haiii,
mohon maaf lahir batin, soal keterlambatan yang teramat sangat. tapi ini semua demi cita-cita *dangdutan, jadi alasan saya kali ini karena magang -lagi dan ditambah harus nyusun laporan yang sampe hari ini masih belum ada perkembangan yang signifikan. mohon dijadikan maklum. hehe
setelah ini juga, saya masih nggak tau cepet lanjut apa enggak soalnya masih ngejar deadline nyelesaiin laporan biar bisa mudik sebelum lebaran, karna pasalnya saya terancam mudik H-3 lebaran T.T, *curcol.
nggak banyak-banyak ngomong lagi deh, makasih buat jejak2 di part sebelumnya dan mohon maaf sekali lagi untuk keterlambatan dan ceritanya yang semakin geje. hehe
Happy Reading :*
Tomas pov
Usia kandungan Lia sudah memasuki bulan ke empat, kedinginan tiap paginya sudah tak pernah lagi terjadi. Namun sikapnya yang selalu mengagumi laki-laki tampan masih tetap mendarah daging bahkan semakin parah saat usia kandungannya semakin tua. Oh, dan satu lagi kebiasaan baru Lia, dia terobsesi dengan kebersihan seminggu terakhir ini. Setiap aku pulang kantor dia selalu menyuruhku untuk bersih-bersih diri, minimal cuci tangan, cuci kaki, cuci muka serta ganti pakaian sebelum dia menyambut kepulanganku dengan manja.
“assalamualaikum.” Salamku ketika baru saja pulang dari kantor.
“waalaikumsalam.” Jawabnya dari dalam rumah, lalu membukakan pintu depan untukku. Tidak akan ada acara cium tangan seperti yang biasanya dia lakukan sebelum aku mencuci tangan, kaki, muka dan mengganti bajuku atau nanti setelah aku mandi.
“buruan cuci tangan, cuci kaki, cuci muka trus ganti baju.” Ujarnya seperti biasa.
“siap.” Jawabku lalu masuk begitu saja, tiba-tiba ide jahil muncul dikepalaku, aku langsung membelokkan tubuhku menuju kamar.
“eehhh mas, jangan masuk kamar dulu.” Jeritnya histeris dari belakang.
“kan mau bersih-bersih yang.” Godaku.
“kan aku udah bilang mas, kalau baru pulang dari kantor atau manapun yang mengharuskan mas keluar, mas harus pakai kamar mandi luar buat bersih-bersih.” Omelnya membuatku geli sendiri.
“yaudah aku mau ngambil baju.” Ujarku lalu berjalan menuju kamar.
“stoooppp!!” jerit Lia histeris.
“apa lagi sayang?” tanyaku pura-pura bingung.
“aku yang ambilin, mas nggak boleh masuk kamar sebelum bersih-bersih.” Ujarnya lalu melewatiku untuk masuk ke kamar. Biasanya sih Lia emang selalu ngambilin baju untukku saat aku bersih-bersih.
“nih, bajunya mas. Mandi sekalian deh ya mas, mumpung belum malam.” Ujarnya memohon.
“males ah, mandi ntar malem aja.” Godaku yang langsung membuatnya cemberut, ya dia sekarang makin manja dan makin gampang ngambek kalau keinginannya nggak dipenuhi.
“sekali-kali kalo dibilangin nurut dong mas.” Omelnya lagi, entah untuk yang keberapa kalinya hari ini.
“iyaa sayaaang, duh ngambekan deh sekarang. Mas mandi dulu ya.” Ujarku sambil berjalan mendekatinya.
“eh mau ngapain maju-maju?” Tanyanya waspada.
“mau cium istriku dong.” Godaku dengan wajah jahil.
“enggak ada cium-ciuman sebelum mas mandi.” Ucapnya tegas lalu menutup pintu kamar dengan sekuat tenaga.
Aku terbahak dibalik pintu, aneh-aneh begitu dia istriku yang sekarang lagi hamil. Haduh, dasar ibu hamil cantik satu itu selalu sukses bikin aku klepek-klepek.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Cup of Tea
Romancewe're perfect each other, cos you're my cup of tea.