Ulangan pagi hari ini, seperti halnya hari kemarin. Bedanya, semalaman aku sudah belajar agar tidak mengandalkan Fera lagi. Karena mau tidak mau, selama seminggu, Adik kelas itu pasti akan terus mengawasiku. Untunglah aku bisa mengerjakannya, tidak sesulit ulangan-ulangan sebelumnya karena tidak pernah belajar.
Saat istirahat Fera sakit perut, ia pun berlama-lama di toilet. Waktu istirahat tiga puluh menit ia gunakan secara total untuk bersemedi di dalam toilet. Entah apa yang dimakannya kemarin. Fera tidak pernah jajan sembarangan di kantin, ia selalu membawa bekal, ia pun rajin minum susu sehingga ia jarang sakit.
"Ga, gimana?" tiba-tiba adik kelas bernama Danu itu bertanya pada temannya yang duduk di sebelahku.
"Gimana apanya?" tanya Ega bingung.
"Yang di samping lo cantik gak? Si Mamah kira-kira suka gak ya?"
Hah? Siapa? Maksudnya aku?
"Hmmmm ... ceritanya target baru nih?" tanya Ega.
"Yailah, Ga, tinggal jawab Mamah bakal suka atau enggak doang juga."
"Ya kalo menurut Ega sih, Tante sih bebas-bebas aja kayaknya ya."
"Hmmm ... Oke deh," dia pun berdiri lalu meninggalkan kelas.
Aku masih bingung tentang maksudnya itu. Siapa yang dibahasnya itu? Aku?
"Kak, jangan didengerin!" bilang Ega padaku.
"Maksudnya?" tanyaku.
"Itu, si Danu ngomong gitu tadi, jangan didenger. Orangnya emang suka gitu, anaknya aneh. Dia saudara aku makanya aku tau."
"Oh, gitu," jawabku singkat karna masih bingung apa maksudnya.
Danu kembali masuk ke dalam kelas, dia melihatku lalu tersenyum. Aku kikuk, aku tidak membalasnya dan malah memalingkan muka.
※※※
Rencananya sepulang sekolah aku dan Fera akan pergi ke toko buku. Tapi rencana tinggal rencana, karena Fera izin pulang lebih dulu lagi. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi sendiri.
Di toko buku aku bertemu dengan kak Vino. Kau tahu siapa kak Vino? Kak Vino itu ketua OSIS di sekolahku. Selain jadi ketua OSIS, dia juga merangkap sebagai kapten basket di sekolahku. Keren kan? Bisa kau bayangkan kepopulerannya? Kak Vino ini memang terlihat sangat perfect. Dia tampan, postur badannya tinggi, berotot, dia juga memiliki roti sobek di badannya. Aku tahu itu karena aku pernah melihatnya saat praktek renang.
Kak Vino mempunyai banyak penggemar, dari mulai kelas satu sampai kelas tiga. Fera salah satunya. Sebenarnya sih, Fera hanya ikut-ikutan cewek-cewek di sekolahku. Fera sebenarnya sudah punya pacar, atau mungkin baru putus seminggu yang lalu. Fera memang tidak sepertiku, dia sudah berganti-ganti pasangan sejak SMP. Mungkin karena faktor kecantikannya. Fera juga sangat mudah bergaul. Fera juga cukup populer karena faktor ayahnya itu. Alasan Fera putus sih biasanya karena bosan. Ya, hidup Fera memang mudah. Tidak sepertiku yang bahkan di umur yang sebentar lagi 17 tahun ini tidak berani untuk memulai cinta-cintaan.
Bicara mengenai kak Vino, kak Vino ini sering mendapat hadiah dari fans-fansnya. Kadang dapat cokelat, kadang dapat buku. Kecuali Fera, dia tidak pernah memberi hadiah pada kak Vino. Alasannya, "Ah ngapain? Kalo gue ngasih juga dia gak bakal nembak gue." Kak Vino memang baik, tetapi dia tidak pernah merespon lebih para fansnya itu, selain sekedar ucapan terima kasih saja. Yang aku dengar sih, sebenarnya kak Vino itu sudah punya pacar, tetapi LDR-an.
"Hei, Tiya!" kak Vino menyapaku.
"Hei, Kak!" balasku.
"Sendirian aja, Ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Lovers ✔️ [Completed]
Teen FictionAku yang belum pernah pacaran ini menyukai Danu si adik kelas. Tapi ternyata kak Vino sang ketua OSIS menembakku. Sedangkan Fera sahabatku sendiri selalu cerita padaku bahwa dia menyukai kak Vino. Hatiku terbalas oleh Danu yang diam-diam ternyata me...