Naskah Keenam

4.9K 893 254
                                    

Mikasa.

Hari ini adalah hari yang udah gue tunggu tunggu. Script reading pertama Kisah di Bawah Payung Kuning. Dan tentunya, gue udah dateng duluan saking semangatnya.

Gue sampai di kantor Qilla jam setengah 7 padahal script reading dimulai jam setengah 8, dan akhirnya gue jadi cuma duduk di kursi pijet yang berada di ruangan Qilla sambil nemenin dia yoga.

"Orang orang pada nanyain loh, kenapa script reading-nya malem, bukan pagi." Ujar Qilla sambil melipat kakinya ke belakang tubuh dia sampai badan dia berbentuk kaya lobster.

Duh gue suka khawatir dia ntar keseleo...

"Terus lo jawab apa?" Tanya gue masih sambil menikmati kaki gue yang dipijat pijat enak.
"Ya gue bilang lah penulis naskahnya kelelawar, gak bisa keluar siang siang."
"Hahahaha! Harusnya lo bilang vampir biar mereka pada takut. Kelelawar mah diinjek juga mati."
"Kalo vampir ntar yang ada lo malah diajak foto bareng. Disangkain Bella Swan."
"Oh iya bener juga."

Gue dan Qilla ketawa karena bercandaan gak lucu itu, sebelum gue mengambil hape gue terus buka twitter. Jadi, sejak beberapa hari yang lalu, gue jadi follow fanbase-nya Terry dan gue udah kaya orang gila setiap hari ngecekin berita berita dia. Yang padahal orangnya tinggal di sebelah rumah gue.

"Hah!!" Gue kaget sendiri dan Qilla langsung melihat ke gue.
"Kenapa?" Tanya Qilla sambil berdiri karena dia udah selesai yoganya.
"Gak... gak papa." Jawab gue tanpa memperdulikan dia.

Gue terus melihat hape gue dan senyum senyum sendiri. Ada foto baru Terry dari vogue dan gue rasanya mau pingsan aja. Sumpah ini pose apaan!! Kenapa ganteng banget!!!

 Sumpah ini pose apaan!! Kenapa ganteng banget!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sa...?!" Gue langsung nutupin hape gue panik pas sadar Qilla udah ada di sebelah gue sambil melihat hape gue dengan muka sangat sangat gak enak.
"A-apa?" Tanya gue sambil tersenyum sok manis.
"LO SUKA SAMA TERRY?!" Teriak Qilla heboh.
"Shhhsssttt!!! Jangan teriak teriak!"
"LO UDAH GILA YA?!" Teriak Qilla lagi.
"Iiiih gak kok gak gitu!!"
"Gak gitu apaan?! Orang gue liat lo senyum senyum kaya lagi digombalin cowok, padahal lagi ngeliatin foto Terry!"

Gue akhirnya menghela nafas panjang dan menundukkan kepala gue.

Qilla itu sebenernya adahal sahabat yang lebih galak daripada nyokap bokap gue. Dia selalu aja jadi orang yang bikin gue selalu mikir 1000 kali sebelum suka sama orang. Dan biasanya dia berhasil sih, bikin gue jadi gak begitu suka sama orang orang itu. Dan itulah alasan kenapa gue gak pernah pacaran satu kali pun.

Karena temen gue galak, dan bahkan lebih picky daripada gue.

"Gak gitu kok sukanyaaa!"
"Aduh aduh... pusing deh gue lo suka sama tu psycho."
"KOK PSYCHO SIH?!"
"Dia kan kaya anjing galak Sa!!"
"Ih gak kok... kalo udah kenal banget dia gak gitu."
"Kenal banget?! Lo udah kenal banget sama dia?!"
"Gak juga sih... tapi—"

Terry Augusta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang