SECRET CHAPTER

3.7K 373 65
                                    

Theme song : Jangan Hilangkan Dia by Rossa

🎼🎼🎼

Hope you enjoy it. Ini memang bukan lanjutan. Hanya intermeso buat melepas kangen.

Jangan lupa tinggalkan jejak. 😅😅

===

Aku tak pernah merasa begitu dekat dengan kematian sekaligus merasa begitu hidup. Perasaan yang aneh, bukan? Aku merasa begitu bahagia di satu sisi, tapi di sisi lain aku tahu bayang kematian mengintaiku entah dari arah mana. Alasan kebahagianku sederhana: ada orang yang mengerti apa yang kurasakan tanpa harus kuberitahu.

Orang itu telah menghilang pagi ini begitu aku membuka mata. Lampu menyala hingga dengan jelas kulihat barang-barangnya yang semalam ada di meja samping tempat dudukku ikut raib. Matahari belum naik. Masih gelap. Samar suara adzan di sekitar area sekolah menegakkan punggungku.

Aku segera bangun dan langsung sholat subuh di mushola sekolah. Namun, tak juga kutemukan orang itu. Mungkin dia pulang. Menyesal ikut menginap di sekolah bersamaku.
Jika dipikir-pikir, memang tak ada untungnya menginap di ruang belajar semalaman. Insiden lampu mati, kemunculan Kinan dan segala bayangan tentangnya membatalkan niat awalku untuk berkeliling sekolah. Mungkin orang itu terbangun dan sadar akan hal itu. lantas memutuskan berhenti membantuku.

Aku menggeleng keras. Tidak masuk akal. Jelas sekali semalam orang itu merasa begitu bersalah karena meninggalkanku dalam gelap. Jelas pula bagaimana dirinya memohon maaf dan mengkhawatirkan keadaanku. Ini sudah pagi. Mungkin dia memilih pergi lebih dulu untuk menghindari pandangan negatif orang-orang.

Daripada sibuk memikirkannya, lebih baik aku menyiapkan diri untuk memulai hari ini. Mini market lantai bawah belum buka. Kantin dan warung-warung juga belum ada yang buka. Alhasil, aku pasrah mencuci wajahku dengan air tanpa sabun (untungnya wajahku tak berminyak banyak). Karena satu-satunya sabun pencuci di toilet sekolah hanya hand soap, maka itulah yang kugunakan untuk membasuh tangan sampai lengan. Kebetulan aku bawa lotion dan parfum untuk menyamarkan aroma tubuh yang mungkin tercium karena tak mandi.

Setelah mengikat rambut menyerupai ekor kuda, aku merapikan seragam yang menempel di tubuhku sejak kemarin. Tak apalah. Aku bukan gadis jorok yang berkeringat berlebih. Kupandang pantulan diriku di cermin toilet yang lebar. Tak jauh berbeda dari Serena yang biasanya.

Aku masuk kelas sekitar pukul enam lebih sepuluh. Baru beberapa teman yang datang. Sambil berusaha mengabaikan rasa tak nyaman di mulut (aku belum gosok gigi), aku duduk di kursiku. Dalam hati aku menyusun rencana untuk membeli sikat dan pasta gigi serta beberapa keperluan bersih-bersih saat istirahat pertama nanti. Saat Vina tiba, aku meminta bedak dan lip balm yang biasa dibawanya. Beres. Wajahku sudah jauh lebih fresh sekarang.

Karena merasa sangat lapar, kuhampiri Ucup—teman sekelasku yang biasanya membawa nasi uduk buatan emaknya ke sekolah untuk dijual pada teman-teman yang belum sempat sarapan di rumah. Kantin baru akan buka menjelang jam istirahat pertama. Sekolah sengaja menjadwalkan jam buka kantin agar anak-anak tak bercokol di sana menghindari jam kelas.

Namun sayang, bawaan temanku telah habis. Dia bilang, “Tadi teh sebenernya Ucup bawa banyak, tapi baru sampe depan kelas udah dicegat dan diborong semua bawaannya Ucup.”

Aku tertawa kecil meski sebenarnya kecewa mendengarnya. “Oh gitu, ya udah atuh, Cup. Nggak apa-apa. Tumben banget. Emang siapa yang borong nasi kamu? Biasanya kamu bawa 20 bungkus mah lebih, kan?"

Lunar Eclipse [Lunar Series #1]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang