I.

566 16 1
                                    

Author POV

Jam istirahat dimanfaatkan para siswa kelas X IPA-1 tanding futsal dengan kakak kelas mereka. Annisa dengan sebungkus makanan ringan dan sebotol air mineral menonton pertandingan itu di balkon kelas yang berhadapan dengan lapangan yang digunakan untuk bertanding saat ini bersama Zahra dan Nindy.

Ketiganya menyaksikan pertandingan itu dengan seksama, sesekali mengambil isi cemilan yang dibawa Annisa.

"GOOOL!! YEEEY..!! "Teriak Annisa dan Zahra dengan heboh sampai membuat banyak pasang mata menatap mereka.

Termasuk Nindy yang tersentak akibat suara kedua sahabatnya itu. Nindy langsung menyubit bahu keduanya sampai Annisa dan Zahra meringis.

"Berisik tau! "Protes Nindy.

Annisa dan Zahra memajukan bibirnya secara bersamaan sambil mengusap bahu bekas cubitan Nindy tadi. Sedangkan Nindy menatap keduanya dengan datar.

"Untung temen, kalo bukan, udah gue santet lu! "Ucap Annisa dengan kesal lalu melahap cemilannya dengan kesal.

Zahra terkekeh. Annisa melanjutkan aktivitas menonton pertandingan bola di lapangan.

Entah kata itu terinspirasi dari apa, siapa, atau dimana, tapi tak jarang Annisa memunculkan kata yang menjadikan ciri khas untuknya lewat sebuah kata. Bahkan kata-kata aneh dan sukar di mengerti oleh orang lain.

Annisa, Zahra dan Nindy lanjut menonton pertandingan sengit antarkelas itu.

"Taruhan yuk! Pokoknya gue dukung yang menang! "Ucap Annisa penuh ambisi yang menimbulkan rasa geram bagi Nindy dan Zahra.

Nindy dan Zahra langsung menatap Annisa seakan berkata -lu bego apa tolol?- lewat tatapan itu. Dan Annisa hanya fokus pada pertandingan sengit itu sambil memakan cemilan, juga mengabaikan tatapan dari Nindy dan Zahra.

Tak lama, Nindy menjitak puncak kepala Annisa walau dengan susah payah karena Annisa lebih tinggi dari dirinya.

"Aduh! "Ucap Annisa saat di jitak oleh Nindy yang terlanjur kesal.

"Pura-pura ngga denger aja lah gua mah, daripada kesulut emosi ya kan? "Ucap Zahra sambil mengusap dadanya bersamaan dengan raut wajah yang seakan berkata -sabar.. Tabah.. Karma masih berlaku, Ra.. -

Annisa melangkahkan kakinya menjauh dari Zahra dan Nindy yang membuat Zahra dan Nindy mengernyitkan dahi juga rasa bersalah walau Zahra dan Nindy tak bersalah.

"Nis, mau kemana? "Tanya Zahra pada Annisa.

Annisa membalikkan badannya untuk melihat wajah sang lawan bicara.

"Kesana. "Jawab Annisa dengan singkat sambil menunjuk kearah kelasnya.

Jelas itu tak mendeskripsikan diri Annisa yang biasanya. Karena, tak biasanya Annisa menjawab sesuatu dengan singkat dan wajah yang datar seperti itu.

"Lu marah? Kok mau balik ke kelas? "Tanya Nindy.

Kini, bergantian Annisa yang mengernyitkan dahinya atas pertanyaan Nindy barusan.

"Marah? Orang gua mau buang sampah. Tuh! Tong sampah disamping pintu. "Jawab Annisa sambil menunjuk kembali kelasnya yang tepat disamping pintu terdapat tempat sampah disana.

Annisa melanjutkan tujuannya tadi tanpa menghiraukan Zahra yang ikut terkuras kesabarannya akibat Annisa.

"Timpuk yuk! Ngajak ribut ini anak! "Ajak Zahra sambil menunjuk Annisa penuh amarah yang beruntung langsung ditahan oleh badan 'subur' Nindy.

KIAN | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang