XXI

155 11 0
                                    

Author POV

SMA Garuda dan SMAN 1 Jakarta memasuki babak final memperebutkan piala juara pertama. Dan 15 menit lagi mereka bertanding. Annisa, Nindy, Zahra dan Laila kebingungan mau mensupport tim yang mana. Antara SMA Garuda, tempat mereka bersekolah atau SMAN 1 Jakarta dimana ada Nick yang notabennya juga sahabat mereka yang bersekolah disana. Alhasil, mereka berbagi tugas untuk mensupport.

"La, kamu support SMAN 1 ya? "Tanya Nindy pada Laila.

"Ngga deh, aku kan sama sekali ngga kenal anggota tim disana. Kalian aja.. Kalian kan kenal sama siapa tuh tadi yang pake anting hitam di telinga? "Tanya Laila mendeskripsikan sosok Nick yang baru saja diperkenalkan oleh 3 sahabat barunya.

"Nick? "Tanya Zahra.

"Nah! Iya dia.. "Ucap Laila girang karena Zahra dapat menebaknya dengan tepat.

"Yaudah Laila sama Nisa semangatin SMA Garuda aja. Gue sama Nindy ke SMA-nya Nick. Kasian ntar dia, udah jomblo, pas tanding ngga ada yang kasih semangat pula.. Hahaha.. "Ucap Zahra sembari mengejek Nick dan berakhir terkekeh.

Akhirnya Nisa dan Laila mendapat 'tugas' untuk menjadi supporter untuk SMA Garuda. Entah kenapa jantung Annisa berdegup kencang. Ia berusaha menghilangkan respon tubuhnya jika ada sesuatu yang menyangkut Rizki yang kata Zahra itu adalah tanda cintanya pada Rizki. Intinya, Annisa ingin menghilangkan rasa cintanya pada Rizki.

Annisa sudah tahu kalau semua yang ia lakukan adalah salah. Termasuk rasa cintanya pada Rizki. Itu kesalahan yang mutlak jika tak diawali dengan pernikahan yang menghalalkan mereka. Dan apa mungkin mereka menikah disaat mereka masih SMA?! Jawabannya adalah mungkin.

Tapi pasti mereka menolak jika memang disuruh untuk menikah dalam jangka waktu dekat. Apalagi Annisa yang berambisi menjadi penulis muda. Ia tak mau masa-masa pembelajaran dan kepenulisannya direnggut karena ia sudah menikah, harus mengurus suami, atau bahkan mengurus anak.

Annisa dan Laila berpisah dengan Nindy yang bersama Zahra untuk memberi semangat pada SMAN 1 Jakarta, khususnya untuk Nick. Karena Nick-lah mereka mau memberi semangat pada SMAN 1 Jakarta.

Alhasil selama pertandingan berlangsung banyak suara teriakan diantara mereka memberi semangat pada kedua tim itu. Tapi Annisa hanya meneriakki nama Ridho untuk bersemangat mencetak gol. Karena Annisa masih mengagumi sosok Ridho. Dan ia tak malu untuk mengungkapkan rasa kagumnya pada Ridho itu dengan menyemangatinya.

Dan Rizki berpura-pura tak mendengar selama Annisa meneriakki nama Ridho memberi semangat. Rizki ingin fokus mencetak angka untuk sekolahnya tanpa merespon rasa cemburunya.

"AYO RIDHOO.. CETAK GOL LAGI..!! " Teriak Annisa yang suaranya membaur dengan suara teriakan yang lain.

Ridho yang mendengar suara yang menyemangatinya itu langsung bersemangat merebut kembali bola dari lawan mainnya. Dan Ridho tak tahu siapa yang meneriakkan namanya, karena suara itu membaur dengan teriakan yang lain.

Laila menengok kearah Annisa bingung. Karena Laila tahu kalau Annisa itu mencintai Rizki, bukannya Ridho. Tapi Annisa tak tahu kalau Annisa mengagumi Ridho.

"Kok cuma kasih semangat ke Ridho? Bukannya kamu cintanya sama Rizki, ya? "Tanya Laila medekatkan mulutnya ke telinga Annisa agar Annisa mendengar ucapannya.

Alhasil mereka seperti bermain bisik-bisikan dengan suara yang tak bisa disebut sebagai bisikan.

"Tapi gue mengagumi Ridho. "Ucap Annisa.

"Hah?! "Tanya Laila yang tak mendengar ucapan Annisa tadi.

"Hah, heh, hah, heh! Dikira gue keong?! "Ucap Annisa kesal.

KIAN | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang