Lia pov
"Aish mau kemana?" tanyaku saat putri sulungku keluar rumah sambil membawa gitar kesayangannya.
"mau kerumah mama, bund. Assalamualaikum." Pamitnya cepat-cepat.
"waalaikumsalam." Jawabku lirih.
"Aish mau kemana yang?" tanya suamiku yang baru selesai berenang dengan anak bungsuku.
"kaya nggak tau anak kamu aja mas, kemana lagi?" jawabku geli.
"kerumah mama tersayangnya?" tanya suamiku balik yang hanya ku angguki dengan semangat.
"astaga itu anak gadis, demen banget ngecengin berondong." Ujar suamiku putus asa.
"ayah, berondong itu apa?" tanya anak bungsuku, Kaleela.
"eh? Berondong itu, itu dek. Apaan bund berondong itu?" suamiku gelagapan sendiri.
"berondong itu mirip popcorn dek, dari jagung trus rasanya manis." Jawabku.
"adek mau popcorn bunda." Ujar si bungsu dengan nada lucunya.
"assalamualaikum." Salam seseorang dari luar.
"waalaikumsalam." Jawab kami bertiga kompak dari rumah.
"loh, kok tumben udah pulang nak?" tanyaku pada anak tengahku, Aqeela.
"iya bund, tadi pelatihnya ijin mau keluar kota. Ada diklat apaan gitu." Ujarnya dengan lesu.
"nah, terus kenapa lesu gini?" tanya suamiku.
"laper ayah, sarapannya udah abis buat latian." Jawabnya santai, anakku yang satu ini doyan banget makan, tapi nggak ada melar-melarnya malah tingginya kaya tiang listrik.
"Kak Aish mana Yah?" tanya anak tengahku.
"ke rumah mama." Jawab si bungsu lucu.
"kerjaannya gituuu terus, dasar Kak Aish." Gerutu Aqeela, dia emang nggak begitu suka sama kegiatan anak sulungku yang selalu pergi ke rumah mamanya itu.
"Bundaaaa, Mama Ara tadi telpon ke rumah nggak?" Tanya Aqeela dengan wajah melasnya.
"enggak tuh, emang kenapa?" tanyaku bingung.
"tadi Kak Aqeel nggak dateng latian. Kenapa ya Bund? Jangan-jangan Kak Aqeel sakit lagi." Jawabnya sok dramatis, ya tuhan, ini kenapa anak-anakku gini semua sih?
"ya kan Kak Aqeel udah kuliah sayang, jadinya sibuk. Nggak kaya dulu lagi, tugasnya tambah banyak." Ujarku menenangkannya.
"Assalamualaikum." Terdengar salam tak jauh dari kami.
"waalaikumsalam." Jawab kami kompakan.
"Kak Athaaaa!!!" seru si bungsu riang kemudian berlari riang ke arah lelaki yang paling digemarinya setelah Ayahnya dan Mister Gru, iya Gru yang di film animasi itu. Bungsuku ini sangat menyukai Gru sampai-sampai dia meminta Ayahnya untuk menggunduli kepalanya. Ayahnya sih oke-oke aja, rambut bakal tumbuh lagi nanti katanya, tapi aku yang agak ngeri kalo dia botak beneran. Serem nggak sih kalo pas bangun tidur trus di sebelah kita ada kepala nggak berambut? Oke, mungkin aku yang lebay, tapi aku takut.
"iya sayaaaang!!!" seru Atha tak kalah riang, kemudian si Ayah akan menghela nafas dengan sangat panjang.
"Kenapa lo siang bolong ke sini? Diusir lagi?" tanya Aqeela dengan nada sinis. Atha hanya mengangkat kedua bahunya.
"udah gue bilang juga, kalo itu orang ngeganggu usir aja, kenapa malah yang punya rumah yang terusir sih?" gerutu Aqeela lagi.
"kakak, nggak boleh gitu ah ngomongnya, jangan jutek-jutek. Nggak baik tau cewek ngomong gitu." Ujarku mengingatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Cup of Tea
Romancewe're perfect each other, cos you're my cup of tea.