap malam hingga tertidur di sofa." Boruto mengeram, kali ini bocah itu menatap serius wajah pemuda dihadapannya.

"Hinata-sama adalah rumah baginya. Kau dan Hima adalah sinar hangat yang meneranginya."

Mereka berhenti di depan gerbang besar Akademi Ninja. Pemuda itu mengacak -acak rambut ahogenya, Boruto mendecih tidak senang tapi pipinya memerah.

"Sudah sampai. Boruto kau melamun?" Nara Shikadai menyerahkan sebungkus burger padanya. "Kupikir kasus ghost sudah berakhir. Mendokusai."

The End
AoiAysel_041017

Drabble NaruHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang