Seselesainya Jihyo cek di dalam lab.
"dimana si bodoh? Kenapa aku dititipkan kepadamu? Maaf ya jadi merepotkan" Jihyo merundukan kepalanya. Momo tersenyum "gwenchanaa" bahu Jihyo di tepuk pelan oleh Momo "dia ada urusan dengan Sana"
"lagi?" tanya Jihyo aneh "hh tidak ada kapok-kapoknya" berjalan menjauh dari depan ruang lab.
"Jihyo" panggil Momo "bisa kita bicara sebentar?"
Jihyo mengangguk dan mencari tempat duduk untuk mereka.
***
"Sana! Ada apa?!" jimin mendobrak pintu dan masuk kedalam ruang latihan. Dilihatnya Sana yang terdiam sambil menangis dipojokan jendela "kya, katakana padaku. Ada apa? Kemana Ho Seok?"
Sana menghadap Jimin dan memeluk nya "Jimin-ssi" kemudian menangis di pundak Jimin "diam seperti ini untuk sementara waktu" pinta Sana.
Jimin terdiam sambil membalas pelukan Sana.
***
"menurutmu, Jimin itu seperti apa?" tanya Momo tiba-tiba seketika mereka sampai di ujung ruangan tepat di depan kamar eomma Momo dirawat.
"m, Jimin itu cadel, baik, lucu, tapi kadang dia menyebalkan" Jihyo menatap Momo sambil meringis "aku sangat setuju pada kalimat terakhirmu. Dia memang menyebalkan"
"ada apa? Apa kau bertengkar dengan Jimin?" tanya Jihyo memastikan sambil sesekali melirik Momo yang merunduk.
"sudah bertahun-tahun aku menahan nya. namun semua nya tidak pernah bisa sirna" ujar Momo tersenyum sambil merunduk.
"jadi, kau masih menyukai Jimin? Sampai sekarang?" tanya Jihyo antusias. "kurasa begitu. Aku juga tidak mengerti,"
"kau pasti bisa!" Jihyo menepuk pundak Momo "Jimin mudah di taklukan bila kauselalu berada bersama nya, semua orang kan membutuhkan orang yang lebih sering berada dekat dengan nya"
***
Sepulang nya dari rumah sakit, Jihyo merebahkan tubuhnya diatas kasur. Matanya terttutup seolah merasa lelah dengan kejadiian hari ini. Tiba-tiba secara mustahil, bayangan bibir Jungkook yang mengarah tepat ke bibir Jihyo muncul!
"ANDWE!" teriak nya sambil menutup wajah yang sudah memerah "aku tidak mungkin memikirkan hal bodoh tadi siang! Jungkook seperti itu hanya karna dia hilaf. Anni, aku tidak boleh!" berulangkali ia memukul ujung kasur dan kemudian berteriak.
--oo
"bagaimana tunanganmu?" tanya Jin yang mala inii sedang dinner bersama Nayeon di restoran nya. Nayeon menyuapkan daging masakan Jin dengan lahap "sama seperti biasa. Dia masih mencintaiku, dan aku masih mencintainya"
"aa~" dengan santai Jin mengangguk mengiyakan pernyataan Nayeon.
"lalu, kau sudah mendapatkan wanita pujaanmu? Hehe jangan sampai tidak menikah loh, kau sudah lebih untuk menjadi seorang pria mapan"
"aku menunggu seseorang" tatapan nya tajam kearah Nayeon
"menunggu? Hmm, kurasa itu adalah hal yang paling membosankan" Nayeon tertawa.
"maka dari itu, jangan buat aku menunggu"
Nafas Nayeon tertahan di tenggorokan.
--oo
Di kamar rumah sakit, Jungkook lagi-lagi di temani Taehyung. Kali ini mereka menonton siaran sepak bola favorite mereka. Namun Jungkook tak sedikitpun terlihat senang.
'kemana sih Jihyo? Sudah ku berikan nomer, tapi tidak menghubungiku. Ah tau begini, aku saja yang meminta nomernya' keluh Jungkook sambil meremas ponsel miliknya.
"HAATS! HATS! KYAAA!! AAA~" seruan terkahir kecewa.
"brisik!" Jungkook menoyor kepala Taehyung. "Ah! Ada apa sih? Biasanya kau juga menikmati acara ini"
"kurasa aku butuh hiburan lain"
Taehyung menyunyah ciki di depan nya, dan tak menghiraukan permintaan Jungkook "IYA! TERUUUS! G-GOL? AHHH!!"
"orang gila" keluh Jungkook mendorong kursi rodanya keluar dari kamar.
"JUNGKOOK MAU PERGI KEMANA?" teriak Taehyung.
--oo
Sana mengajak Jimin untuk latihan menari menggantikan posisi Ho Seok untuk sementara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Yourself (BTS❤Twice)
Teen Fiction"Setelah aku mengenalmu, aku mengerti arti hidup sesungguhnya" Jungkook "Lebih menderita mana? dincintai sepihak atau mencintai sepihak?" Ji Hyeo . . . . Cerita tentang kisah cinta member BTS dan Twice yang di 'idekan' dari poster mereka...