Story about two people that live in a really different world meets for the first time. One of them think this is the beginning of the other person's sad love story, while the other one think that this is a beautiful fate that's made in heaven.
"When you know that letting someone go from your life is a really really hard thing to do, you started to make it harder for people to come into your life. But sometimes... there are times when you forgot to lock the door, and let someone in without your permission."
Terry.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gue membuka pintu kamar saat gue melihat Kanu di sofa sedang menonton TV sambil makan kacang dan mengangkat kakinya ke atas senderan sofa.
"Turun turun turun." Gue langsung gebuk gebuk kaki dia dan dia langsung ngeliat gue dengan wajah kesalnya. "Apa sih!" Balas Kanu kesal tapi tetap menurunkan kakinya.
Gue melihat ke sekitar gue dan melihat betapa berantakannya dia makan. Gue menghela nafas dan melempar bantal ke muka dia sampe dia akhirnya ngelempar bantal itu balik ke gue.
"KENAPA SIIIIH?!!" "Liat dong tuh kacang lo pada jatoh di bawah!" "Ya nanti gue sapu!" "Pel juga! Lengket pasti nanti." "Iya iya! Elah bawel banget udah rumahnya gue jagain setaun juga masih aja gak berenti ngoceh. Usir aja sekalian usir!" "YA GIH SANA PERGI! DENGAN SENANG HATI GUE MAH!" "HEHEHE GAK DENG BERCANDA!" Kanu langsung bangun dari tidurnya dan memeluk gue manja sebelum gue dorong mukanya jauh jauh dari gue.
Kanu langsung duduk tegak dan memberikan mangkuk berisi kacang atom pedas itu ke gue.
"Gue kemaren udah transfer ke lo. Ngekos deh gue sama lo." "Lah?? Siapa yang bilang lo bisa ngekos sama gue??" Gue ketawa pas denger omongan Kanu barusan. Sebenernya niat dia baik, gue tau. Tapi lucu aja dia pede banget gitu. "GUE UDAH BAYAR 6 BULAN! LO GAK BISA USIR GUE!" Kanu langsung nunjuk muka gue dan teriak lagi dengan suara cempreng dia itu. "Emang lo transfer berapa? Emag yakin segitu cukup??" "Kalo gak cukup mah lo pemerasan namanya. Gue udah itung pokoknya termasuk keuntungan lo juga, terus termasuk bayar pembantu dan juga diskon persahabatan!" "MANA ADA ORANG NGEKOS PAKE DISKON PERSAHABATAN?!" "HEHEHEHE ADA DONG KAN TERRY AUGUSTA YANG BUKA KOSAN!" Kanu nyolek dagu gue manja dan rasanya dia pengen gue tabok aja, tapi akhirnya cuma gue pukul tangannya. "Gue gak pernah buka kosan ye!" "Bodo amat. Gue yang buka!" Kanu berdiri kesal dan langsung berjalan ke arah kamar dia, meninggalkan gue ketawa sendiri karena kerusuhan dia.
Gila, Kanu Leander itu tuh emang gak pernah santai. Sebenernya dulu gue bisa sahabatan sama dia pas SMA juga karena orang orang bilangnya gue sama dia itu kaya minus sama minus, makanya jadinya plus. Dulu pas SMA gue ngerasa gak perlu jaga image, yang berakhir ngebikin gue terkesan ngeselin dan pedes kalo ngomong... ya katanya sih gitu. Padahal gue biasa aja. Cuma kadang suka jujur.
Nah Kanu ini adalah satu satunya orang yang berani bekep gue dan narik gue setiap gue udah ampir ribut sama anak kelas sebelah yang isinya anak anak gak mutu semua. Dan dia anaknya berisik banget, yang akhirnya bikin gue jadi berantem sama dia. Dan ujung ujungnya gue sama dia bakalan dihukum sama wali kelas kita buat lari keliling lapangan siang bolong. Dan itu kejadian berkali kali sampe akhirnya kita jadi temenan setelah dia nawarin gue es teler yang dia beli. Abangnya udah mau tutup karena abis, dan pas itu gue sama Kanu abis lari lari di lapangan dan diem diem kabur ke kantin. Jadi ya akhirnya semangkok berdua deh.
