Chapter 12

44.5K 2.3K 129
                                    

Reyna baru saja memasuki kelasnya karena sekarang hari Senin, ia menduduki bangkunya dan melirik jam yang menunjukkan pukul 6 lebih 30 menit. Baru saja Rey ingin mengeluarkan ponselnya untuk memberikan pesan pada Syila dan Cellia tetapi kedua makhluk itu sudah datang.

"REYY!!!" teriak Syila dari ambang pintu.

"Elah, toa amat, masih pagi ini woy!" kesal Rey membuat Syila mencebikkan bibirnya.

Syila dan Cellia mengahampiri Reyna dan duduk di meja tepat di depan Reyna.

"Jadi," Cellia menautkan alisnya secara bergantian ke arah Rey.

Rey mengerutkan keningnya, "apa?"

Cellia mendengus.

"Apa sih, Cell? Kenapa?"

"Lo ngedate sama Kelvin kan kemaren malem," mata Reyna terbuka lebar mendengar penuturan yang di ucapkan Cellia.

"Ekhm, kan udah gue bilang sebelumnya. Bakal jadi elah," ledek Syila.

"Eng--gak, apaan sih lo?"

"Halah, jujur aja deh."

"Sumpah, dia tuh minta tagihan janji. Udah gitu doang," jelas Rey membuat Cellia dan Syila mengangguk-angguk kecil.

Sebenarnya, Cellia pergi ke mall yang sama. Ia melihat jelas siapa yang sedang makan di restoran malam itu, menampakkan seorang lelaki dan perempuan yang familier di matanya, Cellia harus menyipitkan matanya terlebih dahulu, dan benar saja itu adalah Kelvin yang bersama Reyna, dengan cepat Cellia memberitahu Syila dan langsung memfotonya untuk bukti nyata.

"Udah ah gue pengen ke kantin," ucap Reyna dan bangkit dari duduknya.

"Dih lah, salting."

"Woy! Tungguin gue pengen ikut!" teriak Syila saat Reyna sudah berada di ambang pintu kelasnya.

Mereka bertiga tampak terlihat bahagia karena candaan masing-masing, hanya saja Syila mulai berhenti terbahak dan menyenggol lengan Reyna.

"Rey, liat ke depan," desis Syila.

Reyna menghentikan tawanya, ia mulai mengarahkan pandangan fokusnya ke depan.

Terlihat Kelvin yang berjalan sejajar dengan Ruki dan Fauzan yang berjalan dengan arah berlawanan dengannya, Kelvin mengarahkan pandangannya kepada Reyna dan tersenyum. Hal yang dilakukan Kelvin cukup membuat Rey tersenyum kikuk.

"Cia, tumben gak berantem."

"Cikiwir," ucap Cellia.

Reyna hanya meneruskan langkah kakinya agar cepat sampai kantin, hatinya berdegup diatas batas wajar. Elah udah kek lagu awRin kan.

"Yaelah yang udah jalan bareng mana bisa kan berantem lagi."

"Kurang jajan, belum pernah gue kepretin uang sekarung ni anak," ucap Reyna menjitak kecil kening Syila.

Perasaannya beradu sekarang, apa mungkin hanya karena kemarin malam pertengkaran mereka mulai menurun? Apakah iya Reyna yang selalu kesal pada Kelvin sekarang mulai berbeda? Sudahlah.

Disisi lain, Kelvin sedang memikirkan ulang hal yang baru saja ia lakukan, tersenyum kepada Reyna. Belakangan ini ia memang berbeda, dalam hatinya seakan berkata tak ingin terus menerus bertengkar dengan Reyna.

"Bro, mikirin apaan?" Ruki menepuk pundak Kelvin membuat temannya itu tersontak.

"Rey," desis Kelvin pelan karena kaget.

"Hah? Gua gak salah denger nih barusan lo ngomong apaan?" Fauzan mendekatkan telinganya ke wajah Kelvin.

"A--apaan, emang tadi gua ngomong apaan lagi."

Ketua Osis VS Kapten Basket ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang