22 » DARI A, YANG GANTENG

536 28 5
                                    


bahasa rada baku

Nayla

Gue datang terlalu pagi hari ini. Bahkan Lisa aja belum datang. Kelas masih sepi saat ini, cuma ada lima orang yang baru datang.

Gue duduk di bangku gue. Bosen banget gila. Ah bego, kenapa gue nggak ngecek loker gue aja ya. Sudah beberapa hari ini gue nggak pernah ngecek loker.

Gue jalan keluar kelas. Koridor yang gue lewatin sepi banget macam kuburan. Akhirnya, gue sampai juga di tempat loker. Buru-buru gue buka loker gue yang nggak pernah gue kunci. Toh-- juga gue nggak pernah nyimpan barang disana.

Pas kebuka, gue lihat beberapa bungkus oreo dan selembar kertas yang gue yakini itu adalah surat.

Bayangkan kalau gue nggak buka loker selama sebulan, pasti loker gue udah nggak bisa ditutup lagi karena kepenuhan oreo pemberian seseorang.

Gue ambil tuh surat.

Nayla, kenapa lo nggak pernah buka loker?
Gue terus kasih oreo untuk lo.
Tapi nggak pernah lo ambil.
Meskipun oreo dari gue nggak lo ambil, tapi gue harap perasaan gue bisa lo ambil.
Asikk gue gombal.

Dari, A.
yang ganteng.

A? Yang ganteng?
Dasar narsis!

Gue ngambil tujuh bungkus oreo itu. Bagi-bagi rezeki ah ke Darren, Lisa sama Indra.

Tapi pas gue sampai di kelas Darren. Kelasnya sepi macam kuburan.

Biasanya Darren datang pagi. Eh iya. Darren 'kan berangkat sama sepupunya. Mungkin aja sepupunya bukan tipe orang yang suka berangkat pagi.

Ah! Ada Indra yang kayaknya lagi nyalin tugas.

"Indra!"

Indra noleh lalu nutup bukunya dan kemudian berjalan ke gue. "Kenapa Nay?"

"Darren belum dateng?"

Indra tersenyum miring. Ni bocah mikir apa senyum- senyum gitu?

"Cie nyariin Darren."

"Idih nggak! Gue cuma mau kasih oreo untuk Darren."

"Darren udah dateng. Cuma tadi pergi entah kemana sambil bawa kertas. Kayaknya sih itu surat."

Surat? Jangan-jangan...

Ah tapi kayaknya mustahil. Lagipula disana 'kan ditulis

'Dari A yang ganteng'.

Berarti bukan Darren yang nulis surat itu. Kalau Darren yang ngasih surat itu, pasti dia nulis begini : 'Dari D, yang ganteng banget'.

Gue ngasih empat bungkus oreo ke Indra. "Yaudah, nih oreo untuk lo sama Darren."

"Makasih."

Gue cuma angguk-angguk aja. Lalu berbalik badan dan pergi.

»TBC«
Vote and Comment

[2] Back Again ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang