Part 26

1K 156 6
                                    

Kalau kamu disuruh mendeskripsi kan apa itu kepercayaan. Apa menurutmu? Aku bingung sekarang, kalau rasa percayaku itu adalah sebuah kapal, maka ia sedang ada ditengah lautan dan dikelilingi ombak besar sekarang, dan aku adalah nahkodanya. Sedikit saja aku salah ambil keputusan, kapalku bisa karam di dasar lautan.

Ini masih soal kemarin, aku gak tau harus percaya dengan siapa. Kalau kamu pasti akan bilang percaya dengan Ka Viny saja, dia kan pacarku. Aku sendiri maunya begitu. Tapi setelah apa yang mataku rekam baik-baik hingga ia simpan di otak, apa yang telah Sinka sampaikan kepadaku itu rasanya begitu nyata.

Jadi, hari ini aku harus sudahi gundah hatiku.

"Kenapa panggil aku kesini?" Bau asap rokok langsung menyeruak ke tenggorokan begitu dia datang.

Dia terlambat, sudah 15 menit aku tunggu dia disini sendirian.

"Aku mau cerita, Ta." Kataku. Dia langsung berjalan mendekat, asap rokok mengepul didepan wajahnya. Anak itu cuek saja.

"Ka Viny?" Aku mengangguk.

"Ada apa?" Dia tanya lagi. Aku putar tubuhku mengarah kepadanya.

"Aku mau tanya. Saat kepercayaan kamu ke Manda sebagai pacar mulai hilang, apa yang kamu lakukan?" Tukasku.

Dia menatapku bingung, rokok yang terselip diantara jari tangannya itu dia buang ke lantai, lalu diinjaknya.

"Apa yang terjadi sampai kamu bisa ragu dengan cintanya Ka Viny?" Dia malah balik tanya, tapi muka juteknya itu berubah serius.

"Yaa... Ada sesuatu yang lagi ganjal hatiku sekarang." Kataku.

Okta rangkul bahuku sambil bilang, "Kamu gak tau begitu sulitnya dia untuk dapat cinta kamu. Kalau ada orang paling setia di dunia, itu pasti dia." Okta mengeratkan rangkulannya dibahuku sebentar lalu melepaskannya.

"Everyone promises to stay until they find someone better, Ta. Dia begitu karena belum ketemu orang yang lebih baik dariku aja." Balasku.

Anak itu melotot kepadaku, seperti gak percaya dengan apa yang baru saja aku bilang. Matanya menyipit sambil mendekatkan wajahnya padaku.

"Aku tersinggung kamu bilang begitu ke kakak ku. Begitu banyak cewek yang dia kenal di dunia ini dan yang suka sama dia, tapi bertahun-tahun cintanya cuma cari satu pelabuhan, ya itu hati kamu." Anak itu menantangkan wajahnya ke langit, lalu kembali nyalakan batang rokok dari dalam saku bajunya.

"Aku kenal dia lebih baik dari siapa pun. Kalo sampai suatu hari dia nyakitin kamu, aku orang yang paling pertama yang akan hajar dia habis-habisan, aku orang yang maju ke depan untuk lindungi kamu dari dia." Anak itu menepuk-nepukan kepalan tangannya ke dada dengan wajah angkuh.

Aku bahkan gak akan pernah siap sampai hari itu tiba, Ta.

********

Beberapa hari ini pikirku tergantung di awan-awan kekhawatiran. Sudah dua hari sejak dia di skors karena insiden lapangan itu, juga setelah terakhir kali aku lihat dia dikamarnya. Setelah itu aku gak pernah lihat batang hidungnya lagi, mana anak itu? Mana cewek super nyebelin yang selalu temani aku di perpustakaan untuk kerjakan tugas? Hilangnya seperti angin malam!

Kami gak berkabar belakangan.

Ponselnya disita guru BK dalam kurun waktu tertentu, dan itu bukan cuma buat susah dia, tapi juga aku. Ugh Ka Viny! Kamu sukses buat aku kebanjiran rindu.

"Kalo kamu gak mau, mie ayamnya buat aku ya?" Itu Anin, aku lirik mangkok mie ayamnya sudah gak bersisa, cepat juga habisnya.

Anin melongo heran saat aku serta merta kasih mie ayam punyaku ke dia, padahal kan ini makanan kesukaanku. Yang lain pun sama herannya.

It's Okay To Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang