Lia pov
“uncle Toomm!!” panggil dua anak kecil cowok cewek saat kami berdua sedang asyik berbelanja, Tomas terlihat bingung mencari asal suara.
“siapa mas?” tanyaku ikut penasaran.
“nggak tau yang, berasa ada yang manggil gitu.” Ucapnya sambil celingukan.
“ish! Uncle Tom sekarang sombong. Nggak kenal kita lagi.” Suara anak perempuan terdengar dari arah belakang Tomas.
“mas, kenal anak itu?” bisikku pada Tomas sambil memainkan mataku menunjuk arah belakang kami.
“loh? Ryan sama Kina? Kok bisa di sini?” tanya Tomas seperti bertemu dengan teman lamanya.
“kita lagi belanja uncle.” Jawab Kina dengan nada gemas.
“bukannya kalian masih di Amerika ya?” lanjut Tomas semangat.
“kita kan sekarang tinggalnya di sini uncle, uncle aja yang sekarang sombong nggak pernah video call kita lagi.” Jawab Ryan dengan gaya sok cool.
“hehe, maaf. Uncle sibuk akhir-akhir ini, mama kalian mana?” tanya Tomas lagi.
“mom lagi belanja di san..a.” suara Kina menghilang saat mendapati tempat yang ditunjuknya kosong.
“eh, kak Rey, mom hilang. Gawat nih!” serunya heboh. Aku yang dari tadi diam dan mengamati jadi ikut-ikutan celingukan mencari orang yang aku sendiri nggak tau.
“udah deh nggak usah heboh, mom itu udah gede Kina, pasti bisa pulang sendiri.” Ujar Ryan tenang.
“astaga! Bagaimana mungkin anak kecil ini bisa setenang itu mengetahui ibunya hilang, eh bukan maksudku mereka yang sedang tersesat.” Batinku heboh.
“mas, mereka siapa?” bisikku lagi. Tomas terlihat berpikir, bahkan dia mulai terlihat salah tingkah.
“mmhh, kids. Kenalin ini istri uncle.” Kata Tomas memperkenalkanku pada mereka, anak-anak kecil tadi hanya memandangku dengan tampang bloon, seakan tak percaya.
“hai, Lia.” Ujarku sambil memaksakan sebuah senyum garing, sumpah diliatin kaya gini bikin gerah.
“uncle udah nikah?” tanya Ryan tak percaya, sementara tanganku hanya menganggur di udara tanpa ada yang berniat menjabatnya.
“sudah sayang, ini istrinya uncle.” Jawab Tomas dengan senyuman mengembang.
“uncle jahat!” tiba-tiba Kina menangis dan menjerit, aku sampai terlonjak.
“sshhh, kenapa sayang?” tanyaku tak tega melihatnya menangis.
“stop it! Don’t touch me! I don’t like you!” jerit Kina semakin menjadi, Tomas langsung menggendongnya dan menenangkannya.
“hey, don’t cry honey. Sorry not telling you.” Ujar Tomas sambil mengusap punggung gadis cantik itu, sementara Ryan semenjak tadi memandangiku dengan tatapan menyeramkan.
“hiks i hate you.” Isakan Kina semakin menjadi.
“hey, don’t cry ok. Sorry for not inviting you honey.” Tomas masih saja menggendong anak perempuan itu sambil menenangkannya.
“i don’t like her, i want you to be my dad.” Kata Kina lagi dengan suara yang makin parau dan sukses membuatku terlonjak, her dad?
Tomas sibuk menenangkan Kina dan memberikan alasan kenapa dia menikah denganku, bukan dengan ibu mereka, sementara anak laki-laki menyeramkan yang sayangnya tampan di depanku ini sedang memandangiku tanpa berkedip seakan aku ini tawanan perang yang berhasil mereka tangkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Cup of Tea
Romancewe're perfect each other, cos you're my cup of tea.