XVI.

164 11 1
                                    

Aku mau bertahan kalau kamu masih mau bersabar atas segala proses. Membuatmu bahagia itu ngga segampang membalikkan telapak tangan!
-M. Arya Nizam

Author POV

Setelah kejadian di kafe tempo hari, Annisa dan Arya dikenal sebagai pasangan yang sering bertengkar di sekolah. Terlebih Annisa yang sedang masa puncak PMS, ia tak mampu menahan gejolak emosi dalam dirinya. Tak peduli seberapa manis momen awal Arya menyatakan perasaannya, mereka tetaplah pasangan yang dikenal sering bertengkar.

Bahkan 3 hari sebelum puncak acara yang akan diselenggarakan oleh sekolah. Annisa yang notabenenya adalah anggota OSIS otomatis semakin sibuk. Tapi ada saja topik pertengkaran yang kembali menimbulkan desas-desus bertebaran di sekolah.

"Arya, pacar gue yang ngeselin.. Lo sayang gue kan? Dan gue butuh lo menyingkir sejenak dari pandangan gue biar gue bisa selesaikan tugas gue secepatnya. Bisa? "Ucap Annisa sarkasme.

"Oke, fine.. Apa sih yang ngga buat kamu? "Ucap Arya lembut.

Semarah-marahnya Annisa pada Arya, tetap saja Arya tak bisa membiarkan dirinya kembali tersulut amarah seperti kejadian di kafe tempo hari pada Annisa. Karena Arya tahu, itu tak akan memecahkan masalah dan memperumit hubungan mereka. Tapi apa yang terjadi? Hubungan mereka tak seharmonis kisah di novel-novel remaja yang kasmaran menjalani hubungan mereka dengan bahagianya.

Berbeda dengan kisah yang dialami tokoh fiksi di novel romantis. Bahkan Annisa tak kunjung membalas cinta Arya walau hampir sebulan menjalani hubungan itu. Berlanjut dengan keadaan yang terus membawa amarah yang membuncah pada setiap komunikasi yang terjalin. Setidaknya, Annisa lah yang paling sering membawa amarah dalam setiap komunikasi antara Annisa dan Arya.

Tiada sedikitpun kata harmonis pada hubungan mereka.

Bahkan Rizki ikut terbawa suasana ketika mendengar setiap desas-desus hubungan mereka. Sepertinya, Allah memang tidak meridhai hubungan mereka sejauh ini. Itulah pemikirannya. Dan Rizki memilih jalur aman dalam hal ini. Yaitu berpura-pura cuek, dan hanya diam atas apa yang terjadi pada mereka. Setiap Ridho memancing dirinya untuk membahas ini pun Rizki selalu mengalihkan pembicaraan.

Saat dua jam pelajaran sebelum jam pulang, Arya memilih untuk pergi ke rooftop seperti biasa, tempatnya menenangkan pikiran dan menetralkan emosinya. Ia hanya terduduk di ujung rootfop, membiarkan kakinya terambang di udara.

Arya tak peduli dengan pelajaran selanjutnya yang gurunya terkenal killer seperti di novel-novel. Suka menghukum, aura menyeramkan, dan tak tanggung-tanggung langsung memanggil wali murid yang melanggar peraturan. Terlebih, beliau adalah wali kelas Arya.

Disana, Arya hanya melamun. Memikirkan bagaimana caranya dirinya dan Annisa bisa menjadi pasangan yang bahagia. Terlebih membuat Annisa bahagia seperti sebelumnya minimal. Karena Arya merasa, sosok Annisa setelah menjadi pacarnya menjadi sosok yang tidak seceria yang ia kenal sebelumnya.

Pernah Arya mempertanyakan itu pada Annisa saat jam istirahat, tapi Annisa tak ingin keluar kelas. Tapi Annisa malah berdalih.

"Cuma efek stress mikirin acara HUT RI, ditambah gue lagi PMS.. Mending lo pesen makan deh sana, kalo lu laper! Puyeng kepala gue, pengen tidur! "Jawab Annisa saat Arya mempertanyakan hal itu.

KIAN | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang