Nayeon masuk ke dalam kamar inap Jungkook dengan sekantung plastic belanjaan di kedua tangannya. Matanya langsung menatap kearah Jungkook yang terdiam mengarah ke jendela luar ruangan.
"hai, sedang apa?" tanya Nayeon seselesainya menyimpan barang bawaan. Jungkook yang baru tersadar dengan keadaan Nayeon kemudian membalikkan tubuhnya. "sejak kapan kau disini?" tanya Jungkook bingung.
"kurangi kebiasaan melamun mu, aku datang pun kau bahkan tidak tau," Nayeon pergi meninggalkan posisi Jungkook dan duduk di sofa merapihkan meja di depan nya "mau makan sesuatu?"
Jungkook terdiam, sebenarnya, ada sesuatu yang ingin ia katakana pada Nayeon. Semua curahan hatinya, namun Nayeon tidak pernah bisa untuk sekedar mendengar dan memberikan pendapat tentang keluhan hati Jungkook.
"sebenarnya aku—"
*ponsel Nayeon berdering*
"oh! Tunggu," tangan kiri menjulu kedepan dan tangan kanan sibuk merogoh tasnya untuk mengambil ponsel yang berdering
=ne? yeobboseyo?=
Nafas Jungkook terbuang berat. Lagi- dan lagi, setiap ia bersama dengan Nayeon, hanya akan diganggu oleh pekerjaan yang Nayeon miliki. Memang, Nayeon memang hanya memiliki butik pakaian ternama dengan ditambah dirinya sebagai model. Tapi, kali ini Jungkook sedang sakit! Apa dia tidak bisa hanya sekedar menunda semua pekerjaan nya demi calon suaminya?
"Bunny miyan kurasa.."
"kha (pergi)" ujar Jungkook tanpa melihat wajah Nayeon
"ye?"
"kharagu (ku bilang pergi)" kali ini ia mengigit bibir dalam nya. Nayeon menatap punggung Jungkook gusar sambil meremas ponselnya "hh keude, aku akan menelfon Taehyung untuk menjagamu siang ini. Oke?" Nayeon mulai mengetik nomer Taehyung.
"andwe (jangan), dia sedang menghadiri rapat penting." Kepala Jungkook tertunduk "sebaiknya kau pergi sebelum terlambat. Aku akan baik-baik saja disini"
Nayeon bergegas merapihkan tasnya "baiklah," mendekat kearah Jungkook dan member kecupan di pipi mulus Jungkook "aku pergi!"
Grek!
"asih," dengan geram Jungkook mengelap pipi yang sebelumnya di cium oleh Nayeon "bodoh,"
***
"chua? (kau suka)" tanya Jin sambil ikut makan ice cream bersama Jihyo, dengan anggukan lucu Jihyo seolah menjawab pertanyaan Jin.
"o?" mata Jihyo membulat "oppa, dimana cincinmu? Kau—melepasnya?" raut wajah Jihyo berubah. Jin gelagapan, memang sejak Jihyo dirawat di rumah sakit Jin tidak mengenakan cincin tunangan mereka. Bahkan ia lupa menaruhnya.
"aa, aku lupa, tadi saat mandi malah melepaskan cincin itu. Aku hanya tidak ingin cincin nya terlepas karna licin terkena sabun" alas an Jin.
"tapi, aku juga suka mandi dengan cincin itu. Dan itu tidak menjadi masalah, kau—bersel-i?"
Entah mengapa Jin malah emosi mendengar ucapan Jihyo yang menurutnya membesar-besarkan perkara kecil. "Kya!" Tangan Jin hampir menampar wajah Jihyo yang ketakutan.
"kya?" bingung Jihyo
"hah. apa mau mu?!" Jin berdiri dan menaruh ice cream yang belum selesai dimakan. "hanya karna masalah sepele seperti ini kau mau meributkan nya? aku selama ini mencoba menahan semua ocehan ayahmu! Tapi kau? Hanya karna aku tidak memakai cinicn, kau beranggapan yang tidak-tidak?"
BRAK!
Jin memukul meja didepan dia dan Jihyo. Jihyo tersentak kaget.
"annio.. oppa, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertanya--"
"sudahlah! Kau merusak mood ku! Aku pergi,"
"oppa! Oppaa!!!" Jihyo menjambak poninyapelan sambil merunduk menyesal "aohh cham!"
***
Jungkook mendorong kursi rodanya untuk menuju pintu keluar. Saat membuka pintu, dilihat nya Jihyo yang sedang terdiam didepan nya tanpa tiang infusan dengan raut wajah yang murung.
Jihyo mendengakkan kepalanya dan menatap Jungkook yang kini tepat berada di depan nya.
"oh J j jungkookie, miyan.. nega.." ujar Jihyo terbata menahan tangisan
"mau pergi ke suatu tempat bersamaku?" tanya Jungkook tersenyum mencoba menghibur Jihyo. Tanpa membalas dengan ucapan, anggukan Jihyo mengiyakan pertanyaan Jungkook. Dengan cepat ia merebut tuas kursi roda Jungkook dan mengusap bawah matanya.
Di atap rumah sakit.
"kenapa— disini?" tanya Jihyo sambil terus mendorong kursi roda Jungkook dengan suara sumbang. "karna disini kau bisa lebih bebas menceritakan masalahmu" Jungkook melepaskan tangan Jihyo dari tuas kursi rodanya dan meminta Jihyo untuk duduk di bangku yang tepat berada di depan Jungkook.
"menangislah," pinta Jungkook
"syiro(tidak mau)" Jihyo memalingkan pandangan nya
"menangis!" pinta Jungkook lagi
"syiroo!" mata Jihyo terpejam
"cham, ku pinta kau menangis supa—"
"SYIROYO!!!" Jihyo mulai menangis dengan wajah yang membuat Jungkook malah melengkungkan senyumnya "appo.. huuu.. hah.. huuu.. apoo Jungkookie, appoo.... Jinja apooo.. huaaa.."
Jungkook kemudian memegang kedua tangan Jihyo "miyan, aku tidak bisa berdiri dan memelukmu dengan benar—Jihyo-ya"
COBA YA DI LIKE AND KOMENT PENDAPAT KALIAN INI GARING ATO GAK. MAAP KALO GARINK^^
HEHE MAKASIH READERS Q!! CALANGHE<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Yourself (BTS❤Twice)
Teen Fiction"Setelah aku mengenalmu, aku mengerti arti hidup sesungguhnya" Jungkook "Lebih menderita mana? dincintai sepihak atau mencintai sepihak?" Ji Hyeo . . . . Cerita tentang kisah cinta member BTS dan Twice yang di 'idekan' dari poster mereka...