Part 14

1.2K 172 7
                                    

Kami pulang dengan selamat. Syukur lah!

Kamu tau? Tadi dia hampir dua kali tabrak mobil orang di jalanan. Dia mabuk! Aku bahkan terus berdoa sepanjang perjalanan agar kami sampai selamat ke rumahku. Dia gila! Haha.

"Kamu nginap dirumah ku ya?" Tawarku padanya. Dia geleng kepala pelan.

"Aku harus pulang, ini udah larut malam." Dia menolak. Aku tahan pergelangan tangannya saat ia hendak pergi.

Aku juga sentil alisnya itu. Hehe. "Kamu tuh susah banget dibilangin." Dia cuma meringis.

"Justru karena ini udah larut malam, kamu harus nginap. Aku takut kamu kenapa-napa. Ya?" Aku mengusap pipinya yang halus, menatapnya seperti anak anjing yang memohon makan pada tuannya.

Hatinya melunak, tatap matanya tak lepas dariku. Dia mengangguk patuh, seperti orang yang habis dihipnotis. Kami masuk ke dalam rumahku bersama.

"Bude' siapin kamar tamu, temanku mau tidur disini malam ini." Aku bilang pada Bude' yang sedang duduk di sofa sambil menonton tv. Dia setengah tertidur, pasti Bude' menungguku pulang.

"Eh, Cah Ayu akhirnya pulang..." Bude' jalan ke arahku.

"Temanku mau tidur disini Bude'. Tolong siapin kamar tamu ya?" Aku ulang permintaanku.

"Waduh, kamar tamu lampunya mati." Bude' bermonolog, menepuk dahinya yang sudah keriput.

"Yaudah deh, mau gimana lagi. Tidur dikamar aku ya?" Aku tanya dia yang sudah sempoyongan, Ka Viny cuma angguk-anggukan lemas. Untung kamu menginap dirumahku, kalau tidak mungkin besok pagi aku akan dengar kabar kamu ada di rumah sakit karena kecelakaan motor.

Sampai kamar dia langsung menjatuhkan diri ke kasurku, telungkup seperti anak kecil yang baru pulang dari main seharian. Tanpa melepas sepatu atau ganti bajunya. Matanya sudah tertutup dengan raut muka lelah yang lucu. Hh.

"Ka... Ganti baju dulu ya? Gak enak kan tidur pake baju begini?" Aku bujuk dia, menarik-narik lengannya. Dia geleng kepala kuat-kuat, tanpa membuka matanya.

Aku melepaskan sepatu dari kakinya, menaruh sepasang sneakers putih itu dipojok ruangan. Lalu mencari kan baju yang pas untuknya dilemariku.

Aku lempar baju itu tepat dimukanya, dia terkejut. Ka Viny malah menyingkap baju itu dari wajahnya dan kembali tidur.

"Banguuunn...." Aku mengguncang-guncang lengannya.

"Aku capek..." Dia merengek seperti anak kecil.

Aku mengelus pipinya, entah dapat ide dari mana aku mendekatkan wajahku pada wajahnya. Lalu aku bilang dengan lirih, "Mau ganti sendiri, atau aku yang gantiin baju kamu?"

Matanya langsung terbuka, walaupun sedikit. Dia ambil lagi baju yang sudah ia buang itu, lalu segera pergi ke kamar mandi dengan umpatan-umpatan kecil.

Kini giliran aku yang ganti bajuku. Cuma kaos polos lengan pendek dan celana tidur kesukaanku, malam ini pasti akan sangat dingin. Diluar mulai terdengar suara guntur yang bersahutan dengan kilat. Sebentar lagi hujan akan turun.

Dia keluar dengan memakai baju yang ku berikan. Warna baju kami sama-sama biru muda tanpa kusadari. Hehe. Padahal kan aku yang ambil kan baju untuk dia. Dia taruh bajunya di lantai lalu meloncat ke kasur seperti anak kecil. Haha, dia lucu.

Aku memungut pakaiannya yang berserakan lalu memasukannya ke dalam keranjang, bersama dengan pakaianku juga. Aku duduk di sebelahnya yang telah kembali tidur dengan tubuh terlentang. Wajahnya lucu, pipinya bersemu merah karena kebanyakan minum lapen. Padahal minuman itu kadar alkoholnya lunayan sedikit. Tapi kalau di minum kebanyakan yaa... Jadinya macam dia ini.

It's Okay To Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang