Part 2

1.8K 223 14
                                    

Selamat pagi!

Hari pertama sekolah jalannya tak begitu baik, sekarang pukul 10 pagi dan belum ada satu guru pun yang masuk ke kelasku. Sama sekali!

Akan jadi angin segar kalau aku sudah punya teman disini, tapi situasinya beda. Aku anak baru diantara dua puluh empat siswi perempuan. Tak punya teman. Sendirian.

Mereka pada asyik sendiri, seperti punya dunia masing masing dan aku tak ada di dunia itu. Fana.

Mereka saling melempar ejekan dan gurauan pada sesama. Aku tak mengerti jadi tak ikut tertawa. Ingin rasanya pulang ke asrama, mengambil ponselku dan berkabar dengan kawan kawan lamaku.

"Gak baik bengong terus." Seorang gadis melambaikan tangan didepan wajahku.

Aku cuma bisa tersenyum kecil padanya.

"Aku Anin." Dia mengulur tangan padaku, kujabat tangannya yang gempal dan halus.

"Shani."

Dia lucu sekali, wajahnya seperti gadis remaja di korea sana. Kulit putih cerahnya begitu kontras dengan bibir pink miliknya yang alami. Bola matanya pun berwarna coklat terang, mirip dengan warna rambut panjangnya. Dia cantik.

Dia Ka Viny versi anak anak, wajah mereka sedikit ada persamaan. Apalagi bentuk mata yang mirip dan sama sama indah. Tapi aku lebih suka tatapan mata Ka Viny, semakin dalam aku menatapnya semakin damai rasanya. Seperti pulang ke rumah setelah lama merantau. Atau seperti telah menemukan barang yang sudah bertahun tahun hilang. Tau kan rasanya? Seperti itu lah!

"Kamu anak dari Jogja itu ya?" Aku mengangguk.

"Wah satu kampung dengan Ka Viny rupanya." Mataku beralih serius padanya.

"Serius?"

Dia dari Jogjakarta juga?

"Kamu gak tau? Bukannya kalian sekamar?" Dia menggaruk ujung kepalanya, menatapku bingung.

"Iya sih... Aku belum tanya juga. Aku pikir dia orang palembang, mukanya mirip mirip orang sana." Kusampaikan asumsi yang telah kutahan lama. Ingin bertanya langsung padanya tapi kemarin aku masih malu bicara dengannya.

Dan sekarang, seseorang dengan sukarela menjawab rasa penasaranku.

"Hahaha bukan lah! Yang orang palembang itu aku." Ah! Aku salah duga ternyata. Tapi dia dan Anin ini mirip juga, sedikit sedikit.

Dan begitulah, setelah Anin datang, terus bertambah pula teman teman yang kumiliki. Mereka berdatangan ke tempat dudukku. Menyapaku, memperkenalkan nama, dan menanyakan namaku. Ini cukup mudah, walaupun aku masih sulit untuk akrab dengan mereka.

Beberapa pun mulai bertanya tentang diriku dengan konteks yang lebih pribadi. Seperti kenapa aku pindah kesini? Bagaimana sekolahku di Jogja dulu? Bahkan, salah satu dari mereka bertanya.... Apakah aku lesbian?!No way! Aku masih menyukai oppa oppa tampan dari negeri gingseng sana. Jadi, seleraku tentang laki laki masih cukup baik.

Mereka tertawa melihat ekspresi wajahku, saat dengar pertanyaan terakhir. 

~~

Sekarang sudah siang! Waktunya makan siang!

Setelah Bu Arin, guru Bahasa Indonesia keluar, Anin segera mengajaku makan siang dikantin. Tentu bersama teman temannya yang super heboh.

Cacing cacing diperutku pun sama hebohnya dengan mereka, tak sabar untuk diberi asupan gizi.

"Kamu sekamar dengan Ka Viny ya?" Manda bertanya padaku saat diperjalanan. Aku mengangguk. Dia berseru sambil mencubiti pipiku.

"You're so lucky, babe!" Aku bingung.

It's Okay To Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang