Bertemu Danu

1.9K 81 7
                                    

Liburan sekolah sudah berakhir, dan hari ini adalah hari pertama aku memasuki kelas tiga. Sekolahku biasanya akan mengacak lagi kelas-kelasnya. Untunglah aku sekelas lagi dengan Fera, dan pastinya kita memilih untuk duduk bersama lagi. Seolah sekolah ini mendukung aku dan Fera untuk tetap bersahabat. Dan lagi-lagi kami memilih kursi di nomor dua.

"Ya, gimana lo sama Danu?" Fera menanyakan padaku perihal Danu.

"Gak tau deh. Dia gak ada kabar. Mungkin gue sama dia emang udah sampe situ aja" kataku lemas.

"Ya udah, Ya. Sabar, ya. Cowok emang gitu. Kadang mereka itu suka ngedeketin cuma buat maenin doang. Lo juga tau sendiri kan si Danu itu playboy? Ya udah, lo sabar aja!"

"Masalahnya gini, Fer. Terakhir gue bareng dia itu pas gue sama dia ke kebun binatang. Dan di situ gue sama dia baik-baik aja. Sebelumnya juga dia bilang kalau dia mau fokus sama gue, ada yang nembak dia gak dia terima, padahal sebelumnya selalu dia terima. Dia belum bisa resmiin hubungan dia sama gue karena dia masih mau yakinin hatinya dulu. Katanya dia takut pacaran sama gue. Eh, abis itu langsung dia tinggalin. Dia gak mau nyakitin gue. Tapi saat gue ketemu dia lagi itu pas dia berantem dipanggil ke ruang BP, dan mulai di situ dia jadi jauhin gue"

"Please deh, gak pacaran aja ditinggalin kan lo?"

"Tapi lebih baik gue tau alasan kesalahan gue, Fer."

"Udah deh, Ya, cowok lain masih banyak. Kak Vino juga masih ngarepin lo tuh, dia kemaren nanyain kabar lo gitu sama gue."

"Ish, apa sih, Fer? Gue kan udah bilang kalo gue gak suka sama dia."

Akhirnya Fera diam, tidak banyak bicara lagi. Danu kamu di mana?

※※※

Sepulang sekolah aku dan dan Fera pulang menaiki angkot. Tetapi Fera sudah turun dari tadi, karena memang rumahku lebih jauh dari rumah Fera. Angkot yang aku naiki sedang berhenti, karena sedang lampu merah. Tepat di depan tempat jualan bubur ayam yang pernah aku datangi untuk sarapan bersama Danu sebelum pergi ke kebun binatang. Tempat itu saat ini sedang tutup karena memang sudah siang, jadi pandanganku teralihkan pada motor yang sedang terparkir di sebelah tempat bubur ayam itu, di depan sebuah warung kecil. Motor itu adalah motor CB 100 yang sama seperti motor milik Danu. Kulihat seorang lelaki berseragam sekolah sedang berada di depan warung, bisa kutebak orang itu adalah pemilik motor itu. Orang itu membeli sebungkus rokok. Wajarlah, orang itu memakai seragam sekolah STM yang muridnya terkenal nakal-nakal di daerahku, mereka suka tawuran, bahkan seringkali memakan korban. Saat lampu sudah menyala warna hijau, orang itu membalikkan badan untuk kembali ke motornya. Ternyata orang itu Danu! Langsung saja kutahan abang Sopir yang baru saja ingin menjalankan angkotnya.

"Bang, Bang. Berhenti, Bang!" pintaku.

"Duh, Neng. Dari tadi atuh kalo mau turun mah!" kata sopir angkot itu mengomel.

"Maaf, Bang," kemudian aku turun dan memberi ongkos pada sopir dengan uang pas.

Aku langsung lari ke arah Danu yang hendak menyalakan motornya.

"Danu!" aku teriak, lalu kuhadang Danu di depan motornya.

"Lo ke mana aja?" tanyaku. Tanpa sadar air mataku mengalir. Untuk saat ini aku tidak peduli bahwa ada banyak orang yang sedang memperhatikanku menangis di pinggir jalan.

"Naik!" kata Danu. Maksudnya naik ke motornya.

Lalu aku pun langsung naik ke atas motornya.

※※※

Danu membawaku ke sebuah warung makan yang tidak jauh dari situ.

"Mau makan apa?" tanya Danu.

"Enggak mau."

"Ya udah," kemudian Danu memesan makanan pada ibu-ibu di warung makan itu, dia juga memesankan es teh untukku.

"Lo ke mana aja?" tanyaku dengan tangis yang sudah mereda.

"Gue pindah sekolah," kata Danu.

"Di DO? Kenapa?"

"Karena gue berantem."

"Lo gak pernah cerita sama gue apa alasan tiap lo berantem. Lo juga tiba-tiba jauhin gue, salah gue apa?"

"Itu urusan cowok," kata Danu sambil menguyah makanannya.

"Terus juga, kenapa lo jauhin gue? Marah sama gue? Lo ganti nomor HP?"

"Nanti, gue makan dulu."

Kemudian kami pun diam, sampai Danu menyelesaikan makanannya.

"Tiya," Danu memulai pembicaraan setelah nasinya habis.

"Gue ngerasa gak pantes buat lo, Ya," kata Danu.

"Kenapa?" tanyaku.

"Gue gak pantes buat lo Ya, gue cemburuan. Kalo gue lagi kesel, gue bakal berantem. Image lo pasti rusak kalo pacaran sama cowok berandalan kayak gue."

"Gue gak pernah permasalahin lo yang suka berantem. Menurut gue wajar kalo cowok suka berantem. Dan lo cemburu sama siapa?"

"Kak Vino. Gue liat lo makan berdua sama dia. Biasanya gue lampiasin marah gue dengan berantem. Akhirnya dipanggil BP dan di-DO."

"Kapan gue makan berdua sama Kak Vino?"

"Pas kelulusan."

"Itu gue tadinya makan bertiga sama Fera, tapi dia pulang duluan."

"Akhirnya lo tetep berduaan kan?"

"Tapi kan ...."

"Maaf, Ya, gue ngerasa gak pantes buat jadi pacar lo."

Aku masih menahan air mata yang membendung di mataku.

"Gue rasa Vino cocok buat lo. Lo coba aja terima hati dia."

Aku masih diam. Aku kecewa mendengar pernyataannya itu.

"Udah sore. Kita pulang, yuk! Lo gue anterin, ya?"

Aku mengangguk dan langsung keluar dari tempat itu, lalu duduk di jok motor Danu. Jok motor yang sudah lama tidak kududuki. Dan sepertinya tidak akan pernah kududuki lagi.

Di sepanjang jalan kami berdua hanya diam. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutku maupun Danu. Hingga akhirnya motor yang kita naiki pun tiba di depan rumahku. Aku langsung turun dari motor, sedangkan Danu tidak.

"Tiya," kata Danu lembut.

Aku diam.

"Maafin gue, ya. Coba lo terima hati lo buat Vino. Gue gak pantes buat lo."

Aku diam. Aku sudah terlalu kecewa pada Danu.

"Lo jaga diri lo baik-baik, ya. Lo pasti bahagia kok tanpa gue," kata Danu sambil tersenyum.

"Makasih. Lo juga jaga diri lo baik-baik," kataku akhirnya membuka suara.

"Bye, Tiya!" kata Danu.

"Bye!" balasku.

Danu tersenyum. Senyumnya masih semanis dulu, saat aku pertama kali bertemu dengannya. Dan mugkin ini senyumnya yang kulihat untuk terakhir kali. Aku pun membalikkan badanku untuk segera masuk ke dalam rumah. Dibarengi dengan Danu yang melajukan motornya untuk menjauh dari rumahku. Iya, itu motor CB100 yang tidak akan pernah kunaiki lagi dengan Danu sebagai pengendaranya.

※※※

Brondong Lovers ✔️ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang