Chapter 5 • Because Claire

39.4K 3.8K 102
                                    

Berkali-kali Ethan mencoba memejamkan matanya dengan berbagai macam posisi tidur, lelaki itu merasa percuma karena tak bisa kunjung tertidur.

"Ah, sialan!" Ethan kemudian terduduk sambil mengacak-acak rambutnya.

Dia terdiam sejenak, mengamati satu persatu ornamen yang terdapat di kamarnya yang begitu gelap ini.

Hanya cahaya dari gedung sebelah yang memenuhi cahaya kamarnya karena Ethan membuka lebar-lebar gordennya.

Hanya satu yang memenuhi pikiran Ethan pada saat itu.

Claire.

Ethan menatap salju yang turun dan membayangkan betapa dinginnya di luar sana. Ethan yakin wanita itu bisa menyewa kamar hotel untuk dirinya sendiri. Tapi, Ethan tidak yakin bila Claire akan menginap di hotel. Karena pikiran Claire tidak bisa ditebak hingga saat ini.

"Sial! Kenapa dia tak kunjung pergi dari pikiranku?" Ethan mengusap wajahnya.

Dan dia merasa sudah tidak waras ketika dia malah bangkit dari kasur dan mengambil mantel tebal lalu memutuskan untuk pergi keluar untuk... mencari Claire.

Baru saja pintu otomatis Ethan terbuka dan Ethan melangkah satu langkah dari depan pintu penthouse-nya, langkahnya sudah terhenti ketika dia tersentak kaget saat melihat wanita gila itu ada di samping pintu penthouse-nya.

Anehnya, Ethan menghembuskan napas lega karena Claire masih berada di sekitar sini.

Ethan seharusnya tidak perduli, tapi Ethan kemudian mendekati Claire yang terduduk di lantai sambil menelungkupkan wajahnya pada kedua tangannya yang terlipat diatas kaki-nya yang tertekuk.

Rambut panjang Claire yang berwarna cokelat menutupi seluruh wajah wanita itu. Ethan kemudian ikut berjongkok dihadapan Claire yang tertidur.

Ethan tahu, tidur Claire bukan dalam posisi yang nyaman. Dan sialnya, rasa bersalah memenuhi relung hati Ethan begitu saja. Apalagi setelah Ethan dengan perlahan mengambil sebuah obat berbentuk gel yang terdapat di dalam botol kecil yang di genggam Claire.

Hati Ethan terenyuh ketika membaca tulisan di botol tersebut. Itu adalah obat oles pereda rasa nyeri untuk luka lebam seperti yang terdapat pada tengkuk Ethan.

"Apa kau pergi ke toko obat dulu untuk membeli ini, huh?" Tanya Ethan sambil berbisik. Dia ingin berbicara pada Claire tanpa membangunkan wanita itu. "Aku tidak menyangka di balik sikap bodohmu kau perhatian juga padaku."

Ethan tertawa kecil sambil mengusap pelan rambut Claire yang terasa halus ketika menyentuh telapak tangannya.

Kemudian, tanpa pikir panjang Ethan pertama-tama mengambil seluruh paperbag belanjaan Claire dan memasukkannya kembali kedalam penthouse. Lalu di susul Ethan yang perlahan menggendong Claire dan membawa-nya masuk.

Pada saat Ethan membaringkan Claire di kasur, dia menatap lama wajah Claire yang pulas tertidur.

Ethan kemudian tertawa kecil, "dalam posisi tidur tidak nyaman pun kau bisa tidur nyenyak. Sepertinya kau memang gelandangan sejati."

Tapi Ethan langsung memejamkan matanya rapat-rapat dan menyesali ucapannya yang baru saja dia katakan. Rasanya, meledek Claire sama saja meledek Kattnes -mendiang istri-nya.

Di sentuhnya pipi Claire perlahan dan Ethan merasakan pipi Claire yang dingin ketika di sentuhnya.

Dengan cepat Ethan lalu menarik selimut tebal dan menyelimuti Claire sampai ke dagu.

Dilihatnya Claire yang menggeliat lalu tersenyum dengan matanya yang terpejam. Menandakan bahwa wanita itu kini sudah nyaman dalam tidurnya.

Ethan lalu teringat pada obat oles yang ada di saku mantelnya dan kemudian mengambil obat itu.

Dear Future Wife [Terbit di aplikasi DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang