[18] protect u

1.3K 127 6
                                    

***


Mary bersender pada kursinya. Matanya tertutup namun tidak tertidur, ia nampak sedang menenangkan diri.


Semua nampak baik baik saja sebelum Taerin menghampirinya dan duduk di sebelahnya.


“Mary..”


“Hmm...” hanya itu suara yang keluar dari Mulut Mary, dan itu membuat Taerin mendengus kesal.


“Mary.. Jangan gitu dong, aku butuh bantuan nih..” rengek Taerin.


“Apa?” Tanya Mary tanpa merubah posisinya, dan tetap menutup matanya.


Merasa tak di dengar, Taerin pun memukul meja di depannya dan sukses membuat Mary membuka matanya.


“Lo ngapain?” tanya Mary dingin dan menatap Taerin sinis.


“Mary please dengerin. Aku bakalan saingan sama B-School. Dan aku butuh bantuan kamu buat gabung di grup sama Jungkook juga Sunghyo.” pinta Taerin dengan mata yang menaruh harapan pada Mary.


Mary mengalihkan pandangannya dan menutup matanya kembali lalu memperbaiki posisinya menjadi sedikit nyaman. “Ogah.” ucapnya singkat.


Jungkook yang melihat dari arah samping pun menatap Mary dan Taerin, ia kemudian bangun dan menghampirinya.


“Mary, kita bener butuhin lo.” ucap Jungkook.


“Gue sibuk.” jawab Mary singkat tanpa menoleh pada Jungkook.


Demi apapun. Kalau Mary bukan perempuan, Jungkook sudah membentaknya sedari tadi. Dan jika Jungkook bukan seorang selebriti, ia akan membentaknya walaupun ia perempuan.


Jungkook menghela nafasnya kasar dan menatap Taerin yang sedang kebingungan.


“Memangnya kenapa Mar?” tanya Taerin.


“Bukan urusan lo.”


***


“Gue yakin, kalau gue pake gaya popp'in di bagian tengah. Itu bakal jadi killing partnya, karena gue yang popp'in.” ucap Jungkook membanggakan diri.


Sunghyo menatap Jungkook dengan berbinar, “lo bener.. Itu bakal jadi keren.”


Jungkook tersenyum sesikit pada Sunghyo, “Nah kan, makasih..” ucapnya.


Sunghyo menampar dirinya sendiri dan terjatuh dari duduknya. Ia kemudian tersenyum lebar.


Taerin yang melihat itu merasa jijik, ia kemudian menatap Jungkook yang masih menyombongkan dirinya. “Pede banget kamu kook,”


Jungkook menyiritkan alisnya, “Semua mengakui kok. Emang lu gak percaya?” tanya Jungkook.


Taerin hanya cuek dan menggeleng pelan sebelum Jungkook sedikit menggeser posisi duduknya agar menjadi dekat dengan Taerin. Jungkook kemudian mendekatkan kepalanya dan menatap Taerin.


“Lo yakin?” tanya Jungkook pelan.


Taerin berubah menjadi gugup, ia benar benar kehabisan kata kata.


“Hm?”


Demi tuhan Taerin ingin pergi dari sini.


“Taerin!” seru seseorang dari belakang.


Taerin segera menjauhkan tubuhnya dan menoleh pada sumber suara. Ia mendapati Minghao yang sedang berjalan ke arahnya.


“um.. Ada apa?” tanya Taerin.


“Gue boleh gak ikut di grup lo?” tanya Minghao.


“GAK. GAK BOLEH!!” teriak Jungkook.


Jungkook kemudian bangun dan menghampiri Minghao dan Taerin. “Taerin, lo jangan asal terima orang. Siapa tau Minghao dikirim dari B-School buat mata matain kita.” bisik Jungkook pada Taerin.


“Gue gapunya niat gitu kok.” ucap Minghao tiba tiba.


Jungkook dan Taerin mulai diam, sepertinya Minghao mendengar pembicaraan mereka pikir mereka berdua.


“Terus kenapa lu mau gabung?” tanya Jungkook penasaran.


“Gue cuma pengen ikut aja. Gue tau perlakuan B-School kemarin kurang sopan ama kalian.” jelas Minghao.


“Halah, lu jangan nyari nyari alesan deh..”


“Oke, Minghao boleh ikut.” ucap Taerin memotong perkataan Jungkook. Jungkook membulatkan matanya dan manatap Taerin tidak percaya.


“Kita coba dulu aja kook.” ucap Taerin.


***


Taerin berjalan pulang menuju rumahnya sebelum ia bertemu dengan Minghao yang pergi ke arah yang sama.


“Taerin!” tegur Minghao seraya berlari menghampirinya.


“Ah.. Minghao, kamu mau pulang? Kok nggak di anter?” tanyanya.


“Lagi pengen jalan aja hehe.” ucap Minghao terkekeh. “Balik bareng yuk?” ajaknya.


“Ayo,” Taerin menyetujui ajakan Minghao dan mereka pulang bersama.


Minghao dan Taerin bercerita banyak hal.


Mulai dari keluarga Taerin yang dulu adalah orang korea yang pindah ke New Zealand.


Lalu ayah Minghao yang mempunyai cabang perusahaan baru di korea.


Lalu tentang mereka juga masing masing.


Mereka tertawa bersama.


Tak ada Minghao yang cuek dan Taerin yang sedikit pendiam.


Keduanya sama sama hangat.


“Rumah gue udah deket dari sini.” ucap Minghao.


“Iyakah? Rumahku juga udah deket kok. Tinggal belok ke kanan, masuk ke gang kecil itu.” ucap Taerin menunjuk gang yang nampak gelap.


“Itu rumah gue, duluan ya.” ucap Minghao melambaikan tangannya dan tersenyum.


“Yaudah dah~” Taerin kemudian berbelok arah dan berjalan dengan arah yang berbeda.


Minghao melangkahkan kakinya kembali. Baru saja beberapa langkah, Mary sudah berjalan di depannya dan menatap Minghao.


“Sekarang Taerin?” tanya Mary dingin.


Tak ada jawaban dari Minghao, ekspresi wajahnya berbeda dari sebelumnya saat bersama Taerin. Kini sangat cuek dan dingin.


“Apa urusanmu?” tanya Minghao.


Mary hanya tersenyum pahit dan pergi meninggalkan Minghao.


Jujur, Minghao tidak tega melihat Mary seperti itu. Namun perjanjian dengan ayahnya tidak bisa ia hancurkan.


Karena Minghao tidak ingin membuat ayahnya hancur akibat Seungcheol.


***


Gue gak bisa lakuin apa apa. Yang penting, gue bisa mantau lu walaupun dari kejauhan. —xmh

+siders comment juseyo
—sempakminghao

Cuek • Xu Minghao [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang