Terry.Sekitar jam 9 pagi Kanu datang lagi ke rumah sakit, tapi gue tau tujuan dia sekarang buat ngejemput dan ngajak gue pulang.
Gue belum pulang dan bergerak kemana mana sejak kemarin. Walaupun Tante Akira menginap dan tidur di sofa, gue memutuskan untuk duduk di sebelah Mikasa, dan tertidur sampai pagi di sebelah dia.
I just... can't leave her.
"Ter, nanti kalo Mikasa bangun, tante kabarin kamu. Sekarang kamu pulang, mandi, bersih bersih. Ya?"
Dan akhirnya kalimat dari Tante Akira itu yang berhasil membuat gue berdiri dari kursi gue dan mengikuti Kanu keluar dari kamar ini.
"Mikasa masih pucet banget Nu, dia udah sadar beberapa kali, tapi dia cuma diem... nangis... terus tidur lagi." Ujar gue lemas saat gue dan Kanu udah masuk ke dalam lift.
"Dia bakalan cepet pulih kok Ter. Mikasa anaknya kuat." Kanu tersernyum tulus ke arah gue. Senyum yang cuma dia tunjukin setiap gue berada di keadaan terpuruk kaya gini. Senyum yang entah kenapa bisa menenangkan gue walaupun cuma beberapa detik.Di mobil, gue cuma bisa memandang keluar jendela, memandang keadaan Jakarta yang selalu ramai sambil mengingat ngingat jadwal gue hari ini. Harusnya hari ini gue ada syuting, tapi karena cidera di kepala gue jadwal gue diganti menjadi rekaman suara yang harusnya gue lakuin sama Kanu hari ini. Tapi, gue tau kalo gue gak akan bisa fokus kerja hari ini.
"Nu... rekaman hari ini..."
"Kita rekamannya minggu depan aja. Gue udah bilang ke semuanya kalo lo gak bisa kerja, dan mereka udah setuju kok. Gue bilang cidera lo butuh istirahat lebih, jadi mereka gak bisa apa apa juga kan." Kanu memotong omongan gue, dan gue langsung mengangguk lega.Sejak gue balik dari Korea, manager gue yang biasanya mengurus segala hal yang gue perlukan mendadak harus berhenti karena orang tuanya sakit. Tapi karena gue kekeuh mau nunggu dia, gue jadi harus beraktifitas tanpa bantuan manager. Dan gue jadi bersyukur banget karena Kanu bisa membantu gue dalam hal hal kaya gini. Hal hal yang gak bisa gue kerjakan sendiri.
Sesampainya di rumah, gue langsung mandi dan makan. Gue juga langsung memutuskan untuk tidur sebentar karena gue tau tadi malem gue gak sepenuhnya tidur, dan gue sadar kalo gue begini terus, nanti malah gue sakit dan Mikasa pasti bakalan marah kalau gue gak bisa jaga diri gue sendiri.
Tapi baru aja gue tidur 3 jam, gue udah kebangun lagi dan memutuskan untuk balik ke rumah sakit. Dan akhirnya setiap hari berjalan seperti ini.
5 hari berlalu, dan gue masih aja duduk di samping Mikasa di tengah kegelapan. Tante Akira memutuskan untuk tidur di hotel sejak beberapa hari yang lalu, karena dia tau gue bakalan terus jaga Mikasa.
Gue berdiri dari sofa saat gue melihat infus Mikasa yang sudah hampir habis. Lalu mata gue beralih ke perempuan kecil yang masih terbaring lemah di depan gue ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terry Augusta (Completed)
Fiksi UmumStory about two people that live in a really different world meets for the first time. One of them think this is the beginning of the other person's sad love story, while the other one think that this is a beautiful fate that's made in heaven.