Chapter 23

32.7K 1.7K 45
                                    

"Lo gapapa?" tanya Kelvin yang sedaritadi masih setia menjadi sandaran Reyna di pundaknya.

Taman belakang sekolah memang mulai sepi mengingat bel pulang sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu, tapi di sanalah, Reyna menenangkan perasaan juga pikirannya.

Reyna mengangguk pelan sebagai respons.

"Kayaknya lo gak gampang buat maafin orang, ya?" tanya Kelvin spontan membuat Reyna menegakkan badannya.

"Hm," deham Reyna.

"Ngomong apa aja sama Agam?"

"Gak ada yang penting," jawab Reyna tegas membuat Kelvin hanya mengangguk.

"Kalau besok dia ke sini lagi gimana?"

"Kalau gue makin ngejauhin dia gimana?" tanya balik Reyna. Kelvin mengangkat kedua bahu, "Semua itu keputusan lo. Sebagai temen, gue cukup ngasih pendapat sama saran yang mungkin aja bakal lo ikutin."

"Se-simpel itu?"

Kelvin berdeham dengan nada yang ia alunkan, "Mm-Hm."

"Sumpah, ya. Kalau dia bukan sahabat gue dulu sih gue biarin aja." Kelvin mengacak gemas puncak kepala Reyna.

"Yuk." ajak Kelvin.

"Kemana?" Kelvin mendekatkan bibirnya ke arah telinga Reyna dan berbisik, "Agam, mau?"

Sontak Reyna memukul keras dada bidang cowok itu sadis, bisa-bisanya Kelvin membiarkan dirinya bersama Agam. Tapi sebentar, memangnya apa yang salah dengan Kelvin? Toh, ingin Kelvin menganggap Reyna dengan siapapun tak masalah, bukan?

Tapi Reyna tetap saja memiliki perasaan sedikit kecewa ketika Kelvin melepasnya begitu saja dengan Agam. Sudahlah, Reyna tidak ingin memperpanjang perasaannya sekarang.

--<>--

"Nanti temenin gue tanding basket mau nggak?"

"Dimana?" tanya balik Reyna yang sibuk memainkan ponselnya, Kelvin menoleh ke sebelah tempat duduk pengemudi.

"Di SMA Harapan."

"Gue banyak tugas rumah buat besok," ucap Reyna sambil mematikan ponselnya dan menengok ke arah Kelvin yang sedikit terlihat kecewa.

"Yaud-"

"Gapapa, nanti gue temenin," potong Reyna yang membuat senyum Kelvin merekah begitu saja.

"Bener?" Reyna mengangguk, "Iya. Soalnya gue pengen ketemu sama Syila Cellia. Mereka kan pasti ikut."

Senyum Kelvin seketika hilang dengan mengganti ekspresi wajahnya yang datar.

Gue kira karena gue. Pikirnya.

"Gue ke rumah lo nanti, paling sekitar jam dua-an."

"Gausah, gue aja yang ke rumah lo."

"Kenapa?" tanya Kelvin.

"Mau ketemu Tante sekalian, udah lama gak ketemu padahal tetangga depan." lagi-lagi ujung bibir Kelvin terangkat begitu saja.

"Kangen nya sama Mama gue aja? Sama anaknya enggak?" Kelvin memasang senyum evilnya yang membuat Reyna jijik.

"Amit," desis Reyna, Kelvin nyengir.

"Beli es krim dulu, yuk?" tawar Kelvin yang dibalas dengan mata tajam Reyna yang menatapnya.

"Nyogok gue, ya? Nggak, apa-apaan ada acara nyogok. Sori aja nih, ya." Kelvin terkekeh geli mendengar jawaban Reyna.

"Kepedean abis, ya. Mau gak?"

Ketua Osis VS Kapten Basket ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang