extra chapter 2

16.7K 725 63
                                    

Ujian Sekolah baru saja berakhir dua hari yang lalu. Berakhir sudah semua keringat, usaha, serta pikiran yang telah dirasakan oleh setiap siswa angkatan tahun ini selama tiga tahun menjalani masa sulitnya berada di akhir jenjang Sekolah Menengah Akhir.

Reyna menatap lurus-lurus lelaki di depannya yang juga menatap dirinya.

Keduanya tersenyum simpul.

"You've worked hard!" Ucap Kelvin.

"You too!" Reyna mengelus puncak kepala Kelvin dengan bangganya.

"Terimakasih juga, selalu support aku. Dan selalu ada."

"Menyublim, jangan?"

Kelvin terkekeh. "Jangan. Nanti kalau aku rindu masa mesti beli kamper baru. Ribet amat."

Kelvin merangkul Reyna, keduanya berjalan beriringan sembari menikmati semilir angin sore yang membuat rambut mereka bergoyang kesana-kemari.

"Duduk, yuk?" Reyna mengangguk.

"Jadi, gimana?"

Kelvin menoleh, "Apanya?"

"Kuliah."

Keduanya terdiam. Suasana ramai taman kota tiba-tiba saja terasa hening, hanya bunyi nyaring yang terdengar di kedua telinga mereka. Keduanya paham, hal ini tentu akan terjadi entah dalam waktu yang singkat atau tidak.

"Percaya sama alam?" Reyna terdiam, mencerna kalimat yang baru saja keluar dari mulut Kelvin.

"Dalam hal?"

Kelvin mengangkat kedua bahunya, "Semuanya?"

Reyna masih terdiam. Jujur, dia masih belum menemukan jawaban yang tepat untuk pertanyaan Kelvin.

"Kamu, gimana?" Reyna bertanya kembali, ingin mendengar jawaban lelaki di sebelahnya.

"Bisa dibilang, iya."

Hembusan napas Reyna terdengar sedikit keras.

"Aku gak ngerti." ucapnya polos.

Kelvin terkekeh.

"Kamu udah punya rencana lanjut kuliah?"

Reyna mengangguk mantap, "Pasti."

"Kamu?"

"Udah juga." jawab Kelvin singkat.

"Mau kemana?"

"Malang."

Deg.

Reyna terdiam seketika, bertanya pada diri sendiri tentang apa yang baru saja Kelvin katakan. Apakah ia tidak salah dengar? Ini bukanlah jawaban yang ia harapkan.

"Rey?" Kelvin menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Reyna yang membuat cewek itu tersadar dari lamunannya.

"Aku rencananya-"

"Luar kota?" potong Reyna tiba-tiba.

Kelvin berdeham singkat dengan senyuman tipisnya.

"Katamu maunya di dalam kota? Makanya kita berjuang sama-sama."

Penglihatan Reyna tanpa sadarnya sedikit kabur, tertutupi oleh air yang sudah tidak terbendung dengan sempurna.

"Aku bahkan berusaha biar bisa dapetin UI juga. Katanya dulu kamu mau masuk sana?"

Satu bulir air mata baru saja terjun bebas tanpa izin sang empunya membuat Kelvin dengan cepat menyekanya dengan ibu jari.

"Maaf. Papa nyuruh aku di sana, sekalian nemenin Nenek."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketua Osis VS Kapten Basket ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang