Part 22

1.1K 150 7
                                    

Gosh! Aku muak dengan segala pura-pura ini, but i have a brilliant idea.

"Mau kemana?" Ka Viny tanya saat tiba-tiba aku bangun dan melempar kartuku.

"Dapur bentar." Aku segera pergi sebelum dia tanya lebih banyak lagi.

Aku ambil botol kaca kosong dari dapur, lalu membawanya ke atas. Alibi permainan pasaran ini pasti cukup membantu. Tapi aku akan melakukan sedikit perbedaan, kamu akan lihat nanti.

"Aku ada permainan!" Aku berteriak. Mereka semua langsung beralih padaku.

"Apaan?" Desy tanya.

Aku suruh mereka semua duduk di karpet dengan formasi melingkar, botol itu aku tarus secara horizontal ditengah-tengah kami. Mereka terlihat cuek dan gak terlalu bersemangat, Anin dan Manda malah asyik makan.

Aku pun mulai menjelaskan. "It call's an untold little secrets i've ever had. Jadi peraturannya sederhana, aku bakal puter botol ini dan siapa pun yang ditunjung sama ujung botol ini dia yang main. Kamu cuma perlu sebutin rahasia yang gak pernah kamu ceritain ke siapa pun. Easy peasy."

"Itu namanya melanggar privasi, kenapa gak ToD aja? Aku rasa permainannya mirip-mirip " Sisca protes padaku, aku tau dia akan begitu.

"Big no! Terlalu mainstream. Lagian kita sahabat kan? Gak ada yang boleh kita tutup-tutupi." Balasku.

"Ya! Aku setuju." Desy yang paling bersemangat disini, yang paling senang ekspresi wajahnya. Yang lain gak begitu kentara, rata-rata gelisah dan gak terlalu peduli.

Aku pun mulai memutar botolnya, gerakan memutarnya semakin melambat dan aku yakin mereka pasti gak sabar menunggunya, sampai botol itu berhenti berputar dan mengarah ke....

Desy.

Dia yang paling semangat itu wajahnya berubah masam.

"Aku baru kenal kalian itungan bulan, dan harus bicarain rahasia terbesarku?"

"Itu peraturannya, dan karena kamu udah ikut main kamu harus." Balasku.

Aku menahan Desy sebelum dia bicara, "Dan satu lagi! Gak boleh ada komentar apapun, cuma yang main yang boleh bicara." Mereka semua setuju dengan peraturanku.

"Okay.... Aku cinta Okta dan kalian semua udah tau itu kayaknya."

"Aku gak tau!!" Anin memotong, dia tampak gak terima.

"Tapi sekarang kamu tau!! Dan ternyata dia gak cinta aku, simpel."

"Maaf Ka Desy..." Lirih Okta.

"Gak apa. Dan satu lagi mungkin rahasia yang perlu kalian tau tentang aku, aku di DO dari sekolahku di Cilacap, karena nge-drugs. Makanya dipindahin kesini." Dia diam setelahnya. Aku rasa cukup. Dan ya, Desy itu sebenarnya seumuran dengan Ka Viny.

Kami melanjutkan permainan. Kali ini Desy yang putar botolnya, dia memutarnya sangat kencang hingga berhentinya lama. Dan ujung tutup botol itu berhenti pada...

Aurel.

Anak itu biasa saja. Dia memang yang paling misterius, kadang bisa jadi pendiam, kadang dia suka ketawa sendiri, dan suara ketawanya itu, jujur aku gak suka.

"Apa? Apa yang gak kalian tau dari aku?" Anak itu tanya.

"Okay... I tell you guys about my little secret... Tapi jangan kasih tau siapa pun!!!" Kami semua langsung mengangguk, merapatkan posisi duduk ke dia. Anak ini sangat horror.

"Aku... Aku bunuh saudara kembarku sendiri." Katanya suara pelan. Tapi itu cukup buat kami semua merinding ketakutan.

"Gi-gimana bisa??" Anin nampak penasaran, tapi jelas dia ketakutan.

It's Okay To Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang