Setelah seminggu ulangan semester, biasanya dilanjutkan dengan praktek renang, ulangan remedial, atau ulangan susulan bagi yang belum. Baru seminggu selanjutnya acara Class Meeting. Class Meeting adalah acara lomba olahraga antar kelas. Seperti sepak bola, tenis meja, voli, lari estafet, dan lain-lain.
Hari ini aku mengajak Fera untuk ke sekolah. Tetapi dia agak sedikit kesal.
"Ngapain sih ke sekolah? Kan class meetingnya baru dimulai hari senin, ini masih hari kamis, Ya,"
"Duh, Fer, gue bete di rumah. Mending kita main di sekolah."
"Tumben banget deh, biasanya kan elo paling males ke sekolah pas hari bebas gini. Walaupun lo bete di rumah, paling lo cuma main ke rumah gue."
"Ya gak apa-apa kali Fer, gue mau menikmati masa sekolah aja."
"Menikmati kata elo? Menikmati sih kuper! Nempel sama gue mulu, bukannya cari gebetan sono ah. Yang satu sekolah gitu, Ya, kaya Kak Vino contohnya."
"Duh, Fer, Kak Vino kan punya elo."
"Oh, iya, kemarin itu lo dibeliin buku apa sama Kak Vino?"
Aku memang sudah cerita ke Fera bahwa aku diantar pulang oleh Kak Vino.
"Nih, novel ini. Judulnya 'Matahari dan Bulan' lo mau baca?"
"Gak deh, gue kan gak terlalu fanatik cerita fiktif kayak lo gitu. Ngarepin cowok-cowok romantis kayak di novel, tapi lo sendiri gak berani deket-deket sama cowok. Si Bedu aja lo tolak."
"Ih, apa sih Fer? Ya gak Bedu juga kali!"
"Ya habisnya, kan yang terang-terangan deketin elo baru si Bedu doang."
"Eh, Fer, ke lapangan belakang yuk! Biasanya banyak anak ekskul lagi latihan."
Sekolahku ini mempunyai dua lapangan, lapangan utama ada di tengah-tengah gedung. Sekolahku ini cukup besar, jadi lapangannya pun sangat luas. Di lapangan utama ini tempat kita melaksanakan upacara, karena cukup untuk menampung semua murid dan guru. Nah lapangan kedua ini terletak di belakang gedung sekolah, tetapi masih wilayah sekolah. Ukurannya setengah dari lapangan utama, tetapi masih cukup luas. Biasanya lapangan ini dipakai anak-anak ekstrakulikuler latihan. Di sebelah lapangan ini terdapat kantin, juga taman sekolah. Nah, tujuanku mengajak Fera ke sekolah adalah untuk melihat anak-anak ekstrakulikuler latihan, barangkali ekstrakulikuler karate juga latihan, dan barangkali Danu ikut latihan. Dugaanku benar, ada Danu dan karatenya.
"Fer, kalo lo harus ikut ekskul, lo milih ikut karate, drumband, atau Paskibra?" tanyaku pada Fera, karena saat itu yang ada di lapangan adalah tiga ekstrakulikuler itu.
"Kalo Paskibra gue ogah, soalnya item, capek, panas-panasan, diomelin mulu, disuruh push up, ditampar. Duh, ogah ...."
"Eh, tapi Paskibra keren loh!" kataku menyela Fera.
"Tetep aja ogah, nanti kulit gue gak putih lagi. Terus, kalau karate gimana ya ... gue gak tomboy sih, jadi gak suka bela diri gitu. Jadi gue milih drumband aja deh."
"Kan drumband juga sama, suka di lapangan?"
"Tapi drumband itu seringnya latihan di dalam ruangan. Latihan main musik dulu, nanti pas formasinya baru di lapangan. Lagian kan drumband itu kan musik, kesannya kayak nyanyi. Jadi asik,"
"Hmm ... Iya juga sih."
"Kalo lo milih apa?"
"Karate," kataku langsung tanpa berpikir lagi.
"Heh? Gue pikir lo bakal milih Paskibra karena tadi lo ngebela Paskib mulu."
"Iya sih, tapi menurut gue, karate juga keren, gue suka seragamnya. Hehe," kataku sambil terus memandang Danu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Lovers ✔️ [Completed]
Teen FictionAku yang belum pernah pacaran ini menyukai Danu si adik kelas. Tapi ternyata kak Vino sang ketua OSIS menembakku. Sedangkan Fera sahabatku sendiri selalu cerita padaku bahwa dia menyukai kak Vino. Hatiku terbalas oleh Danu yang diam-diam ternyata me...