Adit’s pov.
Kecerobohan yang ku perbuat, menyebabkan aku dan Dinda dikejar oleh ratusan zombie yang kelaparan.
Kami berdua sempat kehilangan harapan dan mengira bahwa hidup kami sampai di dini saja, tetapi saat itu juga, ada orang yang masih berbaik hati membukakan pintu agar kami bisa masuk dan berlindung bersama mereka.
Orang-orang itu adalah 3 remaja lelaki yang seumuran denganku dan Dinda, mereka masih berbaik hati kepada kami dengan membukakan pintu tempat perlindungan mereka. Akibatnya, zombie-zombie yang mengejar kami sekarang berusaha menerobos masuk ke tempat perlindungan mereka.
Pertahanan di pintu kami bangun dengan meja dan kursi yang ada, entah berapa lama bisa bertahan, setidaknya kami masih bisa menghambat ajal yang akan menjemput.
“Tahan!” teriak salah satu dari ketiga remaja penyelamat kami.
“Shen! Ambil persenjataan, serahkan masing-masing satu untuk mereka” remaja tadi berseru kembali.
Yang diperintah, segera menjauhi benteng pertahanan dan berlari melewati seorang gadis yang berdiri mematung di belakang meja kasir, kemudian masuk ke dalam pintu di belakang gadis itu.
“Grrrrhhhh!!! Grrrrhhh!!” zombie-zombie di balik pertahanan menggeram.
KRAK!.
Suara retakan berasal dari pintu kaca yang menahan zombie-zombie itu diluar.
“Shendy! Cepatlah!” remaja tersebut kembali berseru.
Beberapa saat kemudian, yang di panggil Shendy itu berlari menghampiri kami sambil membawa sebuah kardus yang penuh dengan macam-macam senjata api dan senjata tajam.
Ia menyerahkan masing-masing sebuah pistol kepadaku dan Dinda, tetapi kami menolaknya dan menunjukkan tas kami yang juga penuh dengan senjata dan amunisi.
Akhirnya, ia meletakkan kardus itu di lantai, kemudian mengambil sebuah pistol yang kemudian di berikan kepada gadis yang berdiri di belakang.
Ia kembali memasuki pintu di belakang meja kasir, kemudian beberapa saat kemudian ia keluar sambil membawa sebuah busur panah dengan beberapa anak panah, sebuah pedang samurai, dan sebuah palu raksasa yang di bawanya dengan susah payah.
Palu raksasa dan pedang samurai ia berikan kepada dua remaja lainnya, sedangkan ia sendiri membawa busur panah tadi dengan beberapa anak panah.
“Hitungan ketiga, 1…2….3!” kemudian, pertahanan yang tadinya tertahan dengan tubuh kami, sekarang tidak tertahan dengan apapun.
Akibatnya pertahanan itu rubuh dan pintu kaca terbuka lebar.
Ratusan zombie itu berhamburan memasuki tempat perlindungan kami.
Dasar tindakan bodoh!. Mau seberapa banyak peluru yang kami tembakkan pun tidak akan berpengaruh. Jumlah zombie-zombie yang mencapai ratusan itu terlalu banyak untuk kami berenam hadapi.
DOOORR!! DORRR!! DORR!!.
Mau tak mau aku menembakkan pistolku ke arah zombie-zombie yang berhamburan masuk.
Baku tembak terus berlanjut. Lumayan banyak zombie yang kami tumbangkan, tetapi tetap saja masih banyak yang berhamburan masuk.
“Terlalu banyak!” seruku.
“Terus menembak! Jangan berhenti!” remaja yang dipanggil Shendy tadi, berseru.
“Peluruku habis!” seru Dinda.
Letak tas berisi amunisi tergeletak lumayan jauh dari posisi kami.
“Aku juga!” seruku.
“Me to!” seru gadis tadi.
Sementara ketiga remaja itu mencoba membantai zombie-zombie yang berhamburan masuk, kami yang membawa senjata api tergesa-gesa mendekati tas berisi amunisi, kemudian dengan cepat memasukkan selongsong peluru baru.
DOORR!! DOORR!!.
Suara pistol yang di tembakkan terdengar. Asalnya bukan dari kami bertiga karena kami belum selesai mengisi amunisi.
Asalnya dari luar.
Di balik kerumunan zombie, dengan jelas aku melihat sosok lelaki berkaca mata menembaki zombie-zombie yang ada di belakang.
Kami dengan cepat mengisi amunisi, kemudian kembali membantai zombie-zombie yang masuk, sementara lelaki berkaca mata itu membantai di bagian belakang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Maaf kalau chapter ini pendek 😅 Author lagi sibuk dengan kegiatan di sekolah + author lagi kehabisan ide.
Maaf juga kalau lama kaga update, laptop lagi rusak + banyak tugas2 dari sekolah.
Thanks sudah baca 🙏
Jangan lupa vote 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
3012
Mystery / Thriller90% penduduk Indonesia telah terinfeksi sebuah virus mematikan. Hanya beberapa orang saja yang masih bertahan. Segerombol remaja SMP yang bertahan hidup bertemu dengan 2 warga negara asing yang terjebak di Indonesia. Bersama-sama mereka berusaha ber...