28. Misunderstand

335 20 4
                                    

Saeron POV

Barusan aku bicara apa?
Kenapa aku berkata seperti itu? Seolah tak menginginkannya lagi.
Bodoh sekali diriku ini.

Kenapa tidak memilih untuk berteman daripada meninggalkan?!

Hatiku jadi semakin cemas, ingin sekali aku menghentikan Taxi yang kunaiki ini, tetapi sepertinya Taehyung sudah pergi dari tempat itu.

"Nona, apakah Anda ingin kembali?" Ucap sopir Taxi.

"Ti-tidak, lanjutkan saja pak."

Kuraba bibirku, mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.

Taehyung menciumku...
Aku pun membalasnya...
Aku bisa merasakan cinta itu Tae, tetapi aku tidak mempunyai hak untuk memilikimu...

Cara satu-satunya ... aku memang harus melepasmu dan melupakanmu. Mian.

Aku pun telah sampai di rumah, selesai membayar ongkos Taxi aku melihat Jin oppa di depan gerbang.

Langkahku mendadak berat. "Sedang apa kau di situ?"

Jin melipat kedua tangannya di depan dada, mengamatiku tiada henti. Seperti menemukan titik kesalahan yang telah terjadi padaku. "Di mana Taehyung? Katanya dia yang mengantarmu?"

"Sepertinya dia sangat sibuk, jadi aku memilih untuk menaiki Taxi." Tanpa menoleh, sambil menunduk aku berjalan dengan agak cepat memasuki rumah.

***

"Oppa, bisakah kau mengantarku ke suatu tempat?"

Aku berada di depan pintu kamar Jin oppa. Aku sangat heran, lelaki itu selalu saja mengunci pintunya. Sehingga membuatku harus menunggu lama menantinya di sini.

Aku mengetuk pintunya berkali-kali. "Oppa, sedang apa di dalam? Oppa??"

Aku mencoba menaik turunkan gagang pintu, tapi percuma ini benar-benar terkunci.

"Oppa!!"

Aku tidak ingin menunggu lama, kuputuskan untuk meminta kunci cadangan pada ibuku.

Segera kubuka pintu itu setelah kuterima kunci cadangan dari ibu.

Aku tidak melihat adanya Kim Seok-jin di kamar ini. Tetapi aku mendengar suara air di dalam kamar mandi. Tidak salah lagi, pria itu pasti sedang mandi.

Sambil menunggu kakakku selesai mandi, aku melihat-lihat isi kamarnya yang sama sekali tak pernah aku masuki ini.

Kamarnya terlihat sangat bersih dan rapi, mengalahkan kamarku.

Drt...drt... 

Ponsel Jin bergetar, aku pun melihatnya.

Kang...

Sebentar. Ini sangat mengejutkan bagiku.

Entah aku harus marah atau bahkan bersedih.

"Dasar bodoh, oppa kau...,"

Ceklek!

Ponsel itu terjatuh di kasur, saking terkejutnya diriku melihat Jin oppa keluar dari kamar mandi.

TOUCH LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang