2

311 26 8
                                    

20 Desember 3012,06.30 a.m

Author’s pov.

Ares bangun lebih dulu dari Belona. Ia masih merasa tidak enak karena kejadian semalam. Dilihatnya Belona masih terlelap, ia tidak tega membangunkannya. Akhirnya Ares memutuskan untuk mandi dan membuat sarapan untuknya dan Belona.

PRAAAANNGG!!!.

Ares baru saja menutup pintu toilet saat suara sesuatu yang pecah itu terdengar, Ares melongokkan kepalanya dari dalam toilet dan dilihatnya Belona yang sudah duduk di tempatnya sambil memegang erat pistol di tangannya.

“who is that?” Tanya Ares.

Belona hanya menggelengkan kepalanya. Ketakutan terlihat jelas di wajahnya.

BRAAKK!! BRAAKKK!!!

Seseorang di balik pintu mencoba mendobrak pintu ruang staf yang di tempati Ares dan Belona. Belona mulai berdiri, Ares mulai berjalan mendekati Belona.

KREEKK!! KREEKK!!

Pintu ruang staf mulai retak karena seseorang mencoba mendobrak pintu dari luar.
Belona tetap diam di posisinya sambil tetap menggenggam pistolnya. Ares cepat-cepat membereskan ranselnya dan ransel Belona, kemudian menarik Belona ke dalam lemari besi yang cukup besar bagi mereka untuk bersembunyi.

Pintu ruang staf ini terbuat dari kayu, sehingga mudah saja untuk mendobraknya. Mungkin beberapa kali mendobrak pintu ini maka akan hancur dalam beberapa dobrakan.

BRAAKK!!.

Pintu itu akhirnya terdobrak dan terlihatlah seorang raksasa? Bukan, melainkan seekor zombie bertubuh raksasa.
Tubuhnya mungkin sebesar tubuh frankenstain, hanya saja yang ini lebih gemuk dan ia penyebar virus mematikan yang bisa merubah manusia menjadi zombie lewat satu gigitan saja.

Someone’s pov.

Sinar matahari masuk melalui celah jendela gudang tempatku dan teman-temanku singgah. Aku berdiri kemudian menatap keluar jendela dan merenung.

Sudah seminggu aku dan teman-temanku yang selamat bersinggah di gudang ini. Persediaan makanan kami mulai menipis, jadi kami putuskan untuk keluar dari gudang dan mencari perbekalan serta tempat singgah baru hari ini juga.

Bencana biologis gila yang terjadi ini memaksa kami untuk mandiri dan berusaha untuk bertahan hidup dengan mengandalkan pistol, senjata tajam, serta perbekalan. Kami hanyalah murid SMP yang bertahan dalam bencana gila ini. Bencana dimana orang memangsa orang lain,dan orang yang dimangsa hidup kembali, lalu menggigit orang lain kemudian memangsanya,kemudian yang dimangsa hidup kembali, dan begitu seterusnya. Bencana yang kulihat di film-film, bencana yang disebut zombie attack.

Percaya atau tidak,bencana ini mungkin sudah memusnahkan 95% umat manusia dalam seminggu, beberapa Negara sudah hampir musnah dan dipenuhi mayat hidup yang berkeliaran mencari mangsa, termasuk negara kelahiranku ini, Indonesia. Indonesia bukanlah negara kepulauan yang kukenal lagi, jalanan dipenuhi mayat hidup yang berkeliaran. Yang terlihat sekarang bukanlah jalanan ramai oleh kendaraan melainkan ramai oleh mayat hidup, bukanlah orang yang menyapa sesama dan bercengkrama melainkan orang yang memakan siapa saja yang di temuinya.

“Nai” panggil seseorang, suaranya sudah sangat familiar di telingaku.

“Hmmm?” gumamku tanpa mengalihkan pandanganku dari jendela.

Dia tidak menjawab, kemudian kudengar langkah kakinya mendekatiku.

“Ngapain?” katanya sembari duduk di sebelahku.

Aku tak menjawab, aku masih sibuk memandang keluar jendela.

“Woy! Jawab kek” katanya sambil mengguncang bahuku.

3012Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang