17. I'm not your toy

385 27 3
                                    

Saeron POV

Benarkah hanyalah Ayeon?

Benarkah hanyalah wanita itu yang selalu ada dalam hatinya?

Lalu, bagaimana denganku?

Kau anggap apa diriku ini?

Apakah aku hanyalah sebuah mainan?

Boneka, atau robot?

Jika tidak, lalu apa maksud perhatian yang selama ini ia berikan padaku?

Sentuhan cinta itu, apa maksudnya?

Apa kau membodohiku Kim Taehyung?

Apa karena aku gadis yang sangat polos, hingga kau mempermainkanku?

___________

"Jadi, kau akan menikahinya jika kalian sudah bertemu?"

Walau terasa berat untuk berucap, aku tetap mencoba untuk tegar.

"Aku akan menikahinya, karena itulah janjiku. Dan aku masih sangat mencintainya."

Air mataku menetes. "Jika kau masih mencintainya," masih sedikit kutahan perkataanku untuk sekedar menghela napas sejenak, "Kenapa kau mendekati wanita lain? Kau mendekati Yerin, setelahnya aku. Dan kau berencana untuk menikah dengan wanita lain? Di mana perasaanmu Taehyung-ssi? Kau pikir aku–"

"Bukankah kalian sama saja denganku? Yerin punya Jimin, dan kau punya Jungkook." Dia memotong pembicaraanku dan memojokkanku dengan ucapannya.

Memang benar, semua yang dikatakannya benar. Tetapi, ini sangat tidak adil bagiku.

"Jika kau tidak benar-benar menyukaiku dan Yerin, lalu kenapa kau membuat kami jatuh dalam cintamu? Wae?!!!!!"

"Saeron~ah, maafkan aku. Aku melakukan semua ini, karena aku kesepian."

"Kesepian?" Aku menatap dalam-dalam kedua bola matanya. "Baiklah, sekarang aku tahu, bahwa kau tidak menyukaiku. Aku akan pergi, pergi dari kehidupanmu. Selamat menunggu kekasihmu yang tak kunjung datang itu! Aku sangat membencimu Tu–an."

Ku mulai bangkit dan beranjak pergi dari sana, membawa luka yang teramat dalam.

.

.

.

.

Kuhirup udara segar di sekitarku, kakiku masih terus berjalan tanpa tujuan.

Air mataku masih belum bisa berhenti, untuk pertama kalinya aku merasakan patah hati seperti ini.

Kenapa semua yang pertama harus aku lakukan bersamanya?

Aku membencimu Kim Taehyung.

Semakin aku berjalan, semakin kurasakan ngilu pada kakiku. Aku pun mendaratkan bokongku ke aspal.

Aku tidak peduli walaupun banyak orang yang melihat aneh tingkah lakuku.

Kucoba untuk membuka sepatuku dan memijat kakiku yang terasa ngilu.

"Apa yang kau lakukan?"

Kuangkat kepalaku dan melihat siapa yang berbicara.

"Yoon Sanha?"

Ya ampun ternyata si bayi  dewasa itu.

"Noona, apa yang terjadi padamu?" Dia ikut duduk sejajar denganku di aspal.

"Kakiku ngilu–"

"Bukan soal kakimu, tetapi kantung ini." Sanha menunjuk kantung mataku yang sembab.

TOUCH LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang