Tiga Puluh Dua:: Berujung Tangisan

23.7K 1.9K 97
                                    

🎵 SIA - HELIUM 🎵

Bacanya sambil dengerin lagu Helium by Sia ya biar lebih unccch. Hehe.

P.s: wattpadnya gak bisa aku masukin link youtubenya:(

LEAVE VOTE AND COMMENTS

Di kamis sore hari ini, Bulan masih tetap setia menemani Bintang yang sedang latian basket seperti biasa. Sebenarnya, Bintang bisa saja mengantar Bulan pulang terlebih dulu namun gadis itu melarangnya. Karena jika Bintang mengantar Bulan terlebih dahulu, Bintang akan telat untuk mengikuti latihan basket.

Tepat di bawah pohon, Bulan duduk sembari memandangi foto kemarin yang ia ambil dari album foto keluarga yang tersimpan di gudang. Disisi lain, Rafka yang baru saja selesai mengikuti pendalaman materi Biologi, menjatuhkan pandangannya tepat di bawah pohon dimana Bulan berada. Cowok itu tersenyum tipis lalu menghampirinya.

"Hai Ara. Lagi nungguiin Bintang ya?"
Pikiran Bulan spontan buyar. Gadis itu mengerjapkan matanya lalu mendongakkan kepalanya karena Rafka berdiri tepat di depannya. "Eh, iya, Kak."

"Mau ditemenin biar gak bosen?"

Bulan menaikkan alisnya sebelah. "Emang Kak Rafka gak mau pulang?"

Rafka menggelengkan kepalanya lalu mendaratkan bokongnya tepat di samping Bulan. "Ntar aja pulangnya. Raffa juga pasti masih kerja di Cafè."

"Kalo boleh tau, emang kenapa Kak Raffa kerja? Bukannya tabrakan sama jadwal sekolah dia?"

"Raffa pinter ngebagi waktu antara kerja sama sekolah. Gue juga pengin, cuman dia gak ngebolehin. Katanya cukup dia aja yang kerja. Abang yang baik bukan?"

Bulan terkekeh kecil. "Kalian lucu."

Rafka tersenyum membalasnya. "By the way, itu foto yang ditangan lo...foto anak kecil siapa?"

Bulan tersenyum semangat lalu Ia menunjukkan foto yang ia pegang itu. "Gue. Lucu kan?"

Rafka mengerutkan dahinya dan menatap foto yang ditunjukkan oleh Bulan cukup lama. "Ini...lo?"

Bulan memutar kedua bola matanya malas. "Bukan. Tetangga gue."

Rafka mengambil alih foto yang ditunjukkan oleh Bulan. "Lo Ara.." gumamnya sangat kecil namun Bulan dapat mendengarnya walaupun gadis itu tidak yakin dengan apa yang didengarnya itu.

"Kak Rafka ngomong apa?"

Rafka menggelengkan kepalanya lalu beranjak berdiri. Foto itu masih berada di genggaman cowok itu. "Gue pergi dulu."

Rafka berlalu begitu saja yang membuat Bulan mengejarnya. "Kak, tunggu. Foto gue kenapa dibawa?"

Rafka tetap berjalan mengabaikan Bulan yang dibelakangnya yang berusaha mengejar cowok itu. Bulan mempercepat dan begitu punggung Rafka tepat di depannya, cewek itu menarik tangan Rafka yang membuat langkahnya terhenti. "Kak, foto gue kok dibawa-bawa?"

Rafka menatap gadis di depannya dengan tatapan kosong. Mata coklat mereka saling bertemu. "Lepasin, Ara."

Bulan menggelengkan kepalanya cepat. "Kembaliin dulu foto gue."

Mata coklat Rafka berubah menjadi tatapan tajam. "Jangan bandel, Ara."

Suara itu. Suara dan kalimat yang langsung membuat Bulan merasa sering mendengarnya. Kepala Bulan terasa berdenyut kencang. Tanpa disadari, tangan gadis itu yang tadinya menggenggam kuat lengan Rafka, kini terlepas begitu saja. Rafka menampilkan wajah bersalahnya lalu tersenyum tipis. "Sorry, Ra."

(Antara) Bintang Bulan - [ABS 1] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang