Chapter 11

41.1K 2.3K 101
                                    

Reyna mengerutkan dahinya ketika melihat dashboard mobil Kelvin, terdapat tempat makan tupperwear berwarna hijau muda.

"Itu apaan?" Kelvin yang sedang bernyanyi mengikuti alunan lagu yang diperdengarkan oleh salah satu siaran radio pun menghentikan kegiatannya, menoleh ke arah yang di maksud Reyna.

"Oh iya gue lupa, itu bubur kacang." Reyna mengangguk.

"Rey, lo bisa nyetir gak?"

"Hah? Kenapa?"

"Gue pengen makan bubur kacang nya."

"Nanti aja si elah," Kelvin menggeleng.

"Rey sumpah itu tuh enak."

"Bacot sumpah," Reyna memutar kedua bola matanya.

"Suapin dong." ucap Kelvin datar.

"HAH?!"

"Gak usah teriak juga," Kelvin menoyor kepala Reyna.

"Idih, enggak."

"Lah? Apa banget gitu aje gak mau."

"Eh, gue mau lo ajak juga gara-gara janji gue dengan permintaan ya. Sekarang lo nyuruh gue nyuapin lo? Jangan ngaco kenapa si," tiba-tiba saja Kelvin meminggirkan mobilnya, membuat Rey menatap Kelvin lurus-lurus.

"Ngapain?"

"Lo nyetir, gue mau makan burcang." Kelvin hendak membuka pintu mobilnya, tetapi niat itu ia urungkan.

"Vin?"

"Apaan?"

"Gue gak bisa nyetir." Kelvin tampak berfikir sejenak.

"Yaudah lo suapin gue."

"Najis, di rumah kan bisa nanti lo makan elah ribet bat si."

"Yaudah lo yang nyetir," Reyna menggigit bibir bawahnya, ia geram. Bagaimana ia menyetir kalau dia tak bisa?

"Ah yaudah iya! Gue suapin!" Kelvin tersenyum kemenangan. Tertawa diatas penderitaan Reyna. Musuh kurang ajar, jangan ditiru kawan.

Dengan cepat Kelvin kembali melajukan mobilnya sedangkan Rey memajukan bibirnya karena kesal. Mau tak mau ia menyuapi Kelvin.

"Lo gak mau?" tak ada jawaban apapun dari Reyna yang sedang menjulurkan tangannya menyuapi Kelvin dengan sendok.

"Enak loh."

"Gak."

"Dih, ngambek."

"Gue mau minum, Rey." pinta Kelvin.

"Ambil lah, jangan kek anak kecil!"

"Mana bisa, pinter."

"Gue emang udah pinter, gak usah muji."

"Muji kan kalau orang dapet duit abis kerja sebulan."

"Itu gaji."

"Bukan, amplop." Kelvin menunjukkan deretan giginya.

"Kalau bego jangan nularin ke gue deh."

"Yaudah mana minum?"

"Dibilang ambil sendiri."

"Eh bacot banget ya. Astagfirullah, minum cepet." Rey berdecak.

"Dimana?"

"Di belakang jok lo." dengan segera Reyna memutar badannya dan mencari botol minum yang dimaksud Kelvin.

Ia pun memberikannya kepada Kelvin dan di terima Kelvin dengan cepat karena sudah keseratan.

--<>--

Ketua Osis VS Kapten Basket ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang