⚠LEAVE VOTE AND COMMENTS⚠
"Rayssa?"
Bulan memanggil adik kelasnya yang sedang menangis di bangku ujung koridor sekolah yang sudah sepi. Kebetulan, Bulan masih disekolah karena menunggu Bintang yang sedang ada urusan soal tim basketnya. Bulan yang tadinya berniat untuk mengambil payung yang ketinggalan dikelasnya, kini terhenti niatnya karena mendengar suara isakkan yang cukup keras.
Gadis yang bernama Rayssa itu masih menangis dan sepertinya belum menyadari kehadiran Bulan disampingnya. Bulan berdeham cukup keras lalu menyentuh pundak adik kelasnya itu. "Lo kenapa nangis?"
Rayssa yang sadar ada kehadiran seseorang didekatnya pun kini terlonjak kaget. "Kak Bulan?"Bulan tersenyum tipis menanggapinya. "Lo kenapa?"
Rayssa menggelengkan kepalanya dan mengusap pipinya. "Gapapa."
"Gue tau lo boong. Sesama cewek, jadi gue ngerti pasti lo ada apa-apa saat ini."
Rayssa menghela napas pelan. "Kenapa lo jadi peduli sama gue?"
Bulan tertegun dan bingung menjawab apa. Ia berdeham kecil lalu duduk disamping Rayssa. "Kenapa ya? Gue juga bingung. Gue tipenya simpatik jadi ya...gitu. Masa iya gue liat orang nangis, gue diemin gitu aja? Siapa tau dia butuh temen curhat?"
"Tapi kan gue jahat sama lo. Bahkan, dulu gue sempet punya niat buat ngerebut Kak Bintang dari lo."
Bulan tertawa. "Itu dulu kan? Lagipula Bintang masih sama gue gini sampe sekarang."
"Anyway, lo kenapa nangis? Ada masalah sama abang lo?"
Rayssa tertegun sesaat. "Kenapa lo bisa tau?"
"Karena...hm...aduh sorry ya sebelumnya. Waktu itu gue gak sengaja denger perdebatan lo sama abang lo di ujung koridor. Jadi ya...gue denger."
Rayssa mengangguk mengerti. "Yaudah lah ya. Yang jelas, lo juga udah tau gue kenapa."
"Belom tau yang sebenarnya sih. Kan gue cuma denger sekilas doang."
Rayssa menatap kakak kelasnya ragu. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Lain kali aja ya. Gue gak mau keliatan lemah di mata lo."
"Lo sama kayak Darrel ya. Gak usah malu kalo mau nangis. Setiap orang juga punya kelemahan, Sa."
"Emangnya Kak Darrel kenapa?"
"Dia nangis tadi."
"Serius?"
"Menurut lo, gue keliatan becanda?"
"Oh yaudah. Gue juga gak peduli."
Bulan menghela napas berat. Ia menatap kedua bola mata adik kelasnya. "Gue gak tau apa yang terjadi sama kalian tapi, Darrel itu abang lo. Sengeselin-ngeselinnya dia, dia pasti sayang sama lo dan selalu jagaiin lo walaupun lo sama sekali gak nyadar."
"Gue tau gue lancang karena bilang gini ke lo. Tapi--"
Rayssa beranjak berdiri sambil menggendong tasnya. Tanpa menatap Bulan, gadis itu menatap ke depan. Ia melirik Bulan sekilas. "Makasih lo mau repot-repot nyaranin dan peduli sama gue. Gue tau lo sebenernya cuma kasian liat gue kan, Kak?"
"Kok lo--"
"Makasih buat rasa kasihan lo tapi maaf, rasa kasihan lo yang ada buat diri gue tambah menyedihkan lagi."
Rayssa berlalu meninggalkan Bulan yang terpaku ditempatnya. Namun sayangnya, ia menjatuhkan beberapa gumpalan kertas yang ia tak sadari namun Bulan menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Antara) Bintang Bulan - [ABS 1]
Fiksi RemajaDITERBITKAN OLEH @anonymous.publisher #2 in Teenfiction (July 6th 2018) Bulan pikir, semesta akan mengabulkan permohonannya untuk tidak kembali sekelas dengan cowok tengil menyebalkan yang pernah mengambil susu stoberi tanpa seizinnya. Namun tampakn...