19. Inner voice

378 26 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana seorang pria dan wanita saling mengikatkan hubungan dengan ikatan yang disebut pernikahan.

Pesta pernikahan telah dimulai, semua tamu undangan telah hadir mengisi gedung, menanti kedua pelaminan hadir di tengah-tengah mereka.

Jeon Jungkook pun mulai datang, jas warna hitam yang ia kenakan begitu sangat cocok dan elok pada tubuhnya yang tegap.

Sedangkan mempelai wanita...

"Sanha-ya aku malu, aku belum siap. Aku gugup, aku–"

"Noona, ayolah! Mereka sudah menunggu."

Saeron tak henti-hentinya menggenggam tangan Sanha, karena ia sangatlah gugup untuk hari ini.

Sanha memegang kedua pundak Saeron dan meyakinkannya, "Kau sangat cantik noona, kau tidak perlu malu. Kenapa kau harus malu, kau sangat cantik."

Ucapan Sanha berhasil menghipnotis Saeron, sang mempelai wanita pun memberanikan diri untuk melangkah ke ruang utama.

Ketika ia sampai di ruang utama, pandangan semua tamu tertuju padanya.

"Noona, tersenyumlah." Bisik Sanha.

"Eoh? Sanha-ya mereka semua menatapku, aku malu."

Sanha tidak merespon, melainkan ia berjalan pelan sekalian menuntun Saeron untuk mendekati Jungkook.

Saeron POV

Jungkook oppa menatapku. Tiada henti, hingga aku tersipu malu.

Pemuda yang sedang berdiri di depanku sebentar lagi akan menjadi suamiku. Teman hidupku.

Ia pun mengulurkan tangannya padaku, setelah ia mendapatkan tanganku, ia menariknya hingga tubuhku terbawa olehnya. "Kau sangat cantik." Bisiknya.

Pujiannya membuatku melayang.

"Wah... Kalian sangat serasi."

"Semoga bahagia."

"Selamat menempuh hidup baru."

"Kau sangat cantik Saeron, calon suamimu juga sangat tampan."

Mereka semua bersorak seakan-akan aku dan dia sudah resmi menjadi suami istri.

Pernikahan inti akan segera dimulai, aku melihat Seok-Jin oppa bersama kekasihnya.

Aku pun segera menghampirinya dan meninggalkan Jungkook oppa di tempat.

Kupeluk Seok-Jin oppa. "Oppa, aku sangat gugup."

"Gwenchana, apa yang membuatmu gugup? Ada oppa di sini."

Kulepas pelukanku. "Aku merasa aku akan menjadi wanita dewasa, aku sedih. Aku takut tidak bisa makan lollipop lagi."

Seok-Jin oppa tertawa. "Omo... adikku memang tidak pernah berubah. Ayo kita ke sana, Jungkook menunggumu."

Kuarahkan tatatapanku pada kekasih Seok-Jin oppa. "Oh iya, aku lupa. Oppa, siapa namanya aku lupa? Eonnie, terima kasih karena sudah datang."

"Nde," ucap kekasihnya sambil tersenyum.

"Oppa, siapa namanya?"

"Ya ampun, kau ini seperti orang tua saja. Belum tua sudah pikun. Namanya Ayeon, Kang Ayeon. Paham?"

"Mwo?"

Ayeon? Kang Ayeon?

Aku terdiam untuk sesaat, kuamati lagi wajahnya. Benar, wajahnya memang tidak asing bagiku.

TOUCH LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang