Naia’s pov.
Ketiga remaja itu, mereka membawaku ke sebuah toko barang antik yang berada di dalam sebuah mall.
Di dalam toko barang antik ini, penuh sesak dengan kardus-kardus berisi makanan kalengan dan pakaian. Entah darimana mereka bertiga mendapatkan semua ini, yang pasti kalau boleh setelah ini aku akan mengganti pakaianku yang kotor, dengan salah satu pakaian bersih yang ada di dalam kardus itu.
Dan kalau boleh juga, aku akan meminta sekaleng atau dua kaleng saja makanan kalengan yang mereka punya, kemudian menyantapnya.
“Sebaiknya kau membersihkan dirimu yang berlumuran darah dan berbau anyir” kata Gavin sambil menjepit lubang hidungnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya.
Aku yang sedang sibuk melihat barang-barang antik, kemudian beralih mencium aroma tubuhku yang berlumuran darah.
Dan benar kata Gavin, tubuhku yang berlumuran darah mengeluarkan aroma yang sangat anyir.
“Kamar mandi?” tanyaku.
“Masuk kesana, pintu kedua di kanan” Gavin menunjuk sebuah pintu kayu di balik meja kasir.
“Boleh kuambil salah satu pakaian di kardus itu?” tanyaku.
“Silahkan, pilih lah yang kau suka” Shendy mengambilkan salah satu kardus dan menyerahkannya padaku.
Aku membawa kardus itu kemudian memasuki pintu yang tadi di tunjukkan oleh Gavin.
Setelah selesai membersihkan diri, aku mengambil kardus yang kuletakkan di depan pintu kamar mandi. Kemudian memilih pakaian yang akan ku kenakan.
“Semuanya pakaian laki-laki” kataku kemudian mendesah.
Aku memutuskan untuk mengenakan celana jins berwarna hitam, kaos lengan pendek bertuliskan “Real man drink coffee” berwarna merah, serta jaket kulit berwarna senada dengan celana jinsku.
Kemudian, aku mengambil sepasang sepatu yang tergeletak di dekat kamar mandi, dan memakainya.
Setelah itu, aku keluar dan mendapati ada 2 orang remaja asing yang kira-kira seumuran denganku.
Mereka berdua serta Gavin, Shendy, dan Vahreza sedang mencoba menghalangi pintu yang terbuat dari kaca, dengan meja-meja dan kursi yang ada.
Di balik pintu kaca itu, aku dapat melihat sekitar ratusan zombie yang mencoba masuk dengan memukul-mukul pintu kaca tersebut.
Serangan lagi?.
Batinku dalam hati.
Hisyam’s pov.
Baru pertama kali ini dalam seminggu aku melihat seorang anak kecil yang terinfeksi menjadi zombie.
Aku menatap nanar zombie “mini” itu. Cara berjalannya yang merangkak, pakaian yang sobek disana-sini, kulitnya yang hijau kehitaman, dan jangan lupakan bekas gigitan yang menganga lebar di punggungnya.
Benar-benar membuatku merinding.
Kalau saja ia bukan makhluk pemakan manusia, pasti sekarang akan kuhampiri dirinya dan memberinya permen atau coklat. Tetapi faktanya ia yang akan memakanku hidup-hidup seperti layaknya ia sedang memakan coklat, jika aku tidak segera berlari menjauhinya atau membunuhnya sekarang.
Zombie “mini” itu menggeram. Ia mendekati tubuh kak Belona yang tergeletak di jalan.
Sebelum makhluk itu kembali menyantap tubuh kak Belona, satu peluru melesat dari pistolku dan seketika membunuhnya.
Kemudian, kami semua berlari mendekati tubuh kak Belona.
“Kak! Apa kau baik-baik saja?” tanya Kika.
Pertanyaan bodoh.
Kalau dilihat dari luka gigit di pundak kirinya, kulitnya yang mulai berubah menjadi hijau kehitaman, jelas-jelas ia tidak baik-baik saja.
Beberapa detik kemudian, kak Belona mulai kejang-kejang. Semua celah di tubuhnya mengeluarkan darah.
Ini…fase-fase perubahannya, akan berbahaya kalau kami tetap berada di dekatnya saat fase-fase tersebut selesai dan ia berubah menjadi zombie sepenuhnya.
Kataku dalam hati.
“Kita harus menjauhi dirinya sebelum ia benar-benar berubah” kata Indra.
“Teganya dirimu!” Riva memprotes perkataan Indra, di ikuti dengan anggukan dari Kika.
“Indra benar, akan berbahaya kalau kita berada di dekatnya saat ia telah benar-benar berubah” Afaz mendukung perkataan Indra.
Sementara aku?. Aku hanya diam. Bingung harus memihak siapa diantara kedua kubu.
Riva dan Kika benar, aku mana tega meninggalkan kak Belona sendirian?. Walaupun belum lama kami bertemu, entah mengapa seperti ada suatu ikatan tersendiri.
Indra dan Afaz pun juga benar, akan sangat berbahaya kalau kami berada di dekatnya saat ia benar-benar telah berubah.
Jujur, sebenarnya aku takut berada di dekat kak Belona saat ini.
“Tinggalkan aku…” lirihan kak Belona tiba-tiba terdengar.
Kami yang sibuk berdebat, menghentikan perdebatan kemudian mengalihkan perhatian kami kepada kak Belona.
“Pergilah…sebelum aku benar-benar berubah, aku tidak ingin kalian yang menjadi santapan pertama ku, cepat pergi” kalimat terakhir yang kak Belona ucapkan sebelum akhirnya ia kembali kejang-kejang, kemudian berdiri seperti tidak terjadi apa-apa.
Tetapi itu hanyalah yang terlihat. Yang sebenarnya adalah, ia telah benar-benar berubah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hola 👋
Iya2 tau kalau sekarang bukan weekend.
Tapi author memutuskan untuk update sekarang bukannya hari sabtu.
Soalnya hari sabtu author ada kegiatan karnaval, jadi pastinya pas pulang capek akhirnya males update.
Jadi, mumpung sekarang lagi semangat update.
Thanks udah baca 🙏😁
Jangan lupa vote 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
3012
Mystery / Thriller90% penduduk Indonesia telah terinfeksi sebuah virus mematikan. Hanya beberapa orang saja yang masih bertahan. Segerombol remaja SMP yang bertahan hidup bertemu dengan 2 warga negara asing yang terjebak di Indonesia. Bersama-sama mereka berusaha ber...