02. A painful start

1K 52 5
                                    

Aku menangis sejadi-jadinya di dalam kamar. Bisa kurasakan rasa perih yang masih menempel pada leherku.

Dasar pria jalang!

Ceklekk...

"Kenapa kau menangis?" Jungkook menghampiriku.

Aku menatapnya, seakan-akan ingin mengadukan semuanya padanya.

Ya, tidak ada cara lain. Aku memang harus menceritakan semuanya.

Hiks..

Hiks..

Hiks..

"Oppa... hiks..."

"Iya sayang tak apa? Ceritakan padaku apa masalahmu?"

"Bibirku sakit, leherku panas, juga sangat perih...."

Aku terus menerus mengeluarkan buliran air mata, isakan tangis ini tak mampu membuatku bercerita dengan lancar. Aku harap Jungkook mengerti.

"Apa bibirmu sariawan? Dan apa lehermu digigit nyamuk?"

Apa?

Rupanya dia tidak mengerti dengan maksudku. Aku pun semakin menangis dengan sangat keras.

"Huweeeee...."

"Saeron~ah uljima eoh."

"Lihat ini!" Kutunjukkan luka biru keunguan pada leherku padanya. Lalu kutatap ia dalam- dalam. "Apa kau mengerti sekarang?"

Kedua matanya mulai berkaca-kaca. Aku rasa dia sangat shock.
"Siapa?"

"Siapa yang melakukan ini padamu?"

"Ji-min...."

Jungkook pun lekas keluar dari ruanganku, entahlah​ apa yang akan ia lakukan.

Aku pun mengikutinya, ternyata di ruang makan terdapat Jimin, Yerin dan Eunha.

Jungkook oppa menghampiri Jimin dan mengajaknya keluar.

Aku pun mendekati Eunha dan Yerin untuk bergabung makan malam bersama mereka.

Eunha menyipitkan matanya ketika melihat leherku, aku pun segera menutupinya dengan rambutku yang terurai.

"Tadi itu apa?"

Aku menelan air ludahku.
"Bukan apa-apa."

"Kamu habis nangis?" tanya Yerin.

"Kelilipan." Jawabku singkat.

Perasaanku jadi tidak enak, akhirnya kulangkahkan kakiku untuk keluar rumah.

Benar dugaanku, Jimin kali ini telah habis oleh Jungkook oppa.

"Sejauh mana kau melakukannya hah?!!!"

Aku bisa mendengarnya, emosi yang dikeluarkan oleh Jungkook bukan hanya sekedar marah biasa.

"YA! Jungkook-ah mianhae. Aku hanya mencium bibirnya dan lehernya saja-"

Bugh!!

"Mworago?! Hanya mencium kau bilang. Kau pikir dia itu gadis macam apa, sehingga dengan mudahnya kau berkata seperti itu! Dia tidak pernah disentuh oleh siapapun dan kau menyentuhnya!!!"

"Dasar bajingan!!"

Bugh!!!

Segeralah aku bersembunyi di belakang pintu, dan mulai menangis kembali.

TOUCH LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang