03. Injured

776 41 8
                                    

Taehyung POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung POV

Rintik-rintik hujan semakin menjadi butiran air. Semakin deras, dan semakin kencang hembusan angin yang menyambar tubuhku.

Bahkan langit malam tak menunjukkan keberadaan sang bintang.

Kucoba untuk merenung, kucoba untuk berpikir...,

Tuhan, apa salahku? Salahkah apabila aku mencoba untuk mencintai seorang gadis?

Aku memberikan cinta tulusku padanya dan aku dikhianati.

Untuk yang kedua kalinya aku terluka lagi, karena seorang wanita.

Air mataku bercampur menjadi satu bersama dengan guyuran air hujan yang menerpa wajah dan tubuhku.

Kurasakan kepalaku yang mulai​ pening. Langkah kakiku menjadi gontai. Akhirnya sampai juga langkah kaki ini di halaman rumahnya.

Jeon Jungkook sahabatku, sudah berapa lama kita tidak bertemu?

Satu tahun? Dua tahun? Tiga tahun? Ah mungkin lebih.

Aku ingin beradu kisah denganmu lagi, kau adalah pendengar setiaku. Kau penasehat hidupku.

Jungkook-ah, maafkan aku yang telah berkhianat ini.

Brukkk...

***

Keesokan harinya.

Pagi ini Saeron masih tertidur pulas di atas ranjangnya. Di sisi lain ada Jungkook yang sedang berada di dekat kasur menatapnya dengan senyuman.

Ia pun mendekati tubuh gadis itu. "Saeron-ah...," bisiknya pelan.

Ia menyingkirkan rambut gadis itu pelan, sehingga leher gadis itu terekspos. Dan masih terlihat bercak keunguan di leher gadisnya. "Maafkan aku, aku tidak bisa menjagamu dengan baik."

"Bangunlah...." Kedua kelopak gadis itu pun sedikit demi sedikit mulai terbuka, dan tubuhnya mulai menggeliat.

"Oppa..."

"Cepat mandi, terus sarapan. Oh iya, bersiaplah untuk berangkat ke kampus."

"Eoh," Mulut Saeron menguap. Ia beranjak dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi.

***

"Oppa, kau pergi ke kampus hari ini?"

Pria itu meneguk air mineralnya.
"Aniyo, aku mau berlatih piano lagi di rumah Eunha."

"Oppa, kenapa kau tidak membawa pianomu saja di rumah ini? Agar kau tidak perlu repot-repot ke sana untuk berlatih piano." Saeron mengunyah makanannya sedikit ragu.

"Yang aku butuhkan bukan hanya sekedar bermain piano, tetapi melihat wajah Eunha menjadikanku semakin bersemangat." Ucap pria itu dengan sumringah.

TOUCH LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang